Jumlah penderita sleep apnea pada pada pasien COVID-19 di Finlandia mencapai 29%, sementara di Amerika Serikat khususnya Washington yakni 28,6% dan Seattle sebanyak 21%. Banyak artikel jurnal yang menyatakan bahwa sleep apnea merupakan salah satu kondisi yang dapat memperburuk gejala pada pasien COVID-19.
Sebuah studi di Journal of Clinical Sleep Medicine mengatakan sleep apnea berpotensi memengaruhi keparahan hipoksia dan badai sitokin yang terjadi pada pasien COVID-19. Kedua kondisi ini sering terjadi pada pasien COVID-19 yang mengalami gejala berat.
Hipoksia adalah kondisi saat level oksigen dalam tubuh seseorang sangat rendah. Sedangkan sleep apnea menyebabkan penurunan kadar oksigen berulang kali sepanjang tidur. Inilah yang membuat orang dengan penyakit mendengkur ini berisiko mengalami penurunan oksigen yang lebih parah jika menderita COVID-19.
Sedangkan badai sitokin (cytokine storm) adalah kondisi saat respons kekebalan tubuh timbul secara berlebihan dan bereaksi di luar kendali tubuh.
Episode sesak yang disebabkan micro arousals pada orang yang mendengkur juga didapati membuat mediator peradangan seperti Interleukin 6 (IL6) dan leptin meningkat. Kondisi peradangan kronis ini akan meningkatkan risiko terjadinya badai sitokin pada pasien COVID19.
Penyakit tidur dan gejala-gejala berat pada pasien COVID-19
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar