backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Terapi Urine dengan Minum Air Kencing, Benarkah Efektif?

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 28/10/2022

    Terapi Urine dengan Minum Air Kencing, Benarkah Efektif?

    Reaksi yang muncul di benak Anda saat pertama mendengar soal minum urine normal untuk kesehatan mungkin adalah rasa tidak percaya atau bahkan jijik. Terapi urine memang merupakan salah satu metode pengobatan dan perawatan diri yang tidak biasa.

    Namun, sebelum Anda langsung berpaling, sebaiknya pelajari dulu beberapa fakta soal air seni yang diyakini sebagai air kehidupan bagi masyarakat tertentu.

    Asal-usul terapi urine

    pembentukan urine

    Terapi urine atau terapi air seni manusia sudah dikenal sejak beribu-ribu tahun lalu sebagai metode pengobatan dan perawatan diri. Pengobatan ini banyak ditemukan pada negara-negara di Asia seperti Cina, Mesir, dan India.

    Beberapa penemuan juga menunjukkan bahwa terapi urine banyak dipraktikkan pada negara-negara di Afrika. Masyarakat zaman kuno percaya bahwa air seni mengandung berbagai khasiat yang menyehatkan dan mampu mengobati berbagai penyakit.

    Cara tradisional ini pun masih terus dipercaya hingga kini sebagai bentuk pengobatan alternatif. Biasanya, orang-orang yang menjalani terapi urine akan secara rutin mengonsumsi satu cangkir air seni mereka di pagi hari sebelum menyantap sarapan.

    Dengan melakukan hal ini, tubuh diharapkan menjadi lebih sehat dan tahan terhadap berbagai penyakit. Terapi ini juga umumnya dijalani bila seseorang sedang melawan penyakit tertentu.

    Bagaimana cara kerja terapi urine?

    Tidak seperti yang selama ini dikira, air seni atau urine ternyata bukan sebuah kotoran biologis manusia yang dihasilkan dari sistem ekskresi (pembuangan). Kandungan di dalamnya diyakini masih memiliki sejumlah manfaat.

    Darah yang menyimpan berbagai zat dan nutrisi penting akan melewati hati, di mana racun akan dipisahkan dan dibuang dalam bentuk padat yang dikenal sebagai feses. Lalu, darah yang sudah bersih ini akan melalui proses penyaringan lagi pada ginjal.

    Dalam proses ini, komponen-komponen yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh akan terkumpul dalam wujud cairan. Cairan yang disebut air seni ini terdiri dari 95% air dan 5% komponen lain yang terdiri dari vitamin, mineral, protein, dan antibodi.

    Manfaat terapi urine yang konon dipercaya

    tes urine

    Metode pengobatan dan perawatan diri dengan air seni bisa dilakukan dengan banyak cara, termasuk dengan meminum langsung atau mengoleskannya pada bagian tubuh tertentu.

    Mereka yang percaya dengan manfaat terapi urine menganggap bahwa air kencing dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan. Berikut adalah beberapa contoh umum penggunaan air seni sebagai bentuk pengobatan alternatif.

    1. Berpotensi melawan sel kanker

    Dalam pengobatan kanker, air seni dianggap ampuh sebagai agen untuk melawan sel kanker yang berkembang dalam tubuh. Ini disebabkan karena air seni penderita kanker dipercaya mengandung antigen tumor.

    Antigen tumor adalah sejenis protein yang ditemukan pada darah penderita kanker. Antigen ini adalah salah satu faktor pemicu kanker. Dengan minum air seni yang mengandung antigen tumor, tubuh diharapkan akan semakin banyak memproduksi antibodi alami yang akan melawan pertumbuhan sel kanker.

    2. Membantu meredakan infeksi bakteri

    Sebagian orang percaya bahwa air seni manusia memiliki sifat antibakteri. Ini karena air seni diduga mengandung zat-zat antibodi dan berbagai sel yang berperan untuk membentuk kekebalan tubuh.

    Jika diminum, air seni diyakini bisa meredakan infeksi dalam tubuh yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi bakteri yang terjadi di kulit juga dipercaya bisa disembuhkan dengan cara mengoleskan langsung air seni pada bagian yang mengalami infeksi.

    3. Membantu pengobatan berbagai masalah kulit

    Selain meredakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri, banyak orang memercayai khasiat air seni untuk mengatasi jerawat. Pada zaman kuno, air seni juga dipercaya bisa menjaga kekencangan kulit dan mencegah penuaan dini yang ditandai dengan munculnya keriput atau garis-garis halus pada wajah.

    Selain dengan minum air kencing, sebagian orang pun secara rutin mengoleskan air seni pada wajah untuk merawat kecantikan.

    4. Memutihkan gigi

    Bangsa Roma kuno dahulu menggunakan air seni manusia untuk merawat gigi karena meyakini manfaatnya untuk memutihkan gigi. Ini karena kandungan amonia dalam urine diyakini berfungsi sebagai pemutih alami.

    Masyarakat Romawi biasanya mengoleskan air seni mereka pada bagian gigi dan gusi sebagai pembersih alami.

    5. Membantu pengobatan luka bakar dan luka sengatan binatang

    Ketika Anda tersengat binatang seperti ubur-ubur atau mengalami luka bakar, air seni manusia menjadi pilihan beberapa orang untuk meredakan rasa sakit dan mengobati luka tersebut.

    Air seni diyakini mengandung zat antiseptik alami. Dengan mengoleskannya pada luka, diharapkan kulit akan lebih cepat sembuh karena zat tersebut. Hingga kini, masih banyak yang mempraktikkan cara ini.

    6. Berpotensi mencegah infeksi

    Sebagian masyarakat di Asia, terutama Tiongkok dan India, masih rutin menjalani terapi urine dengan cara minum air kencing yang diproduksi setelah bangun tidur pada pagi hari (air seni pertama).

    Terapi ini dianggap ampuh untuk mencegah berbagai jenis penyakit dan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus dan bakteri berbahaya. Jutaan orang di dunia telah menjalani terapi urine dan mengakui khasiatnya bagi kesehatan mereka.

    Bagaimana dengan terapi minum air kencing unta?

    air kencing unta

    Tidak hanya urine manusia, terapi minum air kencing unta pun diyakini memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satunya dilaporkan oleh penelitian yang dimuat dalam jurnal Integrative Cancer Therapies pada 2017.

    Masyarakat Timur Tengah sejak dahulu telah mengonsumsi air kencing unta untuk mengobati demam hingga mengurangi risiko kanker. Menurut penelitian tersebut, air kencing unta ternyata berpotensi mencegah pertumbuhan sel-sel 4T1 pada kanker payudara.

    Dalam pengujian laboratorium, air kencing unta juga berpotensi mencegah penyebaran sel-sel 4T1. Zat antikanker di dalamnya bekerja dengan menghambat pertumbuhan pembuluh darah menuju jaringan kanker.

    Hasil penelitian ini memang berpotensi, tapi tingkat kesuksesannya bergantung pada dosisnya. Urine unta juga sama seperti urine manusia yang mengandung berbagai macam bakteri dan zat buangan yang bisa saja berdampak bagi kesehatan.

    Selain itu, konsumsi urine unta secara berlebihan juga memiliki dampak yang buruk. Asosiasi Terapi Urine Tiongkok bahkan tidak lupa memperingatkan bahaya minum air kencing seperti demam dan nyeri otot yang bisa bertambah seiring jumlah urine yang diminum.

    Apakah minum air kencing berbahaya?

    cek penuaan dengan tes urine

    Sejauh ini belum ada kasus di mana orang yang menjalani terapi urine, mengoleskan urine ke kulit, atau bahkan minum air kencing, mengalami efek samping yang sifatnya serius.

    Meski begitu, hingga kini belum ada penelitian ilmiah yang berhasil mengungkapkan apa saja dampak positif dan negatif dari pemanfaatan urine yang cukup teruji atau dapat dijadikan acuan.

    Para ahli mengambil kesimpulan bahwa minum air kencing pada umumnya tidak akan menimbulkan efek samping yang berbahaya, tetapi berbagai kandungan dalam urine belum pasti memberikan khasiat tertentu bagi tubuh.

    Ini karena sekalipun memang ada, nutrisi atau zat baik dalam urine jumlahnya amat sedikit dan kekuatannya pun sangat kecil. Jadi, tak ada dampak yang bisa dirasakan oleh tubuh setelah menjalani terapi urine atau menggunakan urine sebagai obat luar.

    Bahkan, para pakar berpendapat pada dalam situasi tertentu, pemanfaatan air seni justru akan memperburuk masalah. Misalnya ketika Anda disengat ubur-ubur, air seni yang bersentuhan dengan luka justru akan bereaksi dan menambah rasa sakit.

    Selain itu, British Dietetic Association menambahkan bahwa jika Anda menjalani terapi urine, semakin hari air seni yang Anda konsumsi akan menjadi semakin pekat. Hal ini dapat berdampak pada sistem pencernaan atau bahkan mungkin berujung menjadi penyakit kandung kemih.

    Komunitas ilmiah dan medis kebanyakan menentang terapi urine atau pemanfaatan urine secara umum. Majalah ilmiah Scientific American dan organisasi American Cancer Society pun telah menyerukan agar masyarakat menghindari terapi urine sebagai bentuk pengobatan, pertolongan pertama, atau perawatan diri.

    Uji laboratorium yang dilakukan oleh beberapa peneliti di Loyola University of Chicago ternyata membuktikan bahwa berbagai bakteri hidup di dalam air seni Anda. Ini berarti air seni tidak bersifat steril seperti yang dipercaya orang-orang pada zaman dahulu.

    Para ahli, dokter, dan tenaga medis umumnya menyarankan agar Anda lebih fokus pada pola makan yang seimbang, gaya hidup sehat, serta pengobatan yang sudah terjamin. Pada akhirnya, keputusan untuk menjalani terapi ini ada di tangan Anda sendiri.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 28/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan