Saat masih kecil, orang tua Anda mungkin segera meminta Anda masuk ke rumah saat turun air hujan. Pasalnya, hujan kerap dikaitkan dengan penyakit seperti flu, masuk angin, hingga diare.
Pandangan tersebut sangatlah wajar karena tidak sedikit orang yang jatuh sakit setelah kehujanan.
Namun, apakah benar sakit yang Anda alami disebabkan oleh hujan? Simak ulasan berikut untuk tahu jawabannya.
Kenapa air hujan dianggap bikin sakit?
Anggapan air hujan yang bisa membuat sakit hanyalah sebuah mitos. Sampai saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hujan bisa membuat seseorang demam atau mengalami masalah kesehatan lainnya.
Alasan kenapa air hujan dianggap bikin sakit adalah karena terjadi perubahan suhu pada lingkungan dan tubuh Anda saat terjadi hujan.
Perubahan suhu itulah yang akan membuat virus dan bakteri lebih mudah berkembang sehingga timbul berbagai macam penyakit.
Rhinovirus merupakan jenis virus penyebab flu yang banyak ditemukan pada musim hujan karena kemampuannya dalam hidup dan berkembang pada suhu dingin.
Virus ini bisa menempel di rongga hidung atau tenggorokan. Namun, jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik, virus dan bakteri penyebab sakit saat hujan ini dapat dilawan.
Oleh karena itu, cara terbaik untuk mencegah sakit pilek saat hujan adalah dengan menjaga sistem kekebalan tubuh, misalnya dengan makan makanan bergizi dan beristirahat yang cukup.
Fakta menarik tentang air hujan
Selain bukan menjadi penyebab berbagai penyakit, berikut adalah fakta menarik lainnya tentang air hujan yang mungkin belum Anda tahu.
1. Bau air hujan
Saat tetesan air mengenai tanah, Anda mungkin mencium bau hujan yang cukup khas. Aroma yang terbentuk dari hujan ini dikenal dengan istilah petrikor.
Namun, perlu Anda tahu bahwa aroma ini bukan berasal dari hujan, melainkan berbagai zat yang dilepaskan tanah saat terkena hujan.
Tahukah Anda?
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika saat ini banyak pengharum ruangan yang menggunakan petrikor sebagai salah satu aromanya.
2. Bentuk tetesan air hujan
Selama ini tetesan hujan kerap digambarkan seperti air mata dengan ujung runcing dan dasaran yang melengkung. Faktanya, bentuk hujan saat pertama kali meninggalkan awan adalah bulat.
Setelah itu, gesekan yang diterima tetes hujan saat mendekati tanah akan membuat bentuknya berubah seperti setengah bola pipih.