backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kulit yang Ditekan Susah Balik Lagi? Waspada Pitting Edema

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti · Tanggal diperbarui 25/07/2022

Kulit yang Ditekan Susah Balik Lagi? Waspada Pitting Edema

Pernahkah Anda mengalami pembengkakan di kaki yang membentuk cekungan saat ditekan? Hati-hati, bisa jadi ini merupakan salah satu gejala pitting edema.

Apa itu pitting edema dan bagaimana cara penanganannya? Simak uraiannya berikut ini.

Mengenal pitting edema

pitting edema adalah

Pitting edema adalah kondisi ketika bagian tubuh yang membengkak membentuk cekungan atau lesung saat ditekan.

Kondisi ini bisa menjadi tanda dari masalah kesehatan serius yang menyebabkan penumpukan cairan pada bagian tubuh tertentu (edema).

Meski begitu, pitting edema tidaklah sama dengan edema. Edema sendiri lebih mengacu pada pembengkakan yang disebabkan oleh penumpukan cairan berlebih di dalam tubuh.

Pembengkakan terjadi ketika ada sesuatu yang mengganggu pengeluaran cairan dalam tubuh. Akibatnya, cairan interstisial yang terdapat di antara sel-sel tubuh pun menumpuk.

Sementara itu, pitting edema merupakan edema yang disertai dengan lekukan (pitting) pada area yang terdampak. Saat area yang bengkak ditekan, akan muncul lekukan atau seperti lubang.

Namun, edema akan mengempis dengan sendirinya, terutama yang terjadi pada kaki, pergelangan kaki, dan tungkai. Kelebihan cairan yang menumpuk ini terutama terdiri dari air.

Kondisi ini juga dapat terjadi selama kehamilan. Pembengkakan sementara itu normal dan Anda pun tidak perlu khawatir. Ini karena selama kehamilan, cairan tubuh akan meningkat guna membantu perkembangan janin.

Pembengkakan juga terjadi karena volume cairan dan darah dalam tubuh meningkat drastis. Ini membuat pembuluh darah kecil mengeluarkan cairan ke jaringan terdekat hingga menyebabkan edema.

Tanda dan gejala pitting edema

Umumnya, pembengkakan akibat penumpukan cairan membuat kulit terasa lebih kencang, berat, atau perih. Selain itu, ada juga gejala lainnya, seperti:

  • kesemutan atau rasa terbakar di sekitar pembengkakan,
  • kulit terasa kaku,
  • kulit terasa hangat atau panas saat disentuh,
  • mati rasa,
  • kram,
  • kembung,
  • kelelahan, dan
  • nyeri dada.
  • Penyebab pitting edema

    jantung koroner bisa sembuh

    Beberapa kondisi diketahui dapat menyebabkan edema jenis ini. Oleh sebab itu, jika Anda mengalami salah satu kondisi di bawah, bisa jadi itu penyebab edema yang Anda alami.

    1. Penggunaan obat-obatan tertentu

    Dilansir dari MedlinePlus, terdapat beberapa jenis obat yang bisa menimbulkan efek samping seperti pitting edema. Obat-obatan yang dimaksud meliputi:

    • obat tekanan darah tinggi (ACE inhibitor, beta blocker),
    • kortikosteroid (prednison, triamsinolon, prednisolon, dan lain-lain),
    • estrogen,
    • obat penyakit jantung (acebutolol, bisoprolol, betaxolol),
    • anti-inflamasi nonsteroid (NSAID), dan
    • obat diabetes.

    2. Trombosis vena dalam

    Trombosis vena dalam (DVT) terjadi saat gumpalan darah terbentuk dalam pembuluh vena yang terletak jauh di dalam tubuh. Kondisi ini biasanya akan memengaruhi kaki Anda.

    Bekuan atau gumpalan darah ini bisa merusak vena dan mengganggu aliran darah, yang akhirnya menyebabkan pembengkakan di kaki.

    Pada beberapa kasus, trombosis vena dalam juga bisa berkembang menjadi insufisiensi vena.

    3. Gagal jantung kongestif

    jenis jantung lemah

    Saat jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh sebagaimana mestinya, ini berarti Anda mulai mengalami gagal jantung kongestif.

    Sebagai akibatnya, darah bisa menumpuk pada anggota tubuh bagian bawah dan menyebabkan pitting edema.

    Pada beberapa kasus, gagal jantung kongestif juga bisa menyebabkan penumpukan cairan pada paru-paru. Inilah alasan kenapa orang dengan gagal jantung kongestif kadang bisa mengalami sesak napas.

    4. Sirosis

    Penyakit hati ini ditandai dengan pembentukan fibrosis (jaringan parut yang bersifat permanen) pada hati. Saat fibrosis hati mulai meluas, fungsi hati mulai gagal.

    Pada saat yang sama, darah yang berasal dari sistem pencernaan mungkin akan mengalir kembali dan menyebabkan peningkatan tekanan darah pada hati.

    Ini membuat cairan bocor dan keluar dari pembuluh darah, lalu masuk ke perut Anda sehingga timbullah asites (penumpukan cairan pada perut). Selain itu, cairan ini pun juga bisa menumpuk di kaki.

    5. Insufisiensi vena

    Insufisiensi vena merupakan suatu kondisi yang menggambarkan bahwa pembuluh darah di kaki tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Akibatnya, vena pun tidak bisa memompa darah ke jantung dengan efisien.

    Cairan akhirnya dipaksa keluar dari pembuluh darah vena, lalu masuk ke jaringan sekitarnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya penumpukan cairan pada kaki, juga pitting edema.

    Bagaimana cara menangani pitting edema?

    latihan ringan untuk penanganan edema

    Untuk bisa mengatasi pitting edema, Anda harus tahu apa kondisi yang mendasarinya. Maka dari itu, penting untuk mendiagnosis dan mengobati penyebabnya dengan benar.

    Seiring berjalannya waktu, edema yang tidak ditangani bisa menyebabkan kerusakan jaringan jangka panjang yang mengakibatkan kulit pecah-pecah. Ada pula kemungkinan peningkatan risiko infeksi pada jaringan yang terkena.

    Kasus pitting edema ringan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Meski begitu, Anda dapat membantu mengurangi pembengkakannya dengan meninggikan anggota tubuh yang terkena.

    Sementara itu, jika kasusnya lebih berat, mungkin dokter akan meresepkan Anda obat-obatan diuretik, seperti furosemid.

    Pitting edema yang lebih berat umumnya memerlukan manajemen jangka panjang, bergantung pada penyebab yang mendasarinya.

    Akan tetapi, Anda bisa membantu meningkatkan sirkulasi darah di area yang terkena dengan beberapa cara, misalnya mengompresnya.

    Nah, saat penyebabnya sudah benar-benar berhasil diobati, pitting edema mungkin tidak akan kambuh lagi. Namun, Anda perlu memperbaiki gaya hidup dan pola makan untuk menurunkan risiko kambuh.

    Perubahan yang dilakukan bisa seperti menghindari duduk atau berdiri terlalu lama, tetap aktif, dan melakukan olahraga ringan untuk mengurangi pembengkakan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti · Tanggal diperbarui 25/07/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan