backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Manfaat Tanaman Mugwort untuk Kesehatan Kulit

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 17/10/2022

    Manfaat Tanaman Mugwort untuk Kesehatan Kulit

    Mugwort merupakan sebutan bagi berbagai tanaman aromatik dari genus Artemisia. Tanaman ini telah sejak lama digunakan untuk meningkatkan energi serta mengatasi masalah pencernaan seperti diare, sembelit, hingga infeksi cacing. Selain beragam khasiat ini, tahukah Anda bahwa mugwort juga memiliki manfaat bagi kulit?

    Manfaat mugwort untuk kulit

    Sumber: Crimson Sage Nursery

    Mugwort dinilai berkhasiat bagi kulit berkat kandungan senyawa antibakteri, antijamur, dan antiradang di dalamnya. Tanaman ini juga mengandung berbagai jenis vitamin dan antioksidan yang dapat memperkuat lapisan pelindung kulit.

    Berikut beberapa manfaat yang bisa Anda peroleh dari tanaman mugwort.

    1. Meredakan gatal pada penderita luka bakar

    Seiring pemulihan, luka bakar akan menimbulkan rasa gatal yang mengganggu. Hampir setiap orang yang mengalami luka bakar akan merasakan gatal pada area luka, tepi luka, atau bagian kulit yang menempel dengan kulit donor pada luka bakar yang parah.

    Salah satu penelitian yang dimuat dalam Rehabilitation Nursing Journal menemukan bahwa losion mugwort berpotensi meredakan gatal pada penderita luka bakar. Losion tersebut dibuat dari ekstrak mugwort, mentol, etanol murni, dan air suling.

    2. Meredakan masalah kulit

    Mugwort juga memberikan manfaat bagi orang yang memiliki kulit kering dan sensitif. Pasalnya, senyawa aktif dalam mugwort diyakini mampu menutrisi kulit, membantu pemulihan, serta meredakan radang, kemerahan, dan masalah sejenisnya pada kulit.

    Ini sebabnya ekstrak mugwort sering digunakan sebagai bahan utama dalam produk perawatan kulit, terutama dalam produk masker. Tidak hanya meredakan masalah kulit, penggunakan masker mugwort secara rutin dinilai dapat melembapkan kulit dan membersihkan pori-pori.

    3. Memperkuat lapisan pelindung kulit

    Kulit terlindungi oleh lapisan pelindung yang tersusun dari beberapa jenis protein, di antaranya filaggrin dan loricrin. Produksi kedua protein ini dipengaruhi oleh gen tertentu dalam tubuh Anda. Jika produksinya menurun, kulit dapat menjadi kering dan sensitif.

    Sebuah penelitian dalam International Journal of Molecular Science menemukan bahwa ekstrak mugwort memiliki manfaat dalam melindungi kulit. Tanaman ini mengaktifkan gen yang memproduksi filaggrin dan loricrin sehingga lapisan pelindung kulit tetap kuat.

    4. Meredakan gatal akibat eksim dan alergi

    Lapisan pelindung kulit yang rusak akibat penurunan produksi filaggrin dan loricrin merupakan salah satu faktor penunjang terjadinya eksim. Pada beberapa orang, kondisi ini juga bisa memperparah gatal akibat alergi.

    Senyawa antioksidan dalam mugwort berpotensi merangsang gen pembentuk filaggrin dan loricrin. Dengan cara ini, kulit lebih tahan terhadap keluhan gatal akibat eksim maupun reaksi terhadap alergi.

    Efek samping penggunaan mugwort

    Zoline

    Mugwort memiliki beragam manfaat bagi kesehatan, termasuk untuk kulit. Akan tetapi, tanaman ini juga dapat menimbulkan efek samping bagi orang-orang yang sensitif terhadap bahan aktif di dalamnya.

    Orang-orang yang alergi terhadap makanan tertentu seperti apel, persik, seledri, wortel, dan bunga matahari biasanya juga alergi terhadap mugwort. Jika Anda memiliki alergi terhadap salah satu bahan tersebut, sebaiknya Anda melakukan tes alergi sebelum menggunakan mugwort.

    Mugwort juga dapat memicu kontraksi rahim dan memicu menstruasi. Penggunaan mugwort bagi ibu menyusui pun belum diketahui keamanannya. Oleh sebab itu, penggunaan mugwort tidak disarankan bagi ibu hamil dan menyusui.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 17/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan