Pernahkah Anda mengalami pernapasan yang lebih dalam dari biasanya? Jika iya, mungkin saja Anda mengalami suatu kondisi medis yang disebut hiperpnea. Untuk meredakannya, penting untuk mengetahui penyebab dan pertolongan pertamanya di bawah ini.
Apa itu hiperpnea?
Hiperpnea atau hyperpnea adalah istilah yang merujuk pada pernapasan yang lebih dalam dari biasanya. Kondisi ini bisa disertai peningkatan laju pernapasan atau tidak.
Terkadang, hiperpnea sering disamakan dengan takipnea. Padahal, keduanya merupakan kondisi yang berbeda.
Hiperpnea merujuk pada pernapasan dalam untuk memperoleh lebih banyak volume udara. Di sisi lain, takipnea merujuk pada kondisi pernapasan yang cepat dan dangkal.
Kondisi ini biasanya terjadi selama olahraga atau aktivitas fisik yang intens. Pada saat tersebut, tubuh memerlukan lebih banyak oksigen untuk menggerakkan otot.
Namun, hyperpnea bisa juga terjadi meski seseorang sedang tidak melakukan aktivitas berat.
Hal ini dapat menjadi tanda dari suatu masalah kesehatan, mulai dari gangguan paru, gangguan metabolik, atau bahkan penyakit mental.
Tanda dan gejala hiperpnea
Tanda utama hiperpnea yaitu pernapasan yang lebih dalam dari biasanya. Ini berarti Anda menghirup dan mengembuskan udara dengan volume lebih banyak.
Terkadang, kondisi ini juga disertai peningkatan kecepatan pernapasan. Dalam kondisi normal, laju pernapasan orang dewasa berkisar antara 12 hingga 20 napas per menit.
Selain dua gejala tersebut, hyperpnea juga dapat menimbulkan tanda-tanda lain, meliputi:
- sesak napas,
- merasa tidak mendapat cukup udara,
- pusing,
- kepala terasa ringan, dan
- kelelahan dan kelesuan yang tidak biasa.
Kapan perlu ke dokter?
- napas berbunyi atau mengi,
- dada sesak seperti ditimpa benda berat,
- nyeri dada yang menyebar ke leher, rahang, dan punggung,
- warna kebiruan pada bibir, gusi, kuku, dan area kulit sekitar mata (sianosis),
- luka terbuka pada kepala, leher, atau dada, dan
- pingsan dan kehilangan kesadaran.
Penyebab hyperpnea
Hiperpnea merupakan respons normal tubuh terhadap aktivitas dan kondisi lingkungan sekitar. Kondisi ini juga bisa terkait dengan masalah kesehatan tertentu.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat memicu gejala pernapasan dalam.
1. Aktivitas fisik
Anda akan bernapas lebih dalam saat berolahraga atau melakukan aktivitas berat. Hal ini karena tubuh membutuhkan pasokan oksigen yang lebih banyak.
2. Dataran tinggi
Penurunan kadar oksigen dan meningkatnya tekanan ketika berada di tempat yang lebih tinggi bisa menyebabkan hiperpnea.
Ini merupakan salah satu gejala altitude sickness atau penyakit ketinggian. Gangguan ini biasanya timbul pada ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).
3. Anemia
Kurangnya sel darah merah menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam tubuh. Hal ini merangsang paru-paru untuk bernapas lebih dalam agar Anda memperoleh lebih banyak oksigen.
4. Udara dingin
Paparan udara dingin dari lingkungan atau air conditioner (AC) dapat memicu bronkospasme, yakni mengencangnya otot-otot yang melapisi saluran udara.
Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa batuk, sesak napas, dan pernapasan yang lebih cepat dan dalam.