Selain masalah hidup, pertambahan usia ternyata juga mampu menghadirkan kekhawatiran lain bagi sejumlah besar pria. Salah satunya adalah, apakah pria usia tua pasti impotensi?
Impotensi atau disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan pria mencapai dan mempertahankan ereksi yang memadai untuk mendapatkan hubungan intim yang memuaskan.
Faktanya, jumlah kasus pria dengan impotensi memang meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, tahukah Anda bahwa bahkan pria usia muda pun bisa mengalami disfungsi ereksi?
Faktor-faktor yang mempengaruhi impotensi
Ereksi dan kepuasan seksual terjadi karena dipengaruhi banyak faktor. Begitu pula dengan disfungsi ereksi. Suatu literatur memang mengatakan bahwa impotensi berkaitan dengan usia seseorang. Hal ini didukung oleh suatu penelitian yang mengungkapkan bahwa sensitivitas penis turut dipengaruhi usia.
Beberapa literatur lain mengatakan bahwa, yang terpenting dari pemeliharaan aktivitas seksual seseorang adalah kesehatan fisik, ketersediaan pasangan, dan pengaruh pola aktivitas seksual sebelumnya. Kesehatan fisik juga menjadi faktor internal yang dapat memicu disfungsi ereksi, contohnya keberadaan penyakit seperti hipertensi, kanker prostat, jantung, diabetes.
Sedangkan penelitian di lapangan mengungkapkan bahwa beberapa hal yang sering kali menyebabkan terjadinya perubahan fungsi seksualitas pada lanjut usia, antara lain:
- Orang yang memperoleh kepuasan dari perilaku seksualnya, dan orang yang cenderung secara seksual aktif pada masa-masa awal tahun pernikahannya, cenderung akan tetap memilki fungsi seksualitas yang terus aktif pada masa lanjut usianya.
- Bagaimana pandangan sosialnya terhadap seks. Orang yang menganggak aktivitas seksual tidak layak lagi dilakukan oleh orang lanjut usia terkadang menyebabkan seseorang menekan keinginan seksual dari dalam dirinya.
- Pada beberapa kasus, terdapat penurunan fungsi seksualitas seseorang di usia lanjut, saat dirinya ditinggal (meninggal maupun bercerai) oleh pasangannya dan tidak memiliki dorongan yang cukup kuat untuk mencari pasangan baru.
- Masalah hidup, seperti masalah keuangan, juga terkadang mampu memperlemah aktivitas seksual seseorang. Beberapa orang dengan masalah seperti ini biasanya cenderung menghindari masalahnya dengan cara merokok dan konsumsi alkohol, yang merupakan faktor risiko pemicu disfungsi ereksi. Beberapa penelitan mengungkapkan bahwa nikotin memiliki efek merugikan terhadap fungsi seksualitas seseorang; karena mampu memicu penyakit penyerta dan mengganggu peredaran darah ke organ seksual.
Apa dampak dari impotensi?
Keadaan impotensi pada pria, mampu mempengaruhi keadaan jasmani dan rohaninya sehingga turut mempengaruhi kualitas sumber dayanya pula. Hal ini dikarenakan, impotensi pada pria memiliki peranan besar dalam pembentukan rasa percaya diri seorang pria.
Bagaimana mengatasi impotensi?
Bila impotensi memang benar Anda alami, melakukan tindakan medis lewat pemberian Viagra bisa dilakukan. Belakangan juga terdapat beberapa terapi yang diperuntukkan penanganan masalah ini. Perlu diperhatikan bahwa tindakan-tindakan ini sebaiknya dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter.
Perlu dicatat bahwa perubahan aktivitas seksual bukan merupakan bagian normal dari proses penuaan. Hasrat seksual Anda tentu akan terus berlanjut. Meskipun akan ada penurunan kuantitas aktivitas seksual, tapi aktivitas seksual takkan berhenti begitu saja. Hal ini didukung dengan sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa sekitar 70 persen pria lanjut usia dengan usia rata-rata 68 tahun masih tetap melakukan aktivitas seksualnya.
BACA JUGA:
- Menguak Cara Kerja Viagra, Pil Biru Anti Impotensi
- Apakah Diabetes Bisa Menyebabkan Impotensi?
- 5 Faktor yang Menyebabkan Impotensi
[embed-health-tool-bmi]