Dalam acara bertajuk “Digital Health – The Changing Rules of Engagement“, Hello Sehat hadir untuk memaparkan bagaimana AI dan personalisasi konten akan memudahkan masyarakat dalam mencapai tujuan standar kesehatannya.
Digelar pada 26 September 2024 di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta, acara ini dihadiri oleh lebih dari 80 profesional dari industri kesehatan, termasuk perwakilan dari perusahaan farmasi, produk konsumen, dan penyedia layanan kesehatan.
Penyesuaian produksi konten Hello Sehat dengan AI
Sebagai pembuka, Sudesh Kumar selaku COO Hello Health Group, menyampaikan bahwa selama bisa memanfaatkannya dengan tepat, AI akan membantu proses produksi konten sekaligus memudahkan pembaca.
“Perangkat digital yang ditenagai AI akan membantu masyarakat Indonesia untuk mengakses informasi kesehatan yang bisa diandalkan dan diverifikasi secara medis, mulai dari mengelola kondisi kronis hingga dukungan kesehatan mental,” paparnya.
Survei terbaru yang dilakukan Hello Sehat menunjukkan bahwa sebagian besar pembaca setuju bahwa AI dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan di Indonesia.
Meski begitu, mereka tetap percaya bahwa AI tidak akan bisa menggantikan peran dokter.
Berdasarkan hasil tersebut, Hello Sehat telah membuat AI chatbot, yang jawabannya diambil melalui konten dari Hello Sehat yang sudah melalui tinjauan dari dokter.
Salah satu chatbot AI buatan Hello Sehat yang sudah terbukti membantu pembaca dengan kebutuhan khusus adalah SGM Soya bagi anak-anak dengan intoleransi laktosa.
Hello Sehat penuhi kebutuhan masyarakat dengan bantuan AI
Survei yang dilakukan oleh Hello Health pada tahun 2019 dengan 11.006 responden di sembilan negara, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa social media, dokter, dan medical website menjadi tiga sumber tepercaya mengenai informasi kesehatan.
Dengan hasil survei tersebut, Hello Sehat telah menerapkan digital patient journey yang mencakup ketiganya.
Pertama, audience akan mendapatkan informasi melalui artikel atau jawaban dari komunitas Hello Sehat.
Setelah itu, audience akan diajak untuk melakukan self-assessment menggunakan screener yang telah dibuat berdasarkan sumber medis.
“Setelah melakukan skrining kesehatan online, 83% audience memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut” HHG Care Survey dengan 1.207 partisipan.
Melalui kerjasama dengan berbagai rumah sakit di Indonesia, pembaca bisa langsung membuat janji temu dengan dokter melalui website Hello Sehat.
Tak berhenti di situ, dengan 10 Komunitas di Hello Sehat, pasien maupun pengguna layanan kesehatan secara keseluruhan bisa saling berbagi dan menguatkan.
Sejauh ini, Hello Sehat memiliki komunitas Kehamilan, Orang Tua, Diabetes, Penyakit Infeksi, Kesehatan Wanita, Kesehatan Mental, Nutrisi, Olahraga, Kesehatan Kulit, serta Gigi dan Mulut dengan total lebih dari 2,5 juta anggota aktif.
Melalui komunitas ini pula, terdapat AI chatbot yang siap menjawab pertanyaan dengan cepat. Setelahnya, dokter bisa memberikan penjelasan lebih lanjut bila dibutuhkan.
Kolaborasi Hello Sehat dengan dokter influencer
Sebagai Country Manager Hello Sehat, Nathalie Anzalna menyadari bahwa media sosial para profesional medis di Indonesia memiliki peran besar dalam menyediakan sekaligus meluruskan kesalahan informasi medis yang masih cukup besar.
“Menurut data Survei Pengguna Internet APJII, topik kesehatan menjadi salah satu dari lima topik teratas yang dicari masyarakat Indonesia di internet, dengan 27% akses berita di internet berkaitan dengan kesehatan. Sayangnya, misinformasi juga marak terjadi, terlihat dari data bahwa 13% hoaks yang beredar di Indonesia itu terkait kesehatan,” ujar Nathalie.
Karena itulah, Hello Sehat juga bermitra dengan dokter influencer supaya informasi yang dicari pembaca lebih mudah dipahami, tetapi tetap terjamin kebenarannya
“Kami bekerja sama dengan tenaga medis untuk memastikan bahwa informasi yang kami sediakan dapat dipercaya dan akurat, baik melalui platform kami maupun melalui media sosial dengan bermitra dengan dokter influencer,” lanjutnya.
Dr. Grace Joselini Corlesa, MMRS., SpKO sebagai salah satu dokter yang juga melakukan edukasi melalui media sosial menyetujui pemaparan Nathalie Anzalna.
Pasalnya, keberadaan media sosial telah memudahkannya menjangkau lebih banyak orang sehingga informasi kesehatan yang terpercaya lebih mudah didapatkan.
[embed-health-tool-bmi]