Hormon tiroid memiliki berbagai fungsi penting untuk tubuh manusia. Kelebihan hormon tiroid atau dalam istilah medis disebut tirotoksikosis bisa menimbulkan gejala serius, seperti tubuh gemetar dan jantung berdebar. Lantas, bagaimana cara mengatasinya?
Apa itu tirotoksikosis?
Tirotoksikosis adalah suatu kondisi ketika kadar hormon tiroid terlalu tinggi dalam aliran darah hingga menimbulkan gejala pada pasien.
Hormon tiroid yang terdiri dari tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dihasilkan oleh kelenjar tiroid, yakni kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak pada bagian pangkal leher.
Meski sama-sama ditandai dengan tingginya kadar hormon tiroid dalam darah, tirotoksikosis ini berbeda dengan hipertiroidisme.
Hipertiroidisme atau hipertiroid terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon.
Sementara itu, tirotoksikosis atau thyrotoxicosis adalah istilah medis yang merujuk pada gejala klinis yang timbul akibat tingginya kadar hormon tiroid dalam darah.
Tingginya kadar hormon tiroid ini tidak selalu disebabkan oleh hipertiroidisme, tetapi juga dapat terjadi akibat gangguan tiroid lain atau efek samping obat.
Tirotoksikosis vs hipertiroidisme
- Tirotoksikosis: gejala klinis yang muncul akibat kadar hormon tiroid terlalu tinggi dalam aliran darah, yang disebabkan oleh hipertiroidisme, penyakit tiroid, dan efek samping obat.
- Hipertiroidisme: kondisi saat kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroid.
Tanda dan gejala tirotoksikosis
Gejala klinis bervariasi mulai dari asimtomatis (tidak bergejala), subklinis atau ringan, hingga badai tiroid yang mengancam jiwa.
Gejala yang khas disebabkan karena tingginya metabolisme tubuh akibat kelebihan hormon tiroid antara lain:
- penurunan berat badan drastis,
- intoleransi panas (tubuh terasa kepanasan) dan
- jantung berdebar atau palpitasi.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan antara lain:
- tremor,
- eksoftalmus (bola mata terlihat menonjol),
- lemas,
- takikardia (detak jantung cepat),
- kecemasan,
- perubahan suasana hati,
- masalah kulit,
- gangguan siklus haid pada wanita, hingga
- yang paling berbahaya yaitu badai tiroid yang bisa menyebabkan kematian.
Wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena thyrotoxicosis daripada pria. Pada wanita, kondisi ini dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur dan bahkan bisa mengurangi kesuburan.
Mungkin ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan dalam daftar di atas. Jika Anda merasa khawatir terhadap gejala tertentu, konsultasikan dengan dokter.
Penyebab tirotoksikosis
Penyebab utama dari tirotoksikosis adalah hipertiroidisme. Tingginya kadar hormon tiroid dalam tubuh juga bisa disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain sebagai berikut.
1. Penyakit Graves
Penyakit Graves adalah gangguan autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid menjadi agresif. Kondisi ini setidaknya memengaruhi sekitar 80% kasus hipertiroidisme.
Pada tubuh pengidap penyakit Graves, sistem imun menyerang kelenjar tiroid. Hal ini membuat kelenjar rusak dan dapat mengeluarkan hormon lebih banyak daripada biasanya.
2. Nodul tiroid
Gangguan tiroid yang kerap disebut gondok lokal ini ditandai dengan munculnya benjolan padat atau berisi cairan dalam kelenjar tiroid.
Benjolan ini dapat muncul tunggal dalam ukuran besar (toxic thyroid adenoma) maupun banyak dalam ukuran lebih kecil (toxic multinodular goitre).
3. Tiroiditis
Tiroiditis adalah peradangan pada kelenjar tiroid akibat infeksi, gangguan autoimun, atau efek samping obat. Kondisi ini bisa menyebabkan produksi hormon tiroid meningkat.
Jenis tiroiditis subakut akibat infeksi atau tiroiditis postpartum yang muncul setelah persalinanlah yang biasanya menimbulkan tirotoksikosis.
4. Struma ovarii
Struma ovarii adalah jenis tumor ovarium yang langka. Studi dalam Singapore Medical Journal (2015) menyebut penyakit ini hanya mencakup 1% dari semua tumor ovarium.
Penyakit ini ditandai dengan komponen jaringan tiroid yang lebih dari 50% pada tumor. Dalam beberapa kasus, hal ini berpotensi menyebabkan tirotoksikosis.
5. Efek samping obat
Thyrotoxicosis terkadang disebabkan oleh penggunaan hormon tiroid buatan dalam dosis yang berlebihan untuk mengobati kelenjar tiroid tidak aktif atau hipotiroidisme.
Obat resep dokter lainnya, seperti amiodarone untuk aritmia, juga mampu merangsang kelenjar tiroid sehingga menyebabkan kelebihan produksi hormon.