backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

7 Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia yang Umum Terjadi

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    7 Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia yang Umum Terjadi

    Pernahkah Anda membayangkan kalau tubuh kesulitan untuk buang air kecil atau besar setiap harinya? Itu merupakan salah satu gangguan pada sistem ekskresi yang bisa berdampak besar bagi kesehatan.

    Untuk menjaga fungsi organ-organ tubuh Anda, inilah macam-macam penyakit pada sistem ekskresi yang perlu Anda ketahui.

    Berbagai gangguan kesehatan pada sistem ekskresi

    Tubuh manusia mengeluarkan zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan lagi melalui sistem ekskresi. Sistem ini terdiri dari ginjal, hati, usus besar, paru-paru, dan kulit yang memiliki fungsinya masing-masing.

    Zat sisa metabolisme harus diproses dan dikeluarkan melalui proses ekskresi. Gangguan pada sistem ini bisa membuat limbah menumpuk di dalam tubuh sehingga memicu berbagai masalah kesehatan.

    Berikut ini merupakan macam-macam penyakit pada sistem ekskresi yang yang perlu Anda waspadai.

    1. Sirosis hati

    komplikasi sirosis

    Gangguan pada organ hati atau penyakit liver bisa dialami siapa saja. Adapun, tahap akhir dari penyakit hati dalam istilah medis disebut sebagai sirosis hati.

    Sirosis terjadi saat cedera hati meninggalkan jaringan parut yang membuat hati tidak bisa bekerja normal. Ini bisa disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan, infeksi virus, atau efek obat-obatan.

    Orang dengan sirosis hati dapat merasakan mual, lesu, nafsu makan menurun, berat badan berkurang, hingga kulit atau mata menguning.

    2. Pneumonia

    Pneumonia atau sering kali disebut paru-paru basah terjadi akibat infeksi bakteri, virus, atau jamur. Penyakit ini menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada kantong udara (alveolus).

    Gangguan pada sistem sekresi ini menyerang alveolus yang berperan penting dalam proses pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2).

    Akibatnya, oksigen dari paru-paru sulit mengalur ke pembuluh darah. Pengidapnya akan mengalami gejala sesak napas, sakit dada, batuk berdahak, dan demam.

    3. Infeksi saluran kemih

    Pertumbuhan bakteri yang masuk ke dalam saluran kencing bisa menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK). Umumnya, bakteri Escherichia coli (E. coli) menjadi penyebab penyakit ini.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, infeksi saluran kemih lebih sering dialami oleh wanita. Meski begitu, pria, orang-orang paruh baya, dan anak-anak juga berisiko.

    Gangguan kesehatan ini bisa menyebabkan rasa panas saat buang air kecil (anyang-anyangan), nyeri panggul, serta urine keruh dan berbau tajam.

    4. Batu ginjal

    penyebab gagal ginjal

    Salah satu gangguan sistem ekskresi yang umum menyerang ginjal yakni batu ginjal. Penyakit ini disebabkan oleh pembentukan endapan keras dari mineral dan garam di dalam ginjal.

    Kelebihan asupan kalsium, kadar asam urat tinggi, infeksi, hingga faktor genetik dapat meningkatkan risiko munculnya batu dalam ginjal Anda.

    Pengidap penyakit ginjal ini mungkin mengalami nyeri pada bagian belakang dan bawah tulang rusuk, rasa terbakar saat berkemih, kencing berdarah, demam, mual, dan muntah.

    5. Radang usus besar

    Usus besar atau kolon menghasilkan limbah berupa feses. Salah satu gangguan pada organ ekskresi ini adalah radang usus besar atau pancolitis.

    Kondisi ini ditandai dengan nyeri perut, mual, muntah, diare, perdarahan anus, demam, kelelahan, serta penurunan nafsu makan dan berat badan.

    Radang usus besar bisa memengaruhi seluruh lapisan organ usus besar. Peradangan yang makin meluas tentu akan memperparah gejala yang Anda alami.

    6. Biang keringat

    Miliaria atau lebih dikenal sebagai biang keringat terjadi saat keringat, sel kulit mati, atau bakteri terperangkap di bawah lapisan kulit.

    Ganggan pada sistem ekskresi kulit ini menimbulkan lenting merah kecil, gatal-gatal, dan perih pada kulit. Umumnya, biang keringat muncul pada leher, bahu, dada, dan area lipatan kulit.

    American Osteopathic College of Dermatology menyebutkan miliaria lebih sering terjadi pada orang yang tinggal di lingkungan yang panas dan lembap, seperti iklim Indonesia.

    7. Jerawat

    Kulit berjerawat merupakan masalah kulit yang dikeluhkan banyak kalangan. Jerawat muncul saat keringat dan sel kulit mati menumpuk dalam pori-pori yang tersumbat, lalu terjadi pertumbuhan bakteri di dalamnya.

    Setiap orang bisa mengalami masalah kulit ini. Akan tetapi, jerawat lebih sering terjadi selama masa remaja akibat pengaruh hormon androgen yang meningkat pada masa pubertas.

    Tanda dan gejala jerawat bergantung pada tingkat keparahannya, mulai dari bintik putih atau hitam, bintilan berisi nanah, hingga benjolan pada kulit yang terasa sakit.

    Bagaimana cara mencegah gangguan sistem ekskresi?

    Munculnya penyakit pada sistem ekskresi bisa mengganggu homeostasis atau keseimbangan kondisi internal tubuh dan menyebabkan kerusakan organ.

    Pola hidup sehat umumnya bisa membantu Anda mencegah datangnya masalah kesehatan. Ini bisa Anda lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

  • Lebih bijak memilih asupan makanan yang sehat dan mengandung zat gizi seimbang, termasuk karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.
  • Mengolah makanan dengan cara yang lebih sehat ketimbang menggoreng, misalnya merebus, mengukus, atau menumis.
  • Memperbanyak minum air putih untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
  • Membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak secara berlebihan.
  • Melakukan olahraga rutin dan bergerak aktif setiap hari.
  • Berhenti merokok dan minum alkohol secara perlahan.
  • Mencukupi kebutuhan tidur, idealnya 7–9 jam per malam bagi orang dewasa.
  • Mengelola stres dengan baik agar tidak berdampak buruk pada kesehatan.
  • Tidak semua gangguan pada sistem ekskresi dijelaskan melalui pembahasan di atas. Masih ada beragam penyakit yang mungkin tergolong serius sehingga perlu Anda waspadai.

    Jika Anda memiliki kekhawatiran terhadap gejala penyakit tertentu, segera konsultasikan dengan dokter untuk memperoleh diagnosis dan tindakan yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan