Sesak napas atau sulit bernapas mungkin menjadi hal paling pertama yang mungkin terlintas di pikiran Anda begitu membayangkan tubuh tidak bisa mendapat oksigen. Kita memang perlu oksigen untuk bisa bernapas. Akan tetapi, peran oksigen dalam tubuh tidak cuma itu. Anoksia adalah kondisi gawat darurat yang terjadi ketika tubuh tidak mendapat asupan oksigen sama sekali. Anoksia dapat berdampak fatal hanya dalam waktu singkat.
Anoksia adalah kondisi tubuh yang kehabisan oksigen
Anoksia adalah kondisi ekstrem yang terjadi ketika tubuh sudah benar-benar kehilangan simpanan oksigen. Anoksia biasanya tidak terjadi tiba-tiba, melainkan berkembang dari kondisi hipoksia yang tidak tertangani. Hipoksia itu sendiri adalah kondisi jaringan tubuh yang kekurangan asupan oksigen.
Setiap sel, jaringan, dan organ dalam tubuh membutuhkan oksigen agar bisa berfungsi baik. Ketika tubuh benar-benar kehabisan cadangan oksigen, organ-organnya bisa mengalami luka yang dikenal dengan kerusakan hypoxic-anoxic.
Apa bahayanya?
Anoksia adalah kondisi yang sangat berbahaya bagi otak. Otak akan mengalami kerusakan berat akibat sel-selnya yang mati karena tidak mendapatkan oksigen. Kerusakan otak serius bisa mematikan jika tidak diatasi. Hanya butuh waktu sekitar 4 menit dari keadaan nol oksigen sama sekali sampai bisa menyebabkan kerusakan otak permanen, bahkan mungkin kegagalan fungsi total.
Tidak hanya otak yang bisa mengalami kerusakan akibat anoksia. Berbagai organ yang fungsinya mengandalkan kerja otak, seperti jantung dan ginjal, juga bisa mengalami kegagalan fungsi ketika si empunya tubuh mengalami anoksia.
Tanda dan gejala ketika tubuh mengalami anoksia
Anoksia tidak terjadi langsung, karena umumnya didahului oleh hipoksia dan gejala anoksia ringan. Anoksia ringan bisa muncul dalam beberapa saat setelah tubuh benar-benar kekurangan oksigen, dengan gejala seperti:
- Perubahan suasana hati dan kepribadian yang sangat cepat
- Sulit mengambil keputusan dan gangguan membaca situasi, menilai sesuatu. atau menarik kesimpulan
- Hilang ingatan
- Disorientasi (kebingungan, linglung)
- Tidak dapat mengingat kata dan kesulitan berbicara
- Merasa pusing disertai tubuh terasa lemas
- Mengalami sakit kepala yang tidak biasa
- Sulit berkonsentrasi
Dilihat sekilas, gejala awal dari anoksia ringan mungkin tidak terlalu kentara, bahkan mirip dengan kelelahan atau dehidrasi biasa. Namun, justru pada saat inilah waktu yang sangat penting untuk mendapatkan pertolongan medis secepatnya.
Setelah tubuh kehabisan oksigen, maka gejala anoksia mulai muncul yang ditandai dengan kejang-kejang, berhalusinasi, hingga tubuh ambruk dan kehilangan kesadaran.
Apa penyebab anoksia?
Bagaimana hipoksia pada awalnya bisa berkembang jadi anoksia akan tergantung dari jenis anoksia yang dialami. Anoksia dapat disebabkan oleh faktor internal tubuh, misalnya berkaitan dengan kesehatan jantung dan pembuluh darah, atau dari faktor eksternal seperti rendahnya kadar oksigen di udara atau menghirup racun.
Apa saja jenis anoksia yang umum?
Anemic anoxia
Penyebab anemic anoksia adalah kurangnya hemoglobin dalam pembuluh darah untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Anemic anoksia berkaitan dengan anemia defisiensi zat besi atau kelainan darah thalassemia.
Toxic anoxia
Toxic anoksia terjadi ketika racun yang terhirup masuk ke dalam tubuh menyebabkan gangguan aliran darah, sehingga mengakibatkan kekurangan oksigen yang serius dalam tubuh. Jenis anoksia ini pada umumnya disebabkan oleh keracunan gas karbon monoksida yang berasal dari sisa bahan bakar kendaraan atau menghirup asap kebakaran.
Stagnant anoxia
Jenis anoksia ini berkaitan dengan penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, stroke, aritmia, dan gagal jantung. Anoksia yang disebabkan oleh jantung tidak dapat memompa darah dengan baik bisa menyebabkan otak dan organ tubuh lainnya sangat kekurangan oksigen.
Anoxic anoxia
Anoxic anoksia adalah jenis anoksia yang terjadi karena rendahnya kadar oksigen, sehingga udara yang Anda hirup tidak mengandung cukup oksigen yang dibutuhkan tubuh.
Anoxic anoxia adalah salah satu masalah kesehatan yang umum yang dialami pendaki gunung. Semakin tinggi Anda mendaki, jumlah oksigen di udara akan semakin menipis. Namun demikian, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen selama beraktivitas fsik yang berat. Ketimpangan antara jumlah persediaan dan permintaan ini bisa menyebabkan tubuh akhirnya kekurangan oksigen.
Jenis anoxia ini juga dapat terjadi ketika seseorang tercekik, tenggelam, mengalami serangan asma, dan gangguan pernapasan lainnya.
Apa yang dapat dilakukan?
Langkah mengatasi anoksia akan disesuaikan dengan penyebabnya dan berapa lama tubuh telah mengalami kekurangan oksigen.
Jika sudah sampai menyebabkan kehilangan kesadaran, tubuh akan dipulihkan lewat tindakan resusitasi jantung-paru (CPR) dan pemasangan alat bantu napas ventilator. Gejala kejang akibat anoksiia juga harus ditangani secepatnya untuk mempermudah proses pemulihan.
Setelah mengalami anoksiia tubuh juga kemungkinan mengalami penurunan fungsi. Untuk itu diperlukan beberapa terapi yang dapat mempercepat pemulihan kerja sel otak, seperti:
- Terapi wicara dengan menggerakan mulut untuk mempermudah berkomunikasi dan menelan makanan
- Terapi fisik yang berfokus pada terapi berjalan dan kemampuan mengendalikan tubuh
- Terapi okupasi untuk menyesuaikan dengan kondisi kehidupan sehari-hari
- Terapi konseling untuk membantu menyesuaikan diri dengan perubahan
- Terapi rekreasional, meliputi mendengarkan musik, membuat seni, bermain permainan serta olahraga untuk memulihkan kebugaran.
Terlepas dari dampak yang ditimbulkan anoksia, tujuan terapi adalah meningkatkan kualitas jidup setelah mengalaminya. Oleh karena itu, terapi rutin merupakan hal penting untuk memperbaiki pola aktivitas seseorang setelah pulih dari anoksia.
[embed-health-tool-bmi]