Selama ini, operasi penis mungkin lebih identik sebagai cara untuk memperbesar ukuran alat vital. Padahal, sama seperti organ tubuh lainnya, penis bisa saja mengalami masalah yang perlu ditangani dengan operasi. Untuk mengetahui kapan penis perlu dioperasi dan apa saja tujuannya, simak informasi berikut.
Ragam jenis operasi penis
Berikut adalah beberapa jenis operasi yang bisa dilakukan di area Mr. P dengan tujuannya masing-masing.
1. Fat grafting
Fat grafting adalah tindakan penyedotan lemak dari bagian tubuh tertentu untuk dipindahkan ke bagian tubuh lainnya.
Dalam hal ini, lemak yang disedot dari bagian tubuh lain, seperti perut, paha, atau bokong akan disuntikkan di sekitar batang penis.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of Urology (2021) menunjukkan bahwa 42 pria yang menjalani fat grafting dari lemak di area bokong merasakan penambahan lingkar penis rata-rata sebesar 1,23 cm.
Studi ini juga menunjukkan bahwa fat grafting bisa menimbulkan beberapa efek samping, seperti infeksi, kematian sebagian jaringan, dan hematoma berkepanjangan di area operasi.
Perlu diingat bahwa fat grafting tidak bertahan selamanya sehingga Anda mungkin perlu menjalani beberapa kali operasi untuk mempertahankan hasilnya.
2. Suspensory ligament release
Jika Anda ingin memiliki penis lebih panjang, dokter mungkin menyarankan prosedur suspensory ligament release.
Ini adalah prosedur pemotongan ligamen suspensori yang berfungsi menahan penis supaya tetap terhubung dengan tulang kemaluan.
Ketika ligamen dipotong, bagian penis yang tadinya tersembunyi di dalam tubuh bisa keluar sehingga membuatnya terlihat lebih panjang.
Meski begitu, perlu diingat bahwa pada dasarnya operasi suspensory ligament release bukanlah metode pembesaran ukuran penis, tetapi hanya membuatnya terlihat lebih panjang ketika tidak sedang ereksi.
Dokter mungkin akan menjelaskan bahwa suspensory ligament release dapat menimbulkan efek samping, termasuk gangguan ereksi.
3. Implan penis
Ketika kasus disfungsi ereksi tidak bisa diatasi dengan terapi atau obat-obatan, dokter mungkin menyarankan implan.
Implan dilakukan dengan memasang sejenis tabung yang disebut prostetis ke dalam batang penis. Ada dua jenis prostetis yang bisa dipilih berdasarkan kondisi dan kebutuhan pasien.
Prostetis jenis pertama adalah prostetis inflatable yang bisa dipompa agar mengeras ketika akan berhubungan intim dan dikempiskan kembali.
Untuk prostetis jenis ini, dokter akan menempatkan pompa kecil di dalam skrotum agar prostetis bisa dikendalikan dengan mudah.
Jenis yang kedua adalah prostetis non-inflatable. Implan ini lebih kaku sehingga penis tetap terlihat sedikit menonjol meski sedang tidak bersiap untuk ereksi.
Sama seperti prosedur pembedahan lainnya, implan mungkin meninggalkan efek samping berupa infeksi dan munculnya jaringan parut.
4. Phalloplasty
Dokter umumnya akan menyarankan operasi rekonstruksi atau phalloplasty untuk kasus kelainan penis bawaan lahir, seperti mikropenis atau cedera parah.
Secara umum, phalloplasty dilakukan dengan cara mengambil kulit dari bagian tubuh lain untuk membentuk batang penis.
Karena termasuk pembedahan besar, phalloplasty mungkin dilakukan bersamaan dengan operasi lainnya, seperti implan dan pembuatan saluran kencing.
Tujuan utama phalloplasty adalah mengembalikan fungsi penis, seperti merasakan sensasi seksual dan ereksi.
Sementara itu, beberapa risiko efek samping yang perlu diwaspadai dari phalloplasty adalah infeksi, fistula urinaria, dan terbentuknya jaringan parut.
5. Operasi kelengkungan penis
Penis Anda bengkok ketika ereksi? Kondisi yang umumnya disebabkan oleh penumpukan jaringan parut ini sering kali juga perlu diatasi dengan operasi.
Dokter bisa meluruskan penis bengkok dengan metode plication atau menjahit sisi Mr. P yang tidak terkena jaringan parut sehingga lengkungannya bisa berkurang.
Metode lain untuk menangani kondisi ini adalah graft repair yang dilakukan dengan mengambil plak di dalam penis dan menambalnya dengan jaringan kulit dari bagian tubuh lain.
Dibandingkan plication, risiko efek samping graft repair memang lebih besar. Pada kondisi tertentu, metode ini bisa menyebabkan disfungsi ereksi dan bentuk penis yang tidak terlihat alami.
6. Implan silikon
Jenis operasi lain yang bisa dilakukan sebagai cara membesarkan penis adalah pemasangan implan silikon.
Operasi ini dilakukan dengan cara membedah daerah suprapubis atau bagian atas pangkal penis, lalu menempatkan implan di atas otot ereksi. Dengan posisi ini, implan tidak akan mengganggu proses ereksi.
Sampai saat ini, jenis silikon yang bisa digunakan untuk implan penis masih sangat terbatas. Biaya operasi pembesaran Mr. P dengan metode ini juga tidak sedikit.
Oleh karena itu, Anda sebaiknya berkonsultasi secara mendalam tentang metode ini kepada dokter spesialis urologi sebelum menjalaninya.
Di balik fungsinya untuk memperbaiki estetika Mr. P, perlu diingat bahwa implan silikon memiliki berbagai risiko efek samping, seperti infeksi, nyeri berkepanjangan, dan gangguan ereksi. Pada kasus tertentu, implan mungkin perlu diangkat untuk menghindari komplikasi.
Kesimpulan
- Operasi penis tidak selalu dilakukan untuk memperbesar ukurannya. Operasi sering kali dibutuhkan untuk mengatasi kondisi medis, seperti disfungsi ereksi atau kelainan bawaan lahir.
- Beberapa operasi yang dipercaya bisa menjadi cara memperbesar Mr. P adalah suspensory ligament release, fat grafting, dan implan silikon.
- Sementara itu, operasi yang biasanya dilakukan untuk kebutuhan medis adalah plication, graft repair, dan pemasangan implan tabung.
[embed-health-tool-bmi]