Asam urat merupakan senyawa alami yang terbentuk dari pemecahan purin di dalam tubuh. Kadarnya yang tinggi bisa menimbulkan penyakit asam urat atau gout. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui kadar asam urat normal pada pria seperti dalam ulasan berikut ini.
Berapa batas normal asam urat pria?
Pada umumnya, pengecekan kadar asam urat (uric acid) dilakukan melalui pemeriksaan darah.
Kadar asam urat normal pada pria dewasa adalah sekitar 2,5–7,0 miligram per desiliter (mg/dL). Namun, angka tersebut mungkin berbeda pada masing-masing orang.
Batas normal asam urat pada laki-laki mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk usia, pola makan, gaya hidup, dan kondisi kesehatan tubuh.
Selain itu, perbedaan metode cek asam urat yang dilakukan oleh laboratorium atau rumah sakit juga berpotensi memengaruhi hasil kadar asam urat Anda.
Oleh sebab itu, selalu konsultasi dengan dokter mengenai hasil dari tes medis yang Anda jalani untuk memperoleh penjelasan yang lebih baik.
Kenapa pria lebih mudah kena asam urat?
Asam urat adalah senyawa yang terbentuk dari pemecahan purin, yakni zat alami yang berasal dari makanan yang Anda konsumsi.
Dalam kadar normal, asam urat akan larut dalam darah dan dikeluarkan oleh tubuh lewat urine.
Namun, uric acid yang berlebih akan menumpuk dan membentuk kristal pada persendian sehingga dapat menjadi penyebab penyakit asam urat.
Perhimpunan Reumatologi Indonesia menjelaskan bahwa pria lebih berisiko terkena asam urat. Gout diperkirakan terjadi pada 13 orang dari 1.000 pria dan 6 orang dari 1.000 wanita.
Selain itu, pria umumnya memiliki pola makan tinggi purin yang menjadi faktor risiko utama dari gout. Jenis makanan ini bisa meningkatkan produksi asam urat di dalam tubuh.
Untuk orang yang berisiko tinggi atau memiliki riwayat gout, berikut adalah pantangan makanan asam urat yang perlu dihindari.
- Daging merah, seperti daging sapi, kambing, dan domba.
- Organ dalam atau jeroan, seperti hati, ginjal, usus, babat, dan otak.
- Makanan laut (seafood), seperti ikan sarden, udang, kerang, kepiting, dan lobster.
- Sayuran hijau, terutama bayam dan asparagus.
- Kacang-kacangan, seperti kacang kedelai dan kacang polong.
- Minuman beralkohol, terutama bir.
- Minuman yang tinggi fruktosa, seperti minuman bersoda dan jus buah kemasan.