Selalu merasa ngantuk di siang hari meski sudah tidur cukup? Bukan sekadar kelelahan, terkadang ini bisa menjadi gejala dari suatu kondisi yang disebut hipersomnia.
Karena rasa kantuk bisa mengganggu produktivitas, tentu saja kondisi ini perlu diatasi. Bagaimana caranya? Apa tanda-tanda Anda mengalaminya? Simak jawabannya melalui uraian berikut.
Apa itu hipersomnia?
Hipersomnia adalah kondisi ketika seseorang terus mengantuk pada siang hari meski sudah tidur cukup pada malam sebelumnya.
Kondisi yang juga disebut excessive daytime sleepiness (EDS) ini bisa membuat seseorang tertidur berulang kali pada siang hari.
Tidur siang memang bisa mengurangi ngantuk, tetapi seseorang dengan hypersomnia akan dengan cepat merasa mengantuk kembali.
Perlu diingat bahwa hipersomnia berbeda dengan narkolepsi. Pasalnya, hipersomnia tidak membuat seseorang tertidur secara tiba-tiba tanpa bisa mencegahnya.
Meski begitu, hipersomnia tidak bisa diabaikan karena kondisi ini bisa bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan produktivitas.
Tanda dan gejala hypersomnia
![ngantuk setelah olahraga](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2018/04/Kenapa-Sering-Merasa-Mengantuk-Setelah-Selesai-Berolahraga.jpg)
Selain rasa ngantuk berlebih di siang hari meski sudah tidur cukup pada malam sebelumnya, berikut adalah kondisi lain yang biasanya dialami seseorang dengan hypersomnia.
- Kelelahan ekstrem.
- Gangguan emosi atau iritabilitas, seperti mudah marah dan tersinggung.
- Sakit kepala.
- Kehilangan nafsu makan.
- Kesulitan berpikir atau berbicara.
- Sulit berkonsentrasi atau mengingat.
- Halusinasi.
Penyebab hypersomnia
Berdasarkan penyebabnya, hipersomnia bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder.
1. Hipersomnia primer
Penyebab hypersmonia primer belum diketahui secara pasti. Artinya, kondisi ini terjadi begitu saja tanpa kondisi medis yang mendasari dan bukan gejala dari kondisi tertentu.
Akan tetapi, hipersomnia primer diketahui berkaitan dengan mutasi genetik yang mengganggu produksi histamin.
Selain kantuk berlebih, jenis hypersomnia ini bisa membuat seseorang kesulitan terbangun setelah tidur dalam jangka waktu yang lama.
2. Hipersomnia sekunder
Berbanding terbalik dengan hipersomnia jenis primer, hipersomnia sekunder merupakan kondisi yang terjadi karena penyakit atau kondisi tertentu.
Melansir dari Cleveland Clinic, berikut adalah kondisi yang bisa menjadi penyebabnya.
- Kondisi medis, seperti penyakit Parkinson, hipotiroidisme, gangguan tidur, atau kondisi psikis.
- Kecanduan alkohol atau penyalahgunaan NAPZA.
- Efek samping obat-obatan, seperti antihistamin, diazepam, dan antidepresan.
Faktor risiko hypersomnia
Setiap orang bisa mengalami hypersomnia. Akan tetapi, beberapa kondisi berikut bisa meningkatkan risiko Anda untuk mengalaminya.
- Gangguan tidur, terutama sleep apnea.
- Berat badan berlebih.
- Kebiasaan merokok dan minum alkohol.
- Penggunaan obat-obatan narkotika, obat penenang, atau antihistamin.
- Kekurangan waktu tidur.
- Faktor keturunan.
- Restless leg syndrome.
- Depresi.
- Epilepsi.
Bagaimana cara mendiagnosis hipersomnia?
Hampir setiap orang pernah mengalami rasa kantuk berlebih tanpa mengetahui penyebab pastinya.
Oleh karena itu, dokter akan bertanya tentang gejala lain yang Anda rasakan dan mungkin meminta Anda mencatat pola tidur dan bangun untuk membantu proses diagnosis.
Di samping itu, berikut adalah tes lain yang mungkin diberikan untuk mendiagnosis hipersomnia.
- Polisomnografi: pengukuran gelombang otak, pola pernapasan, irama jantung, dan gerakan otak selama tahap-tahap tidur.
- Uji latensi tidur ganda: pengukuran kecenderungan seseorang untuk tertidur sebanyak lima kali selama 20 menit dalam kurun waktu dua jam.
- Epworth sleepiness scale: penilaian tingkat rasa kantuk pasien menggunakan kuesioner.
Cara mengatasi hipersomnia
Hipersomnia perlu diatasi sesuai penyebab yang mendasarinya. Oleh karena itu, Anda perlu berkonsultasi kepada dokter untuk mengetahui penanganan yang tepat.
Secara umum, berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi hipersomnia.
1. Obat-obatan
Jika hypersomnia yang Anda alami disebabkan oleh penyakit tertentu, dokter akan mengatasinya dengan memberikan obat untuk mengatasi penyakit tersebut.
Di samping itu, dokter mungkin memberi Anda obat untuk meningkatkan kewaspadan, seperti modafinil, pitolisant, atau solriamfetol, supaya Anda tidak mudah mengantuk.
2. Penerapan pola tidur sehat
Penerapan sleep hygiene dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas waktu tidur sehingga Anda tidak mudah mengantuk. Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan.
- Bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap harinya.
- Hindari bekerja hingga larut malam.
- Ciptakan ruang tidur dan nyaman, seperti menyesuaikan suhu dan pencahayaan kamar.
- Batasi jam tidur siang.
Jangan lupa menerapkan pola hidup sehat, seperti berhenti merokok, menghindari alkohol, serta mengonsumsi makanan bergizi untuk mengatasi sekaligus mengurangi risiko hipersomnia.
- Hipersomnia adalah kondisi ketika seseorang terus mengantuk pada siang hari meski sudah tidur cukup pada malam sebelumnya.
- Selain ngantuk berlebih, hypersomnia ditandai dengan gangguan emosi, kelelahan ekstrem, kesulitan konsentrasi, hingga halusinasi.
- Dapat dibedakan menjadi hypersomnia primer (belum diketahui penyebabnya) dan sekunder (disebabkan oleh kondisi medis tertentu).
- Pengobatan akan disesuaikan dengan penyebabnya. Beberapa kasus mungkin bisa diatasi dengan penerapan pola tidur sehat, sedangkan yang lain membutuhkan obat-obatan.
[embed-health-tool-heart-rate]