Tawa adalah reaksi spontan terhadap suatu hal yang lucu atau menggembirakan. Namun, seseorang juga bisa tiba-tiba tertawa saat sedang terlelap tidur. Lantas, apakah ini wajar? Untuk menjawabnya, yuk, lihat beberapa penyebabnya berikut ini.
Normalkah tertawa saat sedang tidur?
Tertawa saat tidur dikenal dengan istilah medis hypnogely. Menurut Cambridge University Press, fenomena ini merupakan bagian dari sleep talking alias mengigau. Meskipun terlihat aneh, kondisi ini cukup umum, terutama pada bayi.
Normal atau tidaknya tertawa saat tidur bergantung dengan penyebab yang mendasarinya. Biasanya, tertawa saat tidur adalah respons alami terhadap sesuatu yang terjadi di dalam mimpi. Bukan mimpi yang lucu, orang yang mengalami fenomena ini setelah bangun tidur akan merasa bahwa mimpi tersebut sangat aneh.
Munculnya mimpi biasanya terjadi pada tahapan tidur REM (Rapid Eye Movement). Saat Anda memasuki tidur REM, pernapasan akan jadi lebih cepat, tidak teratur, dan mata bergerak ke segala arah dengan cepat. Nah, hynogely yang terjadi akibat tidur REM inilah yang dianggap normal dan tidak perlu Anda khawatirkan.
Penyebab tertawa saat tidur yang tidak normal
Selain mimpi, hypnogely bisa disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu. Penyebab inilah yang mengarah pada kondisi yang tidak normal dan sebaiknya mendapatkan perawatan dokter.
Beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya hypnogely, antara lain:
1. REM sleep behavior disorder (RBD)
Gangguan tidur RBD disebut juga dengan parasomnia. Orang yang memiliki gangguan tidur ini biasanya mengalami peristiwa aneh, salah satunya tertawa saat tidur. Kondisi ini lebih umum terjadi pada pria usia di atas 50 tahun.
Selain tertawa, orang dengan RBD juga mungkin berteriak, berbicara, atau menggerakan anggota tubuh, seperti meninju, menendang, dan tidur sambil berjalan. Kondisi ini bisa mengganggu dan mencelakai diri sendiri maupun pasangan yang tidur di kasur yang sama.
Parasomnia ini kemungkinan besar menyerang orang yang mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Bisa juga sebaliknya, yakni berhenti minum alkohol secara mendadak. Risiko terjadinya RBD juga meningkat jika seseorang kurang tidur atau menggunakan obat-obatan tertentu, seperti zolpidem, zopiclone, antidepresan trisiklik, venlafaxine, atau selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).
2. Masalah neurologis
Penyebab tertawa saat tidur yang jarang terjadi adalah masalah neurologis, seperti penyakit Parkinson. Orang dengan kondisi ini mengalami kelainan otot hingga membuat kontrol pergerakan otot seiring otot memburuk bahkan hilang.
Masalah neurologis lainnya adalah hamartoma hipotalamus (HH), yang dapat menyebabkan kejang gelastik. Kondisi ini menandakan adanya tumor selama janin berkembang. Orang dengan kondisi ini tidak dapat mengendalikan diri untuk tertawa, sehingga sangat mungkin terjadi saat tidur.
Dimulai dengan munculnya sensasi menggelitik di perut yang menjalar ke area dada sehingga memicu tawa dan akhirnya menyebabkan sakit kepala. Gejala tersebut dapat terjadi berkali-kali dan berlangsung sekitar 10 hingga 20 menit.
Cara mencegah tertawa saat tidur yang mengganggu
Jika Anda merasa bahwa kondisi ini mengganggu tidur, tentu harus diatasi segera. Pasalnya, tidur Anda yang nyenyak jadi terganggu dan mungkin membuat Anda kurang tidur. Ini akan memengaruhi aktivitas sekaligus kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Berikut ini ada beberapa cara yang bisa Anda tempuh untuk mengatasi hypnogely, antara lain:
- Memperbaiki kualitas tidur, meliputi bangun dan tidur di jam yang sama setiap hari serta menghindari semua hal yang mengganggu tidur, seperti main ponsel atau minum kopi.
- Mengurangi konsumsi alkohol secara bertahap dengan bimbingan dokter bila dibutuhkan.
- Mengganti obat-obatan yang memiliki efek samping menyebabkan tertawa saat tidur dengan obat lain yang sesuai rekomendasi dokter.
- Menjalani pengobatan sesuai masalah kesehatan yang mendasari dengan rutin.
Berbagai cara di atas umumnya dapat membantu Anda mengatasi hypnogely. Akan tetapi, butuh waktu agar kualitas tidur Anda kembali membaik. Jika kondisi tersebut tidak dapat Anda atasi sendiri, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter.
[embed-health-tool-heart-rate]