Lupus merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang cukup banyak terjadi. Namun, pengetahuan masyarakat tentang fakta penyakit lupus masih terbilang minim dibandingkan penyakit kronis seperti sakit jantung, diabetes, kanker, hingga stroke.
Fakta seputar penyakit lupus yang wajib diketahui
Seperti penyakit autoimun lainnya, lupus membuat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ yang sehat. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dan perlu mendapatkan perawatan medis.
Berikut sejumlah fakta seputar penyakit lupus yang wajib diketahui.
1. Merupakan penyakit autoimun kronis
Lupus adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada jaringan ikat. Penyakit ini terjadi karena sistem imun keliru menyerang jaringan tubuh yang sehat.
Akibatnya, pengidapnya dapat mengalami kerusakan pada jaringan dan organ-organ tubuh, seperti:
- sendi,
- kulit,
- paru-paru,
- jantung,
- pembuluh darah,
- ginjal,
- sistem saraf, dan
- sel-sel darah.
2. Terbagi ke dalam beberapa jenis
Fakta lainnya seputar lupus yaitu penyakit ini terbagi ke dalam beberapa jenis. Setiap tipe memiliki ciri khas tersendiri, mulai dari gejala hingga bagian tubuh yang terdampak.
Berikut beberapa jenis penyakit lupus.
- Systemic lupus erythematosus (SLE): SLE merupakan jenis lupus yang paling umum. Penyakit ini menyerang sendi, pembuluh darah, kulit, otak, ginjal, serta paru-paru.
- Discoid lupus erythematosus: tipe lupus yang menyerang kulit dengan gejala khas berupa ruam.
- Subacute cutaneous lupus erythematosus: penyakit lupus yang membuat jaringan kulit terasa terbakar dan luka saat terkena paparan sinar matahari.
- Neonatal lupus: tipe yang dialami oleh bayi baru lahir akibat kelainan antibodi.
- Lupus akibat obat-obatan: gejala lupus muncul akibat konsumsi obat-obatan tertentu dan biasanya hanya berlangsung dalam waktu singkat.
3. 90% pengidapnya merupakan wanita
Fakta lapangan menunjukkan bahwa penyakit lupus lebih sering terjadi pada wanita. Risiko penyakit ini pada wanita 10 kali lebih besar dibandingkan pria.
Selain itu, penyakit ini juga lebih banyak ditemui pada kelompok usia 18 hingga 45 tahun. Namun, bukan berarti anak-anak dan lansia terhindar dari risiko penyakit lupus.
Wanita hamil juga lebih rentan terkena lupus. Jika lupus terjadi saat hamil, penyakit ini tidak hanya memengaruhi kesehatan ibu, tetapi juga perkembangan janin dalam kandungan.
4. Sulit untuk didiagnosis
Lupus dikenal sebagai penyakit seribu wajah. Ini karena gejalanya memiliki banyak kemiripan dengan berbagai penyakit lain.
Kemiripan gejala tersebut membuat lupus sulit didiagnosis. Akibatnya, penanganan sering kali terlambat dan baru dilakukan saat kondisi pasien sudah telanjur parah.
5. Penyebabnya belum diketahui secara pasti
Hingga kini, penyebab penyakit lupus masih belum diketahui secara pasti. Meskipun begitu, penelitian menyebutkan bahwa faktor genetik diduga berkontribusi dalam berkembangnya penyakit ini.
Namun, faktor genetik bukanlah satu-satunya penyebab. Beberapa penelitian lain menyebutkan bahwa paparan sinar matahari dan obat-obatan juga berpotensi memicu penyakit lupus.
6. Pengobatan tergantung gejala
Pengobatan lupus tergantung pada tanda dan gejala yang ditimbulkan. Sebagai contoh, jika gejala timbul akibat serangan sistem imun pada persendian, bagian itulah yang akan diobati dokter.
Pada umumnya, dokter akan meresepkan golongan obat NSAID seperti ibuprofen apabila gejala yang ditimbulkan sebatas nyeri sendi, nyeri otot, kelelahan, dan ruam kulit.
Namun, obat dengan dosis tinggi mungkin akan diresepkan jika terjadi komplikasi parah pada beberapa organ. Itu sebabnya, obat juga dapat menimbulkan efek samping yang luar biasa.
7. Tidak bisa disembuhkan
Lupus merupakan penyakit autoimun yang tidak dapat disembuhkan. Fakta yang ada menunjukkan bahwa pengobatan penyakit lupus dilakukan untuk mengatasi gejala yang dirasakan pengidapnya.
Selain itu, pemberian obat dilakukan untuk mencegah komplikasi. Dengan begitu, pasien dapat terhindar dari komplikasi yang lebih serius.
8. Dapat memicu komplikasi serius jika dibiarkan
Penyakit lupus yang tidak diobati bisa menyebabkan komplikasi serius. Komplikasi ini tidak hanya berpengaruh secara fisik, tetapi juga kesehatan mental pengidapnya.
Beberapa risiko komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakit ini, meliputi:
- ulkus mulut (luka seperti sariawan tetapi tidak terasa perih),
- sindrom Sjogren sekunder,
- GERD,
- hepatitis autoimun,
- kanker, dan
- depresi.
9. Lebih dari satu juta masyarakat Indonesia mengidap lupus
Menurut data Pusdatin Kemenkes RI, setidaknya ada 1.250.000 orang di Indonesia yang mengidap lupus. Namun, hanya sedikit pasien yang menyadari penyakitnya.
Rendahnya kesadaran masyarakat disebabkan karena gejala lupus mirip dengan banyak penyakit. Hal itu jugalah yang membuat lupus dikenal sebagai penyakit seribu wajah.
10. Pengidapnya tetap bisa hidup normal
Ada satu fakta yang membahagiakan bagi pengidap penyakit lupus. Dengan pemantauan yang hati-hati dan pengobatan yang tepat, sebagian besar pasien lupus bisa menjalani kehidupan normal.
Musuh terbesar dari penyakit ini justru datang dari dalam diri pasien sendiri. Saat pasien kehilangan semangat dan harapan, hal tersebut dapat memperburuk kesehatan mereka.
Apabila Anda merasakan gejala yang berkaitan dengan penyakit lupus, segera konsultasikan ke dokter. Penanganan sedini mungkin dapat mencegah perburukan kondisi.
Fakta seputar penyakit lupus
- Penyakit autoimun yang membuat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ sehat.
- Terbagi ke dalam beberapa jenis, mulai dari systemic lupus erythematosus (SLE), discoid lupus erythematosus, subacute cutaneous lupus erythematosus, neonatal lupus, dan lupus akibat obat-obatan.
- Sebanyak 90% pengidapnya merupakan wanita.
- Sulit untuk didiagnosis karena punya banyak kemiripan gejala dengan penyakit lain.
- Penyebabnya belum diketahui secara pasti.
- Tidak bisa disembuhkan, tetapi pengobatan membantu mengontrol gejala dan mencegah komplikasi.
- Pasien bisa hidup dengan normal asal menjalani perawatan secara rutin.
[embed-health-tool-bmi]