Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Pseudobulbar affect adalah kondisi gangguan saraf yang menyebabkan ledakan tertawa atau menangis tidak terkendali, dalam situasi yang tidak tepat. Kondisi ini juga dikenal dengan nama labil emosional, tawa dan tangis patologis, gangguan ekspresi emosi yang tidak disengaja, tawa atau tangisan kompulsif, atau inkontinensia emosional.
Mereka yang mengalami PBA secara tidak sadar menangis, tertawa, atau marah. Ledakan emosi ini mungkin di luar proporsi yang seharusnya. Misalnya, sesuatu yang hanya sedikit menyedihkan, tapi ditanggapi dengan tangis berlebihan.
Kondisi pseudobulbar affect (PBA) juga bisa memicu tawa pada saat kejadian menyedihkan terjadi. Bisa jadi pula, Anda terlalu cepat mengganti tawa dengan tangis.
Dikutip dari Mayo Clinic, pseudobulbar affect biasanya muncul pada orang-orang dengan kondisi atau cedera saraf, yang mungkin memengaruhi bagian otak pengontrol emosi. Kondisi ini sering disalahartikan sebagai gangguan suasana hati (mood swing).
Pria dan wanita mungkin saja mengalami hal ini. Pseudobulbar affect (PBA) juga diketahui bisa muncul pada orang dengan masalah saraf lainnya, seperti penyakit Parkinson dan amyotrophic lateral sclerosis (ALS).
Dengan diagnosis yang tepat, PBA dapat dikendalikan dengan pengobatan.
Gejala utama pseudobulbar affect (PBA) adalah mengalami ledakan tangisan atau tertawa yang tidak terkendali, berlebihan, atau tidak berhubungan dengan keadaan emosi Anda. Selain itu, Anda juga sering mengalami perubahan emosi, seperti dari tawa menjadi tangis, dalam waktu singkat.
Suasana hati Anda akan tampak normal di antara episode, yang dapat terjadi kapan saja. Menangis tampaknya menjadi gejala PBA yang lebih umum daripada tertawa.
Tingkat respons emosional yang disebabkan oleh PBA sering kali mencolok dengan tangis atau tawa hingga beberapa menit.
Anda mungkin tertawa tak terkendali saat menanggapi situasi yang tidak terlalu lucu. Anda juga mungkin tertawa atau menangis dalam situasi yang tidak dianggap lucu atau menyedihkan.
Gejala pseudobulbar affect yang umum adalah menangis. Kondisi ini sering disalahartikan sebagai depresi. Namun, episode PBA cenderung berdurasi pendek, sedangkan depresi menyebabkan perasaan sedih yang terus-menerus.
Perbedaan pseudobulbar affect dengan depresi lainnya adalah PBA tidak menyebabkan gangguan tidur atau kehilangan nafsu makanan. Namun, depresi adalah kondisi umum yang menyerang orang dengan PBA.
Jika mengidap PBA, Anda mungkin merasa cemas atau malu ketika berada di depan umum. Anda mungkin mengkhawatirkan “episode kambuh” yang mungkin akan terjadi. Hal ini bisa membuat Anda menjadi depresi atau cemas.
Jika Anda merawat seseorang dengan kondisi ini, Anda mungkin merasa bingung atau frustasi. Korban emosi dari kondisi ini dapat sangat memengaruhi pemulihan dan kualitas hidup. Penting untuk mencari perawatan dari dokter yang berkualitas.
Jika Anda merasa mengidap PBA, segera bicarakan dengan dokter. Jika Anda memiliki kondisi neurologis atau saraf, Anda mungkin sudah dirawat oleh dokter yang mendiagnosis Anda dengan PBA.
Diduga, ada banyak kasus pseudobulbar affect yang tidak dilaporkan dan tidak terdiagnosis karena kurangnya kesadaran tentang kondisi tersebut.
Beberapa kondisi kesehatan tertentu bisa menjadi penyebab munculnya pseudobulbar affect (PBA).
Pseudobulbar affect (PBA) biasanya muncul pada orang-orang dengan kondisi atau cedera saraf, seperti:
Dikutip dari American Stroke Association, dalam kondisi pseudobulbar affect, ada pemutusan antara lobus frontal (bagian otak yang mengontrol emosi) dan otak kecil dengan batang otak (di mana refleks diterjemahkan).
Efeknya tidak terkendali dan dapat terjadi tanpa pemicu emosional. Namun, butuh penelitian lebih lanjut soal penyebab pasti pseudobulbar affect.
Pseudobulbar affect biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan neurologis/saraf. Untuk mengetahui apakah Anda memiliki PBA atau tidak Anda perlu memeriksakan kondisi ini ke dokter penyakit dalam (internis), spesialis saraf (neurologis), atau psikiater.
PBA sering disalahartikan sebagai depresi, gangguan bipolar, gangguan kecemasan umum, skizofrenia, gangguan kepribadian, dan epilepsi.
Pengobatan pseudobulbar affect biasanya bertujuan untuk mengurangi keparahan dan frekuensi ledakan emosional. Pilihan pengobatan termasuk:
Antidepresan, seperti antidepresan trisiklik atau tricyclic antidepressants (TCAs) dan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), dapat membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan episode PBA Anda.
Antidepresan dalam pengobatan PBA biasanya diresepkan pada dosis yang lebih rendah daripada yang digunakan untuk mengobati depresi.
Dikutip dari Healthline, U.S Food and Drug Administration (FDA)—atau setara dengan badan POM di Indonesia—mengumumkan bahwa Nuedexta obat pertama dan satu-satunya yang khusus menangani pseudobulbar affect.
Nuedexta adalah obat yang terdiri atas dextromethorphan hydrobromide dan quinidine sulfate. Obat ini menargetkan bahan kimia dalam sistem saraf. Nuedexta dirancang untuk PBA pada orang yang memiliki multiple sclerosis dan kondisi lainnya.
Namun, Nuedexta saat ini belum dijual di Indonesia.
Dokter akan membantu Anda memilih terapi yang tepat untuk Anda dan memberikan obat dengan pertimbangkan efek sampingnya. Seorang terapi juga dapat membantu Anda menjalani kegiatan sehari-hari dalam kondisi PBA.
PBA merupakan kondisi yang terjadi karena gangguan fungsi otak. Namun, perubahan kebiasaan dan gaya hidup dapat mengurangi efek dari pseudobulbar affect.
Lakukan teknik relaksasi umum ketika Anda merasakan munculnya episode PBA, sehingga Anda dapat mengurangi atau menghindari episode tersebut. Teknik itu termasuk:
Untuk mengurangi kecemasan akibat episode PBA, gunakan langkah-langkah yang dikutip dari Web MD di bawah ini:
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar