backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

5

Tanya Dokter
Simpan

Ragam Perawatan untuk Meredakan Kulit Gatal Akibat Dermatitis Kontak

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 20/10/2020

    Ragam Perawatan untuk Meredakan Kulit Gatal Akibat Dermatitis Kontak

    Munculnya ruam kemerahan disertai gatal dan perih pada kulit setelah kontak dengan suatu zat dapat menjadi tanda dermatitis kontak. Dermatitis kontak tidak bisa sembuh sepenuhnya, tapi Anda bisa meredakan gejala yang muncul dengan beberapa metode perawatan sederhana.

    Apa saja perawatan yang dapat Anda lakukan?

    Berbagai perawatan kulit untuk dermatitis kontak

    Seperti jenis dermatitis lainnya, dermatitis kontak pun menimbulkan berbagai keluhan dan bisa menyebabkan kerusakan pada kulit. Salah satu komplikasi dermatitis kontak yang paling umum adalah infeksi pada kulit yang digaruk terus-menerus.

    Kulit yang bermasalah sebenarnya dapat kembali sehat asalkan dirawat secara rutin sesuai anjuran dokter. Selama pengobatan, Anda juga perlu menghindari alergen (zat penyebab alergi) maupun iritan (zat pemicu iritasi) guna mencegah kambuhnya penyakit.

    Berikut adalah beberapa metode perawatan dermatitis kontak yang bisa Anda lakukan sehari-hari maupun yang dianjurkan oleh dokter:

    1. Menghindari iritan dan alergen

    Perawatan apa pun tidak akan efektif jika Anda sering berkontak dengan zat-zat yang memicu gejala dermatitis kontak. Maka dari itu, dokter biasanya menyarankan pasien untuk sebisa mungkin menghindari iritan dan alergen sebelum menjalani pengobatan.

    Anda mungkin akan dianjurkan menjalani skin patch test untuk mengetahui zat apa saja yang memicu reaksi pada tubuh Anda. Selama melakukan tes, kulit punggung Anda akan diteteskan beberapa jenis zat dan ditutup dengan penutup khusus.

    Setelah dua hari, dokter akan mengamati gejala yang muncul pada punggung Anda. Hasil tes dapat dikatakan positif apabila terdapat gejala seperti ruam kemerahan atau gatal-gatal.

    Tes tersebut juga akan membantu Anda mengenali zat apa saja yang perlu dihindari. Menurut American Academy of Dermatology, beberapa jenis alergen dan iritan umum yang perlu dihindari selama masa perawatan dermatitis kontak adalah:

    • detergen,
    • logam nikel (alat elektronik, perhiasan, dan bingkai kacamata),
    • kosmetik, semprotan rambut, dan cat kuku,
    • parfum dan pengharum lainnya,
    • lateks,
    • zat kimia dalam produk pembersih,
    • zat pewarna rambut,
    • minyak tanah, serta
    • tanaman tertentu, seperti poison ivy.

    2. Menggunakan pelindung diri

    Bagi orang yang bermukim atau harus bekerja di tempat tinggi paparan alergen dan iritan, menghindari keduanya tentu tidak mudah. Selain itu, iritan juga banyak terdapat pada produk yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

    Sebagai solusinya, Anda bisa menggunakan pelindung diri ketika berkontak langsung dengan alergen dan iritan. Misalnya dengan menggunakan sarung tangan khusus saat mencuci dengan detergen, membersihkan lantai dengan karbol, dan sebagainya.

    Kenakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang ketika bepergian ke tempat dengan banyak alergen kulit. Lakukan pula hal yang sama bila Anda bekerja di tempat dengan paparan logam yang tinggi.

    Patut diingat bahwa ada orang-orang yang mungkin alergi terhadap lateks pada sarung tangan. Jadi, pastikan bahwa Anda memilih sarung tangan dengan bahan yang sesuai. Lakukan tes alergi sederhana dengan menyentuh sarung tangan sebelum digunakan.

    Setelah selesai, perawatan dermatitis kontak dapat dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan air hangat dan sabun tanpa pengharum. Begitu tangan sudah kering, Anda bisa mengoleskan pelembap kulit atau emolien.

    Meskipun gejala telah menghilang, cobalah untuk terus menerapkan perawatan ini. Dilansir dari National Eczema Society, ketahanan kulit terhadap iritan dan alergen akan berkurang setidaknya selama 4 hingga 5 bulan setelah gejala hilang.

    3. Pemakaian emolien secara rutin

    obat-alami-alergi-kulit

    Emolien merupakan pelembap untuk kulit kering dari jenis non-kosmetik. Tidak seperti pelembap pada umumnya, emolien tidak mengandung pewangi atau pengawet yang bersifat mengiritasi kulit.

    Perawatan dermatitis kontak dengan emolien bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut.

    • Mengoleskan emolien langsung pada bagian kulit yang kemerahan, kering, atau bersisik sebanyak 2-4 kali dalam sehari atau tergantung aturan dokter.
    • Mengoleskan emolien pada tubuh setelah mandi ketika kulit baru setengah kering.
    • Menggunakan emolien untuk membersihkan tubuh atau sebagai pengganti sabun mandi.

    4. Mandi oatmeal

    Oatmeal diyakini bermanfaat bagi kulit berkat kandungan lemak dan gula di dalamnya. Lemak merupakan pelumas yang membantu mengatasi kulit kering, sedangkan gula berperan sebagai scrub alami yang membersihkan lapisan kulit mati.

    Jenis oatmeal yang digunakan untuk mandi adalah oatmeal koloid berbentuk bubuk. Oatmeal koloid kaya akan serat selulosa yang berfungsi sebagai emolien. Kandungan ini dapat menenangkan kulit yang merah dan mengalami iritasi akibat dermatitis.

    Berikut cara perawatan dengan mandi oatmeal untuk penderita dermatitis kontak.

    1. Isi bak dengan air bersuhu hangat atau suam-suam kuku. Jangan gunakan air yang terlalu panas karena dapat memperparah peradangan dan kulit kering,
    2. Masukkan kira-kira satu cangkir oatmeal koloid ke dalam bak. Semakin besar ukuran bak yang Anda gunakan, semakin banyak oatmeal yang dibutuhkan.
    3. Aduk oatmeal hingga tercampur rata dengan air.
    4. Berendamlah dalam air begitu warnanya seperti susu dan teksturnya menjadi lembut.

    5. Menggunakan obat-obatan

    Pengobatan akantosis nigrikans

    Perawatan rutin dengan emolien biasanya cukup untuk meredakan gejala dermatitis kontak. Namun, ada pulang orang yang mungkin tidak cocok menggunakan emolien sehingga tidak mengalami perbaikan gejala.

    Pada kondisi seperti ini, Anda membutuhkan perawatan secara medis dengan obat yang diresepkan dokter. Dokter spesialis kulit akan memberikan obat sesuai dengan tingkat keparahan gejala yang Anda alami.

    Berikut adalah beberapa jenis obat eksim yang juga bisa digunakan oleh penderita dermatitis kontak.

    Antihistamin

    Antihistamin bekerja dengan cara menghentikan fungsi histamin, yakni zat kimia pada reaksi alergi yang menimbulkan gejala gatal dan kemerahan. Obat antihistamin minum ampuh meringankan kedua gejala tersebut, tapi dengan efek samping mengantuk.

    Obat kortikosteroid

    Obat oles kortikosteroid ampuh meredakan kemerahan, gatal, dan peradangan pada kulit. Apabila obat kortikosteroid biasa tidak dapat mengatasi gejala, dokter biasanya memberikan resep kortikosteroid dari jenis yang lebih kuat seperti prednisone.

    Sementara jika gejala menyebar luas ke beberapa bagian tubuh, pengobatan mungkin akan diganti dengan konsumsi pil steroid. Namun, obat kortikosteroid dosis kuat tidak boleh digunakan dalam jangka panjang karena memiliki sejumlah efek samping serius.

    Antibiotik

    Tanpa perawatan yang memadai, dermatitis kontak dapat menyebabkan komplikasi berupa infeksi kulit. Kulit yang mengalami infeksi ringan umumnya ditangani dengan antibiotik berbentuk salep.

    6. Fototerapi

    Perawatan dermatitis kontak lainnya bisa dilakukan dengan terapi sinar ultraviolet atau fototerapi. Perawatan ini disarankan bila gejala yang muncul sulit dikendalikan dengan perawatan melalui emolien ataupun salep steroid.

    Metode ini dilakukan dengan menembakkan sinar ultraviolet gelombang pendek pada kulit untuk merangsang produksi vitamin D. Kendati ampuh, fototerapi tidak boleh digunakan dalam jangka panjang karena bisa menyebabkan penuaan dini.

    Dermatitis kontak terjadi ketika kulit mengalami kontak langsung dengan zat pemicu alergi atau iritasi. Meskipun gejalanya dapat hilang setelah Anda menjauhi pemicunya, penyakit ini bisa menimbulkan kerusakan pada kulit.

    Berbagai perawatan di atas tidak hanya berguna untuk meredakan gejala, tapi juga mencegah kerusakan lebih lanjut akibat dermatitis kontak.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 20/10/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan