backup og meta

Risiko yang Mungkin Dihadapi Jika Laki-Laki Tidak Sunat

RisikoManfaatPerlukah?

Sunatan menjadi tradisi bagi anak laki-laki saat kecil hingga beranjak remaja. Di balik tradisi ini, sunat menyimpan berbagai manfaat bagi kesehatan pria. Lantas, adakah risiko berbahaya bila laki-laki tidak sunat? Ketahui jawabannya dalam pembahasan berikut ini.

Risiko yang Mungkin Dihadapi Jika Laki-Laki Tidak Sunat

Apa yang terjadi jika pria tidak sunat?

Perlu dipahami bahwa penis pria yang tidak disunat umumnya membutuhkan perawatan ekstra. 

Anda harus benar-benar menjaga kebersihan penis. Tarik kulit kulup sampai berada pada posisi yang nyaman dan bersihkan kepala penis yang terlihat sampai bersih. 

Selain itu, penis yang tidak disunat lebih rentan terhadap bakteri dan agen penyakit tertentu. Itu sebabnya, kebersihan dari organ genital pria ini harus benar-benar Anda perhatikan.

Saat kebersihannya tidak terjaga, anak laki-laki hingga pria dewasa yang tidak disunat mungkin mengalami beberapa masalah kesehatan seperti berikut.

1. Infeksi menular seksual

Salah satu akibat tidak disunat yaitu meningkatnya risiko infeksi menular seksual, seperti sifilis, gonore, klamidia, herpes genital, dan human papillomavirus (HPV).

Adanya kulit kulup juga dapat meningkatkan risiko infeksi HIV. Bahkan, pria yang tidak disunat memiliki risiko infeksi HIV 2–8 kali lebih besar daripada pria yang disunat.

Hal ini bisa terjadi karena pertumbuhan agen yang menyebabkan infeksi menular seksual lebih rentan terjadi pada laki-laki yang tidak disunat.

Penghilangan kulit kulup lewat sunat mampu melindungi laki-laki dari risiko penyakit infeksi ini.

2. Kanker penis

bahaya tidak disunat

Kanker penis cenderung jarang ditemukan pada pria yang disunat daripada mereka yang tidak.

Dikutip dari American Cancer Society, efek perlindungan terhadap kanker penis ini lebih terlihat prosedur sunat dilakukan saat bayi dibandingkan dengan setelah dewasa.

Selain itu, laki-laki yang tidak sunat juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker prostat.

Studi dalam Indonesian Journal of Cancer (2024) menyebutkan bahwa pria yang sunat sebelum berhubungan seksual pertama kali memiliki risiko 15% lebih rendah terhadap kanker prostat.

Namun, perlu dipahami bahwa hasil dari penelitian ini masih membutuhkan tinjauan lebih lanjut.

3. Peradangan penis

Laki-laki yang tidak disunat lebih berisiko mengalami peradangan pada kepala penis (balanitis), peradangan pada kulup (posthitis), serta peradangan pada kepala penis dan kulup (balanoposthitis).

Kondisi ini juga meningkatkan risiko kelainan pada kulit kulup, termasuk kulup tidak bisa ditarik ke belakang (fimosis) atau penis terjepit kulup yang tidak bisa kembali ke depan (parafimosis).

Kelainan kulit kulup biasa terjadi pada mereka yang tidak sunat. Risiko penyakit ini lebih rendah atau hilang sepenuhnya pada pria yang telah disunat karena kulit kulup sudah dihilangkan.

Apa saja manfaat melakukan sunat bagi pria?

Dikutip dari Mayo Clinic, ada sejumlah manfaat melakukan sunat bagi pria ialah sebagai berikut.

  • Menjaga kebersihan penis lebih mudah. Prosedur sunat membuat Anda lebih mudah mencuci penis, terutama bagian di bawah kulup yang sering luput dari jangkauan.
  • Mencegah infeksi saluran kemih (ISK). Kebersihan penis yang lebih terjaga membuat Anda memiliki risiko lebih rendah terhadap kondisi ini.
  • Menurunkan risiko infeksi menular seksual. Pria yang sudah sunat mungkin memiliki risiko lebih rendah terhadap infeksi menular seksual, termasuk HIV. Namun, hal ini juga harus dibarengi dengan perilaku seksual yang aman.
  • Mencegah gangguan penis. Kulit kulup yang dibiarkan dapat menyebabkan gangguan, seperti balanitis, fimosis, atau parafimosis. 
  • Menurunkan risiko kanker penis. Pria yang disunat memiliki risiko lebih rendah untuk terkena kanker penis. Wanita dengan pasangan pria yang sudah sunat juga memiliki risiko lebih rendah terkena kanker serviks.
  • Melindungi dari risiko kanker prostat. Risiko kanker prostat cenderung lebih rendah pada anak laki-laki atau orang dewasa yang sudah melakukan sunat.

Jadi, apakah pria perlu melakukan sunat?

sunat umur berapa

Manfaat yang Anda dapatkan dari sunat lebih banyak daripada rasa sakit sementara yang akan dialami setelah melakukan prosedur medis ini. 

Sunat sudah terbukti bisa mencegah masalah kesehatan pria, terutama berkaitan dengan organ reproduksi. 

American Academy of Pediatrics (AAP) juga menyebutkan bahwa manfaat kesehatan dari sunat pada anak laki-laki yang baru lahir lebih besar dibandingkan dengan risiko yang ada. 

Akan tetapi, sunat pada bayi prematur atau memiliki kondisi kesehatan tertentu tidak disarankan tanpa pengawasan dari dokter.

Meskipun sunat mengurangi risiko berbagai penyakit, tetapi hal ini tetap harus dibarengi dengan kebiasaan membersihkan penis setiap mandi dan selesai buang air. 

Di samping itu, selalu praktikkan perilaku seks aman dengan cara menggunakan kondom ketika berhubungan dan tidak bergonta-ganti pasangan.

Kesimpulan

  • Pria yang tidak sunat memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi menular seksual, peradangan penis, hingga kanker penis dan prostat.
  • Sejumlah manfaat kesehatan dari prosedur sunat mulai dari mempermudah perawatan penis, menurunkan risiko infeksi saluran kemih, hingga mencegah kanker.
  • Untuk merasakan manfaat optimal, hal ini harus dibarengi dengan kebiasaan menjaga kebersihan diri yang baik dan perilaku seksual yang aman.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What is circumcision? (2024). Cleveland Clinic. Retrieved July 23, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/procedures/circumcision

Circumcision (male). (2022). Mayo Clinic. Retrieved July 23, 2025, from https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/circumcision/about/pac-20393550

Circumcision: A parent’s choice. (2025). American Academy of Pediatrics. Retrieved July 23, 2025, from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/prenatal/decisions-to-make/Pages/Circumcision.aspx

Risk factors for penile cancer. (2018). American Cancer Society. Retrieved July 23, 2025, from https://www.cancer.org/cancer/types/penile-cancer/causes-risks-prevention/risk-factors.html

Surya, P. A., Putratama, A., Surya, R. N., & Ananda, G. Y. (2024). The association of circumcision and Genitourinary cancer, especially penile cancer and prostate cancer: A 30-Year systematic review and meta-analysis. Indonesian Journal of Cancer, 18(3), 354-361. https://doi.org/10.33371/ijoc.v18i3.1123

Douglawi, A., & Masterson, T. A. (2017). Updates on the epidemiology and risk factors for penile cancer. Translational andrology and urology, 6(5), 785–790. https://doi.org/10.21037/tau.2017.05.19

Morris, B. J., & Hankins, C. A. (2017). Effect of male circumcision on risk of sexually transmitted infections and cervical cancer in women. The Lancet. Global health, 5(11), e1054–e1055. https://doi.org/10.1016/S2214-109X(17)30386-8

Versi Terbaru

23/07/2025

Ditulis oleh Arinda Veratamala

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Satria Aji Purwoko


Artikel Terkait

Mengenal Metode Sunat Cincin yang Minim Risiko

Perbedaan Penis Sunat dan Tidak Sunat dari Sisi Medis


Ditinjau oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes. · Magister Kesehatan · None · Ditulis oleh Arinda Veratamala · Diperbarui 23/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan