backup og meta

Jenis Sabun Scabies dan Perilaku Hidup Bersih untuk Bantu Sembuhkan Penyakit Kudis

Jenis Sabun Scabies dan Perilaku Hidup Bersih untuk Bantu Sembuhkan Penyakit Kudis

Kudis atau scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi tungau Sarcoptes scabiei. Tungau tinggal dan bertelur di dalam kulit sehingga menyebabkan munculnya ruam kulit dan rasa gatal. Cara terbaik dalam mengatasi kondisi ini adalah dengan menggunakan obat-obatan yang diresepkan dokter. Di samping itu, mandi memakai sabun dengan formula tertentu, seperti sabun sulfur, juga sama efektifnya untuk membantu mengendalikan gejala penyakit scabies.

Formula sabun yang tepat untuk atasi penyakit scabies

Menuangkan sabun untuk scabies

Ruam berupa bintik atau bintil merah akibat tungau penyebab scabies bisa menimbulkan rasa gatal yang mengganggu, terutama di malam hari.

Selain melalui pengobatan topikal seperti salep phermethrin, perawatan kulit di rumah juga dapat membantu meringankan gejala kudis. Mandi pakai sabun berformula khusus untuk penyakit scabies memang tidak langsung menghentikan infeksi dan mematikan tungau. Namun, sabun yang tepat dapat mengurangi gatal dan perih yang Anda rasakan karena penyakit scabies.

Lantas, sabun dengan formula seperti apa yang dapat membantu untuk meringankan penyakit scabies?

1. Sabun sulfur

Kandungan sulfur paling sering ditemukan pada krim antijerawat. Krim mengandung sulfur memiliki kemampuan untuk mengangkat minyak berlebih dan kotoran penyebab jerawat dari permukaan kulit secara menyeluruh.

Namun, sabun sulfur juga bisa dipakai untuk membantu meringankan gejala penyakit scabies. Kandungan sulfur atau belerang pada sabun bisa dimanfaatkan untuk meringankan rasa gatal yang tidak tertahankan.

Menurut Mayo Clinic terdapat cara mandi yang tepat untuk memperoleh efek yang lebih maksimal dari sabun sulfur untuk scabies ini, yaitu:

  1. Mandi dengan air hangat saat pakai sabun sulfur.
  2. Pada bagian kulit yang terdampak scabies, bersihkan dengan lembut menggunakan sabun sulfur dan bilas secara menyeluruh.
  3. Gosokkan kembali sabun sulfur pada ruam-ruam scabies secara perlahan untuk beberapa menit.
  4. Tanpa membilasnya kembali, bersihkan kulit-kulit yang mengelupas menggunakan handuk atau tisu.

Sabun ini sangat mudah diperoleh di berbagai apotek dan supermarket.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sabun sulfur

Sabun dengan kandungan sulfur aman untuk anak-anak dan orang dewasa penderita penyakit scabies. Hingga saat ini belum terdapat hasil penelitian yang memadai untuk risiko penggunaan kandungan sulfur pada ibu hamil dan menyusui.

Namun, Anda tak sebaiknya menggunakannya secara rutin dan berkepanjangan. Anda tetap perlu memperhatikan batasan dosis yang disarankan secara medis.

Dosis kandungan sabun sulfur yang dianjurkan dalam pengobatan penyakit scabies adalah 6-10% untuk penggunaan satu kali sehari dalam waktu tiga hari.

Sabun sulfur umumnya tidak memiliki risiko efek samping yang berarti. Namun, jika sampai muncul reaksi alergi akibat penggunaan sabun untuk penyakit scabies ini, segera stop penggunaannya dan beri tahu dokter Anda.

2. Sabun dengan monosulfiram untuk penyakit scabies

Monosulfiram merupakan zat yang sejak tahun 1942 telah dimanfaatkan sebagai kandungan utama dalam obat-obatan scabies. Sebagai obat scabies, monosulfiram biasanya diaplikasikan ke seluruh tubuh setelah mandi selama dua sampai tiga hari berturut-turut.

Menurut artikel berhudul Treatment of scabies: newer perspectives, sabun yang mengandung monosulfiram pernah digunakan untuk mencegah penularan scabies di dalam lingkungan yang terinfeksi.

Perawatan kulit dan perilaku hidup bersih untuk atasi kudis

Perawatan kulit scabies

Selain menggunakan sabun dengan formula tertentu, beberapa upaya juga tetap bisa dilakukan untuk membantu mengembalikan kesehatan kulit yang terdampak penyakit scabies.

Scabies atau kudis memang sering dikaitkan dengan penerapan gaya hidup tidak bersih atau jorok. Padahal, penyebab utama penyakit ini tidak berkaitan dengan kebersihan, melainkan penularan serangga parasit penyebab scabies yaitu tungau Sarcoptes scabiei. 

1. Mengompres ruam kulit scabies

Salah satu cara sederhana untuk membantu meredakan rasa gatal akibat scabies adalah dengan kompres dingin. Kompres bisa dibuat dengan batu es yang dicampur dengan air. Ketika rasa gatal terasa tempelkan kompres ini di permukaan kulit hingga lebih mereda.

Kondisi ruangan yang lembab dan temperatur panas seringkali juga bisa memperparah gejala scabies. Untuk mengatasinya, cobalah mendinginkan tubuh Anda dengan beristirahat di ruangan yang lebih sejuk atau menggunakan pendingin ruangan dan kipas angin.

2. Menjaga kelembapan kulit dengan losion

Losion atau krim non kosmetik yang tidak mengandung pewangi seperti krim hydrocortisone, krim Benadryl, and losion Caladryl mengandung formula yang dapat mengurangi rasa gatal sementara. Saat scabies sembuh, losion ini juga bisa kembali mengembalikan kelembapan kulit yang terdampak scabies.

3. Menghentikan kebiasaan menggaruk

Pengobatan medis, sabun khusus untuk penyakit scabies atau menerapkan perawatan kulit seperti di atas akan kurang efektif jika Anda tidak menghentikan kebiasaan menggaruk.

Kulit yang gatal saat terus digaruk bisa mengalami iritasi. Kondisi kulit yang teriritasi dan terluka lebih rentan mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri penyebab penyakit kulit menular lainnya, salah satunya bakteri strep penyebab impetigo.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan kebiasaan ini adalah:

  • Melindungi bagian kulit yang terdampak dengan perban, tapi pastikan untuk menjaganya selalu bersih dan kering.
  • Menghindari pakaian ketat  dan kasar yang malam memicu gatal dan beralih memakai pakaian berbahan lembut.
  • Rutin mengguting kuku.
  • Menggunakan sarung tangan, terutama saat tidur di malam hari.

4. Tidak saling meminjam barang

Tungau penyebab kudis juga dapat ditularkan lewat barang-barang pribadi yang dipakai secara bergantian seperti pakaian, handuk, atau sprei tempat tidur. Tungau bisa menempel pada kain, pakaian, seprai, dan handuk.

Jumlah tungau yang tinggal dalam kulit Anda bisa bertambah jika Anda memakai barang-barang ini secara bersamaan dengan orang yang juga terkena kudis. Oleh karena itu, Anda perlu menggunakan barang-barang ini secara mandiri dan tidak berbagi ruangan yang sama dengan penderita scabies lainnya.

5. Mencuci pakaian secara terpisah

Terakhir, penting bagi Anda untuk rutin mencuci dengan benar semua pakaian dan seprai yang digunakan guna menghindari terjadinya infeksi scabies berulang.

Caranya membasmi tungau adalah dengan mencuci semua barang yang menempel pada kulit menggunakan sabun pembersih atau detergen antitungau dan air panas.

Untuk benda-benda yang tidak dapat dicuci, benda-benda bisa dimasukkan ke dalam plastik tertutup dan letakkan di tempat yang sulit dijangkau setidaknya selama 72 jam.

Penggunaan sabun untuk penyakit scabies dan perawatan kulit ini penting diterapkan terutama bagi Anda yang tinggal atau beraktivitas penuh di lingkungan komunal yang tertutup, seperti asrama, panti jompo, pesantren, dan penjara.

Hal ini dilakukan guna mencegah penularan scabies yang berlangsung cepat di lingkungan terisolasi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Shimose, L., & Munoz-Price, L. (2013). Diagnosis, Prevention, and Treatment of Scabies. Current Infectious Disease Reports, 15(5), 426-431. doi: 10.1007/s11908-013-0354-0

Karthikeyan, K. (2005). Treatment of scabies: newer perspectives. Postgraduate Medical Journal, 81(951), 7-11. doi: 10.1136/pgmj.2003.018390

Sulfur (Topical Route) Proper Use – Mayo Clinic . (2020). Retrieved 4 March 2020, from https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/sulfur-topical-route/proper-use/drg-20066155

Scabies Treatment: Over-the-Counter Cream, Medication, and More. (2020). Retrieved 4 March 2020, from https://www.healthline.com/health/scabies-otc-treatment

How to Get Rid of Scabies. (2020). Retrieved 4 March 2020, from https://www.verywellhealth.com/scabies-treatment-3133045

https://www.aerzteblatt.de/int/archive/article/183659/The-treatment-of-scabies-a-systematic-review-of-randomized-controlled-trials

Versi Terbaru

27/10/2022

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Satria Aji Purwoko


Artikel Terkait

8 Penyakit Kulit yang Tidak Menular, Plus Gejala-gejalanya

7 Pantangan Scabies agar Gejala Tidak Semakin Parah


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 27/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan