WHO memperkirakan sekitar 550.000 anak terjangkit penyakit tuberkulosis (TBC) setiap tahun. Kendati tidak jauh berbeda dengan TBC pada orang dewasa, TBC pada anak dinilai lebih berbahaya karena dapat muncul dengan cepat setelah bakteri menginfeksi.
Perbedaan TBC pada anak dan orang dewasa
Meski sama-sama TBC, terdapat beberapa perbedaan antara bakteri yang menginfeksi anak-anak dan dewasa. Perbedaan tersebut antara lain:
1. Cara penularan
Penularan TBC pada anak-anak memang tidak berbeda dengan orang dewasa, yakni dengan menghirup bakteri tuberkulosis di udara yang berasal dari penderita TBC. Bakteri dapat tersebar saat penderita batuk, bersin, berbicara, bahkan tertawa.
Penyakit TBC sangat mudah menular lewat udara. Namun, biasanya, anak-anak yang menderita infeksi bakteri ini tidak tertular dari anak lain yang juga terinfeksi.
Sumber penularan utama TBC pada anak-anak justru adalah lingkungan tempat tinggal yang terdapat orang dewasa pengidap TBC.
2. Tahap perkembangan penyakit
Penyakit TBC pada anak dan orang dewasa sama-sama terbagi menjadi tiga tahap, yakni:
- Infeksi bakteri. Seseorang mengalami kontak dengan penderita, lalu terinfeksi bakteri tuberkulosis. Gejala belum timbul dan pemeriksaan menunjukkan hasil negatif.
- TBC laten. Bakteri TBC ada di dalam tubuh, tapi gejala belum muncul karena sistem kekebalan tubuh cukup kuat untuk menghentikan perkembangan penyakit. Pemeriksaan menunjukkan hasil positif, tapi orang tersebut tidak bisa menyebarkan infeksi ke orang lain.
- TBC aktif/penyakit TBC. Bakteri TBC aktif dan menimbulkan gejala. Pemeriksaan menunjukkan hasil positif dan penderita bisa menularkan penyakitnya.
Perbedaan antara TBC pada anak dan dewasa di tahap ini adalah perkembangan penyakitnya itu sendiri. Anak-anak biasanya akan mencapai tahap TBC aktif pada beberapa minggu atau bulan setelah terinfeksi, sedangkan orang dewasa mungkin baru mengalami tahap ini bertahun-tahun kemudian.
3. Gejala
Gejala penyakit TBC pada anak dapat bervariasi tergantung usia. Namun, gejala yang paling sering muncul di antaranya:
- Demam dan menggigil
- Batuk-batuk
- Tubuh lesu
- Pembengkakan kelenjar
- Pertumbuhan tubuh terhambat
- Penurunan berat badan
Kumpulan gejala ini dapat menyerupai penyakit lain pada sistem pernapasan. Maka dari itu, orangtua perlu mengawasi kondisi anak dan segera membawanya ke dokter untuk memastikan diagnosis.
Remaja dan orang dewasa juga mengalami tanda-tanda yang sama dengan gejala TBC pada anak. Akan tetapi, gejala tersebut juga disertai dengan kondisi berikut:
- Batuk lebih dari 3 minggu
- Batuk dengan dahak bercampur darah
- Nyeri dada
- Mudah lelah
- Penurunan nafsu makan dan berat badan
- Demam yang tidak kunjung turun
- Berkeringat pada malam hari
4. Diagnosis
Penyakit TBC pada anak dapat didiagnosis melalui tes Mantoux. Tes ini dilakukan dalam dua kali kunjungan.
Pada kunjungan pertama, dokter akan menyuntikkan cairan tuberkulin pada kulit lengan bawah. Hasilnya diamati pada kunjungan berikutnya.
Seseorang dikatakan positif terinfeksi TBC bila muncul benjolan pada area suntikan setelah 48-72 jam. Dokter biasanya akan menyarankan pemeriksaan lanjutan yang terdiri atas rontgen dada, pemeriksaan dahak, dan tes darah.
Diagnosis penyakit TBC pada anak lebih sulit dibandingkan orang dewasa. Pasalnya, gejala penyakit ini mirip dengan gangguan kesehatan lain yang umum menimpa anak-anak seperti pneumonia, infeksi bakteri dan virus umum, serta kurang gizi.
Penyakit tuberkulosis dapat menyebabkan komplikasi yang membahayakan jiwa, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak. Oleh sebab itu, orangtua perlu mengantisipasinya dengan memahami seluk-beluk penyakit ini.
Anda juga bisa mencegah penularan dengan mengurangi risiko penyakit. Awasi pula tanda-tanda penyakit TBC pada anggota keluarga di rumah. Saat gejala TBC muncul, segera periksakan diri untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin.