backup og meta

Bagikan

6 Jenis Operasi untuk Memperbesar dan Atasi Gangguan Penis

Selama ini, operasi penis mungkin lebih identik sebagai cara untuk memperbesar ukuran alat vital. Padahal, sama seperti organ tubuh lainnya, penis bisa saja mengalami masalah yang perlu ditangani dengan operasi. Untuk mengetahui kapan penis perlu dioperasi dan apa saja tujuannya, simak informasi berikut.

6 Jenis Operasi untuk Memperbesar dan Atasi Gangguan Penis

Ragam jenis operasi penis

Berikut adalah beberapa jenis operasi yang bisa dilakukan di area Mr. P dengan tujuannya masing-masing.

1. Fat grafting

Fat grafting adalah tindakan penyedotan lemak dari bagian tubuh tertentu untuk dipindahkan ke bagian tubuh lainnya.

Dalam hal ini, lemak yang disedot dari bagian tubuh lain, seperti perut, paha, atau bokong akan disuntikkan di sekitar batang penis. 

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Urology (2021) menunjukkan bahwa 42 pria yang menjalani fat grafting dari lemak di area bokong merasakan penambahan lingkar penis rata-rata sebesar 1,23 cm.

Studi ini juga menunjukkan bahwa fat grafting bisa menimbulkan beberapa efek samping, seperti infeksi, kematian sebagian jaringan, dan hematoma berkepanjangan di area operasi.

Perlu diingat bahwa fat grafting tidak bertahan selamanya sehingga Anda mungkin perlu menjalani beberapa kali operasi untuk mempertahankan hasilnya.

2. Suspensory ligament release

anatomi penis

Jika Anda ingin memiliki penis lebih panjang, dokter mungkin menyarankan prosedur suspensory ligament release.

Ini adalah prosedur pemotongan ligamen suspensori yang berfungsi menahan penis supaya tetap terhubung dengan tulang kemaluan.

Ketika ligamen dipotong, bagian penis yang tadinya tersembunyi di dalam tubuh bisa keluar sehingga membuatnya terlihat lebih panjang.

Meski begitu, perlu diingat bahwa pada dasarnya operasi suspensory ligament release bukanlah metode pembesaran ukuran penis, tetapi hanya membuatnya terlihat lebih panjang ketika tidak sedang ereksi.

Dokter mungkin akan menjelaskan bahwa suspensory ligament release dapat menimbulkan efek samping, termasuk gangguan ereksi.

3. Implan penis

Ketika kasus disfungsi ereksi tidak bisa diatasi dengan terapi atau obat-obatan, dokter mungkin menyarankan implan.

Implan dilakukan dengan memasang sejenis tabung yang disebut prostetis ke dalam batang penis. Ada dua jenis prostetis yang bisa dipilih berdasarkan kondisi dan kebutuhan pasien.

Prostetis jenis pertama adalah prostetis inflatable yang bisa dipompa agar mengeras ketika akan berhubungan intim dan dikempiskan kembali.

Untuk prostetis jenis ini, dokter akan menempatkan pompa kecil di dalam skrotum agar prostetis bisa dikendalikan dengan mudah.

Jenis yang kedua adalah prostetis non-inflatable. Implan ini lebih kaku sehingga penis tetap terlihat sedikit menonjol meski sedang tidak bersiap untuk ereksi.

Sama seperti prosedur pembedahan lainnya, implan mungkin meninggalkan efek samping berupa infeksi dan munculnya jaringan parut.

4. Phalloplasty

Dokter umumnya akan menyarankan operasi rekonstruksi atau phalloplasty untuk kasus kelainan penis bawaan lahir, seperti mikropenis atau cedera parah.

Secara umum, phalloplasty dilakukan dengan cara mengambil kulit dari bagian tubuh lain untuk membentuk batang penis.

Karena termasuk pembedahan besar, phalloplasty mungkin dilakukan bersamaan dengan operasi lainnya, seperti implan dan pembuatan saluran kencing.

Tujuan utama phalloplasty adalah mengembalikan fungsi penis, seperti merasakan sensasi seksual dan ereksi.

Sementara itu, beberapa risiko efek samping yang perlu diwaspadai dari phalloplasty adalah infeksi, fistula urinaria, dan terbentuknya jaringan parut.

5. Operasi kelengkungan penis

Penis Anda bengkok ketika ereksi? Kondisi yang umumnya disebabkan oleh penumpukan jaringan parut ini sering kali juga perlu diatasi dengan operasi.

Dokter bisa meluruskan penis bengkok dengan metode plication atau menjahit sisi Mr. P yang tidak terkena jaringan parut sehingga lengkungannya bisa berkurang.

Metode lain untuk menangani kondisi ini adalah graft repair yang dilakukan dengan mengambil plak di dalam penis dan menambalnya dengan jaringan kulit dari bagian tubuh lain.

Dibandingkan plication, risiko efek samping graft repair memang lebih besar. Pada kondisi tertentu, metode ini bisa menyebabkan disfungsi ereksi dan bentuk penis yang tidak terlihat alami.

6. Implan silikon

fungsi penis

Jenis operasi lain yang bisa dilakukan sebagai cara membesarkan penis adalah pemasangan implan silikon.

Operasi ini dilakukan dengan cara membedah daerah suprapubis atau bagian atas pangkal penis, lalu menempatkan implan di atas otot ereksi. Dengan posisi ini, implan tidak akan mengganggu proses ereksi.

Sampai saat ini, jenis silikon yang bisa digunakan untuk implan penis masih sangat terbatas. Biaya operasi pembesaran Mr. P dengan metode ini juga tidak sedikit.

Oleh karena itu, Anda sebaiknya berkonsultasi secara mendalam tentang metode ini kepada dokter spesialis urologi sebelum menjalaninya.

Di balik fungsinya untuk memperbaiki estetika Mr. P, perlu diingat bahwa implan silikon memiliki berbagai risiko efek samping, seperti infeksi, nyeri berkepanjangan, dan gangguan ereksi. Pada kasus tertentu, implan mungkin perlu diangkat untuk menghindari komplikasi.

Kesimpulan

  • Operasi penis tidak selalu dilakukan untuk memperbesar ukurannya. Operasi sering kali dibutuhkan untuk mengatasi kondisi medis, seperti disfungsi ereksi atau kelainan bawaan lahir.
  • Beberapa operasi yang dipercaya bisa menjadi cara memperbesar Mr. P adalah suspensory ligament release, fat grafting, dan implan silikon.
  • Sementara itu, operasi yang biasanya dilakukan untuk kebutuhan medis adalah plication, graft repair, dan pemasangan implan tabung.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Stojanovic, B., Bencic, M., Bizic, M., & Djordjevic, M. (2021). Mp04-17 dermal fat Graft for penis enhancement—Single center results. Journal of Urology206(Supplement 3). Retrieved 11 June 2025, from https://doi.org/10.1097/ju.0000000000001971.17

Wilson, S. K., & Picazo, A. L. (2022). Update on the Penuma® an FDA-cleared penile implant for aesthetic enhancement of the flaccid penis. International Journal of Impotence Research34(4), 369-374. Retrieved 11 June 2025, from https://doi.org/10.1038/s41443-021-00510-y

Suspensory ligament. (2022, June 9). Mayo Clinic. Retrieved 11 June 2025, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/sexual-health/multimedia/suspensory-ligament/img-20005970

Grafting surgery for Peyronie’s disease. (2023, November 9). University of Utah Health | University of Utah Health. Retrieved 11 June 2025, from https://healthcare.utah.edu/mens-health/conditions/peyronies/grafting-surgery

Penile implant: Purpose, procedure, risks & recovery. (2017, September 6). Cleveland Clinic. Retrieved 11 June 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/10054-surgical-penile-implants

Subcutaneous penile implants. (n.d.). AUANews – American Urological Association. Retrieved 11 June 2025, from https://auanews.net/issues/articles/2023/march-2023/subcutaneous-penile-implants

Versi Terbaru

20/06/2025

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari

Ditinjau oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro · Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Diperbarui 20/06/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan