backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Necrobiosis Lipoidica

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 25/07/2022

Necrobiosis Lipoidica

Munculnya ruam adalah masalah kulit yang sangat sering dijumpai. Meski begitu, bisa saja penyebab kemunculannya adalah kelainan langka seperti necrobiosis lipoidica. Lantas, bagaimana dengan gejala lain dan pengobatannya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Apa itu necrobiosis lipoidica?

Necrobiosis lipoidica (NL) adalah kelainan kulit granulomatosa langka. Granulomatosa sendiri merupakan peradangan kronis yang memiliki pola khas dan banyak terdeteksi pada kondisi infeksi maupun tidak.

Salah satu jenis NL yakni necrobiosis lipoidica diabeticorum yang menyerang pasien diabetes, biasanya diabetes tipe 1 yang bergantung dengan insulin.

Pada orang dengan diabetes, penyakit ini masuk ke dalam jenis komplikasi.

Meski begitu, orang tanpa diabetes pun dapat mengalaminya jika bila ada faktor-faktor risiko tertentu.

Berdasarkan laporan yang disusun oleh Kenia Lepe, penyakit NL ini pertama kali disebutkan sebagai dermatitis atrophicans lipoidica diabetesa pada tahun 1929, oleh Oppehhein.

Namun, pada tahun 1932, Urbach mengganti namanya menjadi penyakit necrobiosis lipoidica diabetesorum (NLD). Kemudian, di tahun 1935, kasus pertama dilaporkan oleh Goldsmith pada pasien nondiabetes.

Selanjutnya, lebih banyak kasus NLD dijelaskan oleh Meischer dan Leder pada pasien nondiabetes pada tahun 1948.

Pada tahun 1960, Rollins dan Winkelmann juga mempublikasikan tentang NLD yang terjadi pada pasien nondiabetes.

Saat ini, istilah  necrobiosis lipoidica mencakup semua pasien yang memiliki karakteristik luka yang sama, tanpa memperhitungkan ada atau tidak adanya diabetes.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Penyakit kulit ini biasa menyerang siapa saja, tapi paling sering dialami oleh pengidap diabetes tipe 1.

Konsultasi dokter diperlukan untuk mengetahui penyebab maupun faktor risikonya sehingga dokter bisa menentukan perawatan mana yang paling efektif.

Tanda dan gejala necrobiosis lipoidica

necrobiosis lipoidica
Sumber: Derm Netnz

Penyakit kulit ini awalnya muncul dalam bentuk papula atau ruam merah di tulang kering yang perlahan-lahan membesar menjadi satu.

Gejala bisa juga berupa bercak coklat kekuningan dengan tepi merah.

Ciri-ciri bercak terkait penyakit kulit ini.

  • Paling sering terjadi pada kulit sekitar tulang kering dan jarang ditemukan di bagian tubuh lain.
  • Bisa saja menimbulkan gejala nyeri ditekan, tapi bisa juga tidak.
  • Bentuk bercaknya bisa bulat, lonjong, atau tidak beraturan.
  • Keringat berkurang dan kadang mati rasa.
  • Area kulit mengilat, pucat, dan menipis dengan pembuluh darah menonjol (telangiektasia)

Setiap orang dapat menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Ada pula yang menunjukkan gejala yang tidak disebutkan di atas.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda mengalami perubahan pada kulit seperti dijelaskan di atas, segera periksa ke dokter.

Dokter akan meminta Anda untuk menjalani pemeriksaan dan serangkaian tes kesehatan untuk mengetahui penyebab sekaligus cara tepat mengatasinya.

Penyebab necrobiosis lipoidica

penyakit kulit pada lansia

Penyebab penyakit kulit ini tidak diketahui secara pasti. Namun menurut beberapa teori, berikut adalah kemungkinan penyebab dari necrobiosis lipoidica.

1. Mikroangiopati diabetik

Efek diabetes pada pembuluh darah mata dan ginjal sebanding dengan perubahan pembuluh darah yang diamati pada penyakit kulit ini.

Efek tersebut adalah pengendapan glikoprotein di dinding pembuluh darah.

2. Kolagen yang abnormal

Kolagen adalah protein yang dibutuhkan tubuh, terutama dalam menjaga kesehatan kulit.

Ketika kondisi protein ini abnormal, bisa jadi ada peningkatan peradangan atau kerusakan pada kulit yang meningkatkan risiko penyakit kulit ini.

3. Terganggunya perpindahan neutrofil

Perpindahan neurotrofil (jenis sel darah putih) yang rusak bisa menyebabkan peningkatan jumlah makrofag, yaitu jenis sel darah putih yang bisa membunuh patogen.

Hal tersebut bisa memicu pertumbuhan granuloma, yakni kelainan pada jaringan tubuh yang muncul pada peradangan sehingga bisa menyebabkan necrobiosis lipoidica.

Faktor risiko

Meksipun penyebabnya tidak diketahui, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risikonya.

Berikut adalah temuan yang bisa menjadi faktor risiko dari necrobiosis lipoidica.

  • Perempuan diketahui tiga kali lebih besar risikonya terkena penyakit ini dibanding pria.
  • Sebanyak 11 – 65% pasien memiliki penyakit diabetes atau pradiabetes.
  • Menyerang orang dewasa dan lansia, jarang terjadi pada anak-anak.
  • Sering terjadi pada orang dengan obesitas, hipertensi, dislipidemia, dan penyakit tiroid.

Diagnosis

Tidak ada tes khusus untuk menegakkan penyakit kulit ini. Dokter biasanya akan meminta Anda untuk menjalani biopsi kulit.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sebagian kecil dari kulit yang bermasalah untuk dijadikan sampel pemeriksaan di laboratorium.

Biasanya, penyakit ini menunjukkan reaksi peradangan granulomatosa di sekitar kolagen yang hancur (nekrobiosis).

Dokter mungkin saja merekomendasikan tes kesehatan lain untuk mendukung penegakan diagnosis sekaligus mengetahui penyebabnya.

Pengobatan necrobiosis lipoidica

dokter

Tidak semua kasus necrobiosis lipoidica memerlukan pengobatan. Jika diperlukan, biasanya menggunakan beberapa perawatan berikut ini.

1. Obat kortikosteroid

Tujuan pengobatan ini adalah mengurangi peradangan pada kulit. Obatnya dapat berbentuk salep maupun gel, atau diberikan lewat suntikan.

2. Salep takrolimus

Salep takrolimus digunakan untuk mengatasi ruam dan kulit kering yang mungkin terjadi pada orang dengan penyakit kulit ini.

3. Fotokemoterapi (PUVA)

PUVA adalah terapi cahaya dengan menggunakan radiasi ultraviolet untuk mengobati penyakit kulit.

Pengobatan necrobiosis lipoidica di rumah

Selain pengobatan di atas, Anda mungkin juga perlu melakukan perubahan gaya hidup untuk mencegah keparahan kondisinya.

Perubahan pola hidup penting dilakukan, terutama jika memiliki masalah kesehatan seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit tiroid.

Biasanya perubahan gaya hidup ini meliputi diet, olahraga rutin, istirahat cukup, dan pengelolaan stres. Kebiasaan yang tidak sehat contohnya merokok perlu dihentikan.

Perubahan lain mungkin perlu dilakukan, tergantung dengan kondisi kesehatan tubuh Anda secara menyeluruh.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 25/07/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan