
Bahkan, para ahli berpendapat bahwa dalam situasi tertentu, penggunaan air kencing untuk mengobati berbagai masalah kesehatan justru dapat memperburuk masalah. Berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh para peneliti dari Loyala University of Chicago membuktikan bahwa air kencing tidak steril karena mengandung berbagai bakteri hidup di dalamnya.
Secara umum banyak komunitas ilmiah dan medis yang menentang penggunaan air kencing sebagai pengobatan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan tertentu. Hal senada juga dikatakan oleh majalah ilmiah Scientific American dan organisasi American Cancer Society.
Intinya begini, pengobatan apa pun tentu saja harus memberikan manfaat yang lebih besar daripada efek samping atau risikonya. Sayangnya, sampai saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa terapi urine untuk jerawat memberikan lebih banyak manfaat dibandingkan dengan efek sampingnya. Itulah mengapa para ahli belum menyarankan terapi ini.
Lantas, dari mana asal mulanya terapi urine untuk jerawat?
Lebih dari 90 persen kandungan air kencing adalah air. Sisanya air kencing mengandung senyawa biokimia seperti urea. Urea sendiri merupakan senyawa yang baik untuk kulit karena bersifat humektan, yaitu membantu menjaga kelembapan sekaligus menghaluskan kulit. Urea juga dapat berperan dalam proses eksfoliasi untuk mengangkat sel-sel kulit mati di permukaan kulit.
Banyak produk kosmetik dan perawatan kulit sebenarnya mengandung urea. Namun, urea yang terkandung dalam produk perawatan kulit ini adalah sintesis (buatan). Bukan berasal dari air kencing manusia atau hewan. Agar Anda dapat merasakan manfaat urea secara efektif, Anda membutuhkan lebih banyak urea. Sementara urea yang terkandung dalam air kencing jumlahnya hanya sedikit, sehingga kecil kemungkinan Anda dapat merasakan manfaatnya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar