Perubahan tekanan udara atau air secara tiba-tiba rupanya bisa menjadi hal yang membahayakan bagi kesehatan. Salah satu risiko yang dapat ditimbulkan dari kondisi tersebut adalah penyakit dekompresi atau decompression sickness.
Lantas, kondisi seperti apa yang bisa menyebabkan penyakit dekompresi? Adakah cara yang tepat untuk mengatasinya? Simak informasi berikut untuk mengetahui lebih lanjut tentang decompression sickness.
Apa itu penyakit dekompresi?
Penyakit dekompresi adalah kondisi ketika pembuluh darah atau jaringan organ di dalam tubuh tersumbat oleh gelembung yang terbentuk dari nitrogen atau gas lainnya.
Pembentukan gelembung tersebut terjadi ketika ada perubahan tekanan udara atau air secara tiba-tiba. Ini merupakan salah satu risiko kesehatan bagi para penyelam, pendaki, atau pekerja di pesawat.
Pasalnya, saat seseorang menyelam atau berada di ketinggian, tekanan di sekitar tubuhnya akan meningkat. Sebagai respons alami, tubuh akan menyerap lebih banyak gas, terutama nitrogen.
Alhasil, ketika Anda kembali ke dasar laut atau turun ke tempat lebih rendah terlalu cepat, tubuh Anda tidak akan memiliki waktu yang cukup untuk mengeluarkan nitrogen yang sudah dihirup
Saat nitrogen tidak bisa dikeluarkan, gelembung-gelembung kecil secara alami akan terbentuk di dalam tubuh dan mengakibatkan penyumbatan.
Tanda dan gejala penyakit dekompresi
Mengutip dari laman Divers Alert Network, gejala decompression sickness bisa muncul dalam jangka waktu 15 menit sampai 12 jam setelah penyelam naik ke permukaan.
Berikut adalah beberapa gejala yang harus diwaspadai.
- Pandangan kabur.
- Pusing.
- Nyeri dada.
- Kebingungan.
- Kesemutan atau mati rasa.
- Ruam kulit.
- Nyeri sendi.
- Kelelahan.
- Kejang-kejang.
- Henti napas.
- Pingsan.
- Keluar buih berdarah dari mulut atau hidung.
Dalam kasus yang lebih parah, gejala bisa muncul bahkan sebelum penyelam naik ke permukaan atau sesaat setelahnya.
Setiap orang mungkin mengalami gejala yang berbeda. Oleh karena itu, jika Anda merasa tidak nyaman usai kembali ke permukaan setelah menyelam, segeralah periksa ke dokter.
Penyebab penyakit dekompresi
Pembentukan gelembung yang menyumbat pembuluh darah atau jaringan organ merupakan penyebab decompression sickness.
Kondisi tersebut tentu bisa menimpa siapa saja yang mengalami perubahan tekanan air atau udara terlalu cepat. Namun, beberapa faktor berikut bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit dekompresi.
- Berusia di atas 30 tahun.
- Riwayat cedera otot atau tulang.
- Obesitas.
- Kurang tidur, kelelahan, atau mabuk laut.
- Riwayat sakit paru-paru atau jantung.
- Dehidrasi.
- Mengonsumsi alkohol atau merokok.
- Menyelam di perairan dingin.
Laman Health Harvard juga menyebutkan bahwa perempuan berisiko lebih tinggi mengalami penyakit dekompresi dibandingkan laki-laki.
Komplikasi decompression sickness
Meski decompression sickness pada umumnya ringan dan tidak membahayakan, kondisi ini sebaiknya tetap diperiksakan.
Pasalnya, decompression sickness yang tidak ditangani dengan tepat bisa menimbulkan beberapa komplikasi penyakit seperti berikut.
- Disfungsi kandung kemih atau seksual.
- Kelemahan otot.
- Kerusakan tulang.
- Kerusakan sumsum tulang belakang.
- Kelumpuhan.
- Disfungsi sensorik.
- Kematian.
Diagnosis decompression sickness
Saat menerima pasien yang diduga mengalami penyakit dekompresi, pertama-tama dokter akan menanyakan apakah pasien tersebut memiliki riwayat menyelam atau pergi ke tempat-tempat bertekanan tinggi.
Selain itu, dokter juga akan menanyakan terkait gejala yang dirasakan. Apabila gejala yang disebutkan mengarah pada decompression sickness, dokter mungkin akan menyarankan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti:
- tes darah,
- rontgen dada,
- MRI, atau
- CT scan.
Selalu ikuti petunjuk pemeriksaan dari dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Pengobatan penyakit dekompresi
Penting untuk segera menghubungi ambulans saat seseorang menunjukkan gejala penyakit dekompresi.
Sambil menunggu kedatangan ambulans, berikut adalah beberapa pertolongan pertama yang bisa Anda berikan untuk seseorang yang mengalami decompression sickness.
- Baringkan pasien dalam posisi miring. Jadi, jika pasien muntah, cairan tersebut tidak akan menghalangi jalan napas pasien.
- Berikan oksigen 100% murni dan awasi apakah pasien bisa bernapas dengan baik.
- Jika napas tersendat atau detak jantung melemah, beri CPR (resusitasi jantung-paru) dengan posisi telentang.
- Keringkan tubuh penyelam dan pakaikan selimut untuk menjaga kehangatan suhu tubuhnya.
Meski kondisi pasien membaik usai diberikan pertolongan pertama, penting untuk tetap membawanya ke rumah sakit.
Salah satu pengobatan yang kerap diberikan pada pasien penyakit dekompresi adalah terapi oksigen hiperbarik.
Terapi ini akan memberikan tekanan buatan pada tubuh sehingga gelembung bisa mengecil lalu menghilang. Pengobatan tambahan mungkin diberikan sesuai dengan gejala yang ada.
Pencegahan penyakit dekompresi
Penyakit dekompresi adalah sesuatu yang bisa dicegah dengan beberapa cara berikut.
- Selalu patuhi panduan penyelaman dan penerbangan.
- Jangan terbang atau pergi ke tempat tinggi dalam waktu kurang dari 24 jam setelah menyelam.
- Gunakan dive computer untuk mengukur kedalaman dan durasi penyelaman.
- Jangan minum alkohol sebelum dan setelah menyelam.
- Minum banyak cairan sebelum dan sesudah menyelam.
- Hindari mandi dengan air panas atau sauna setelah menyelam.
- Pastikan kondisi Anda prima sebelum menyelam.
Selain itu, jika Anda memiliki kondisi medis tertentu seperti sakit jantung atau paru-paru, penting untuk mendapat izin dari dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menyelam.
Semua tentang penyakit dekompresi
- Kondisi yang terjadi saat gelembung terbentuk dalam tubuh karena perubahan tekanan udara atau air secara tiba-tiba.
- Gejala dapat timbul sejak penyelam masih berada di dalam air, sesaat setelah kembali ke permukaan, hingga 12 jam setelahnya.
- Diatasi secara medis dengan terapi oksigen hiperbarik.
[embed-health-tool-bmi]