backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Kaitan Rokok dan Asam Lambung yang Dapat Memicu GERD

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 05/07/2021

    Kaitan Rokok dan Asam Lambung yang Dapat Memicu GERD

    Salah satu efek yang paling sering digaungkan akibat merokok ialah penyakit paru. Namun, rokok ternyata dapat memicu penyakit yang berkaitan dengan asam lambung yaitu GERD. Lantas, apa hubungan antara rokok dan asam lambung?

    Apa itu penyakit GERD?

    asam lambung dan GERD

    Gastroesophageal reflux disease atau GERD merupakan kondisi saat asam lambung naik ke kerongkongan, yakni organ yang menghubungkan mulut dan lambung hingga menyebabkan rasa terbakar di dada (heartburn) dan serangkaian gejala lainnya.

    GERD juga digunakan untuk menyatakan penyakit asam lambung yang sudah parah atau kronis. Dikarenakan masuk dalam kategori kronis, penyakit ini bisa muncul sebanyak satu hingga dua kali per minggunya.

    Saat Anda menelan makanan, normalnya otot bagian bawah organ kerongkongan (esofagus) yang memisahkan kerongkongan dan lambung akan rileks sehingga makanan dan cairan akan mengalir ke perut sebelum akhirnya menutup kembali.

    Namun, saat otot pada bagian ini melemah sehingga tidak bisa mengendalikan kapan harus menutup dan membuka, maka asam lambung yang ada di perut dapat mengalir kembali ke kerongkongan.

    Jika terjadi terlalu sering, hal tersebut akan mengiritasi lapisan kerongkongan Anda hingga membuatnya meradang. Kondisi inilah yang kemudian menjadi penyebab penyakit GERD.

    Mengapa perokok lebih rentan terkena GERD?

    orang merokok

    Mengutip Everyday Health, rokok dan asam lambung sangat berkaitan. Kegiatan merokok dapat memicu timbulnya GERD atau asam lambung kronis karena beberapa faktor yang dijabarkan di bawah ini.

    Sfingter esofagus bawah yang melemah

    Rokok mengandung nikotin yang dapat mengendurkan otot polos di dalam tubuh. Sfingter esofagus bawah merupakan otot bagian bawah kerongkongan yang memisahkan kerongkongan dengan lambung yang termasuk ke dalam otot polos.

    Sfingter bertugas untuk mengatur jalannya makanan ke lambung dan mencegah asam masuk ke esofagus. Sayangnya, nikotin menyebabkan sfingter jadi rileks sehingga asam lambung berisiko naik ke kerongkongan hingga memicu GERD.

    Mengurangi air liur

    Perokok memiliki air liur lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Ini dipicu berbagai kandungan rokok yang membuat mulut lebih kering.

    Air liur berfungsi menetralkan asam yang disebut dengan bikarbonat yang berguna untuk membantu melawan efek refluks asam lambung. Ketika Anda menelan ludah, air liur membantu menetralkan asam di kerongkongan yang terjadi karena refluks.

    Jika produksi air liur lebih sedikit, asam yang naik ke kerongkongan tidak bisa dinetralkan hingga akhirnya membuat Anda menjadi lebih rentan terserang GERD.

    Meningkatkan produksi asam di lambung

    Tahukah Anda bahwa merokok mendorong perut untuk memproduksi lebih banyak asam lambung. Secara tidak langsung asam yang diproduksi pada organ lambung yang berpeluang naik ke kerongkongan pun menjadi lebih banyak.

    Akibatnya, peluang Anda untuk terkena GERD pun menjadi semakin besar.

    Mengganggu otot dan lapisan esofagus

    Selain dapat merilekskan otot esofagus yang seharusnya berkontraksi untuk menutup, rokok juga memiliki efek buruk pada otot ini. Rokok mengganggu kerja otot yang membantu memindahkan makanan ke kerongkongan.

    Padahal, otot tersebut bekerja dengan membantu membersihkan kerongkongan dari asam yang merusak. Tak hanya otot yang rusak, tetapi juga selaput lendir yang melindungi kerongkongan dari kerusakan asam pun ikut kena efek buruknya.

    Dikarenakan rokok dan asam lambung sangatlah berkaitan, sebaiknya Anda mulai mengurangi intensitas merokok setiap harinya agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan termasuk GERD.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 05/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan