Kekurangan testosteron dapat menjadi penyebab disfungsi ereksi. Salah satu metode yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah terapi suntik hormon testosteron. Sebelum Anda menjalani terapi ini, ketahui terlebih dahulu berbagai manfaat dan risikonya berikut ini.
Manfaat suntik hormon testosteron
Testosteron berperan dalam perkembangan sistem reproduksi serta produksi sperma pada pria.
Dikutip dari Mount Sinai, tingkat normal testosteron pada pria dewasa adalah sekitar 300–1.000 nanogram per desiliter (ng/dL).
Suntik hormon testosteron dilakukan untuk mengatur level hormon pada pria yang mengalami gejala kekurangan testosteron.
Beberapa manfaat lain yang dapat Anda rasakan setelah menjalani terapi testosteron adalah:
- peningkatan gairah seksual,
- perbaikan gejala disfungsi ereksi,
- tubuh yang lebih bertenaga,
- perbaikan suasana hati, serta
- peningkatan jumlah sperma.
Selain keuntungan tersebut, injeksi hormon testosteron juga akan memperbaiki komposisi otot.
Secara umum, pria memiliki lebih sedikit lemak tubuh daripada wanita. Hal ini dipengaruhi oleh testosteron yang mengatur persebaran lemak dan menjaga otot dalam tubuh Anda.
Salah satu ciri testosteron rendah pada pria adalah lemak tubuh bertambah, sedangkan ukuran otot berkurang atau melemah.
Injeksi testosteron dapat membantu mengatasi kondisi ini. Hanya saja, terapi hormon pria tidak bisa memberikan hasil yang signifikan.
Jadi, Anda tidak bisa hanya berharap dari terapi hormon jika menginginkan tubuh yang lebih berotot.
Terapi testosteron akan meningkatkan massa otot, tetapi tidak meningkatkan kekuatan otot. Itu sebabnya, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang sesuai.
Risiko suntik hormon testosteron
Suntik testosteron bisa menolong banyak orang yang mengidap gangguan hormon testosteron. Namun, bukan berarti injeksi ini aman bagi semua pria.
Anda perlu memberi tahu dokter mengenai kondisi kesehatan Anda sebelum melakukan terapi.
Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik serta mengarahkan Anda untuk menjalani tes darah terlebih dahulu untuk mengetahui kadar hormon testosteron di dalam tubuh.
Anda mungkin membutuhkan pengawasan lebih ketat bila memiliki masalah kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung, sleep apnea, atau jumlah sel darah merah yang tinggi.
Selain itu, Anda juga tidak boleh menerima suntikan testosteron jika mengidap kanker payudara atau kanker prostat.
Pasalnya, terapi suntik hormon testosteron dapat menimbulkan efek samping berikut ini.
- Memperburuk sleep apnea.
- Menimbulkan jerawat dan gangguan kulit lainnya.
- Menyebabkan pembesaran payudara pada pria atau ginekomastia.
- Membatasi produksi sel sperma atau membuat ukuran testis menyusut.
- Memicu atau memperburuk pembesaran prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia (BPH).
- Memproduksi lebih banyak sel darah merah yang akan memicu penyempitan pembuluh darah.
- Meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti serangan jantung dan stroke.
Selain pertimbangan dari segi masalah kesehatan, Anda akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk menjalani terapi ini.
Terapi testosteron tidak akan dapat menyembuhkan penyebab kekurangan testosteron, tetapi hanya meningkatkan kadar hormon hingga kembali normal.
Oleh karena itu, Anda harus melakukan terapi ini secara berkala agar bisa tetap mendapatkan manfaatnya.