backup og meta

Phlegmon

Phlegmon

Phlegmon (flegmon) adalah masalah kesehatan yang bisa memicu peradangan dan infeksi pada jaringan dalam tubuh. Untuk mengetahui lebih lengkap seputar gejala, penyebab, hingga pengobatannya, simak artikel di bawah ini!

Apa itu phlegmon?

Phlegmon adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan peradangan pada jaringan lunak yang terjadi di bawah kulit atau di dalam tubuh. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi dan dapat menghasilkan nanah

Nama “phlegmon” sendiri berasal dari kata Yunani yang berarti peradangan atau pembengkakan.

Kondisi ini bisa terjadi di bawah kulit (infeksi kulit), mulai dari jari hingga kaki. Masalah peradangan ini juga dapat memengaruhi organ dalam, seperti amandel atau usus buntu.

Flegmon ini bisa menyebar dengan cepat dan dalam beberapa kasus, bahkan bisa berkembang menjadi kondisi yang mengancam jiwa. 

Tanda dan gejala phlegmon

Kulit infeksi merah dan bengkak

Gejala yang muncul sebenarnya cenderung bervariasi, bergantung lokasi dan tingkat keparahan infeksi yang diderita. 

Namun, berikut ini beberapa gejala phlegmon yang umum dialami.

1. Masalah pada kulit

Bila masalah peradangan ini terjadi pada kulit, Anda mungkin akan mengalami beberapa gejala ini:

  • kulit kemerahan,
  • nyeri, dan
  • kulit membengkak. 

Selain itu, Anda mungkin merasakan sejumlah gejala infeksi bakteri yang menyebar ke seluruh tubuh, antara lain:

  • kelenjar getah bening membengkak, 
  • mudah lelah, 
  • demam, dan
  • sakit kepala. 

2. Phlegmon pada organ dalam

Tidak hanya pada kulit, peradangan yang terjadi bisa mencapai organ bagian dalam. Akibatnya, gejala-gejala yang dialami tentu akan memengaruhi organ tersebut. 

Berikut ini gejala berdasarkan organ dalam yang terdampak.

  • Saluran pencernaan: sakit perut, demam, mual, dan muntah.
  • Usus buntu: nyeri, demam, muntah, diare, dan masalah usus. 
  • Mata: nyeri, bintik-bintik hitam, gangguan penglihatan, dan gejala mirip flu. 
  • Dasar mulut: nyeri gigi, kelelahan, nyeri telinga, bingung, bengkak pada lidah dan leher, serta sesak napas. 
  • Pankreas: demam, peningkatan sel darah putih, peningkatan enzim pankreas dalam darah, sakit perut parah, mual dan muntah. 
  • Amandel: demam, sakit tenggorokan, sulit berbicara, dan suara serak. 

Kapan saya harus ke dokter?

Jika mengalami gejala phlegmon seperti bengkak, demam, dan rasa sakit yang mengganggu, segera konsultasikan dengan dokter.

Ini karena kondisi ini memerlukan perawatan medis yang tepat guna mencegah komplikasi lebih lanjut. 

Penyebab phlegmon

Umumnya, penyebab phlegmon adalah infeksi bakteri, yaitu Streptococcus grup A atau Staphylococcus aureus.

Ada berbagai macam kondisi yang bisa membuat bakteri ini menginfeksi tubuh. Berikut penjelasannya. 

1. Masuk lewat luka

Bakteri penyebab phlegmon bisa masuk melalui luka pada kulit atau bagian dalam tubuh yang terbuka.

Saat kulit atau jaringan tubuh terluka, bakteri dapat masuk dan menginfeksi jaringan lunak di bawah kulit atau organ dalam. 

Infeksi ini kemudian dapat menyebabkan peradangan dan pembentukan nanah, yang merupakan ciri dari kondisi flegmon. 

2. Setelah operasi gigi

Operasi gigi bisa menjadi penyebab phlegmon. Pasalnya, operasi tersebut dapat menyebabkan luka pada jaringan di sekitar gigi

Jika luka tidak sembuh dengan baik atau terinfeksi oleh bakteri, infeksi tersebut bisa menyebar ke jaringan lunak di bawah kulit atau bagian dalam tubuh. Ini bisa memicu peradangan yang jadi penyebab flegmon.

3. Menempel pada dinding organ dalam

Bakteri penyebab flegmon dapat menempel pada organ dalam tubuh melalui berbagai cara.

Salah satunya adalah melalui luka atau infeksi yang terjadi pada kulit atau jaringan lunak di sekitar organ tersebut. 

Jika ada luka terbuka, bakteri bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka tersebut dan menyebabkan infeksi. 

4. Sistem kekebalan tubuh yang lemah

Sistem kekebalan tubuh yang lemah bisa menjadi penyebab phlegmon.

Begini, sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi bakteri. 

Jika bakteri masuk ke dalam tubuh lewat luka atau infeksi kulit, sistem imun yang lemah tidak bisa bekerja dengan efektif melawan bakteri.

Akibatnya, bakteri bisa dengan mudah berkembang biak dan menyebabkan peradangan yang lebih luas. 

Diagnosis phlegmon

dokter kulit

Dokter biasanya mengawali diagnosis dengan bertanya seputar gejala yang dialami dan menelaah riwayat medis Anda.

Selanjutnya, dokter mungkin merekomendasikan beberapa pemeriksaan, seperti: 

  • tes darah, 
  • tes urine, 
  • USG,
  • X-ray, 
  • MRI, dan 
  • CT-Scan

Di sisi lain, dokter akan menggunakan gadolinium intravena dengan MRI. Menurut dokter dari King Fahd Medical City, pemeriksaan ini bertujuan membedakan antara selulitis, abses, dan phlegmon.

Pengobatan phlegmon

Pengobatan phlegmon umumnya disesuaikan dengan lokasi dan tingkat keparahan infeksi.

Dokter biasanya akan mengobati kondisi peradangan ini dengan antibiotik dan operasi. Berikut pengobatan phlegmon berdasarkan lokasi peradangannya. 

1. Perawatan phlegmon kulit

Bila flegmon pada kulit tergolong kecil, dokter biasanya akan memberikan antibiotik oral.

Namun, pembedahan mungkin akan dibutuhkan untuk membersihkan jaringan mati pada area yang terinfeksi, guna menghentikan penyebaran infeksi

2. Phlegmon oral 

Dibandingkan pada kulit, flegmon pada mulut bisa menyebar dengan cepat dan dapat mengancam jiwa.

Maka dari itu, dokter akan menggunakan antibiotik yang bersifat agresif.  Pengobatan ini dianjurkan dilakukan bersama dengan intubasi, yaitu penempatan tabung pernapasan di trakea.

Pasien dengan flegmon di mulut biasanya akan melalui pembedahan sesegera untuk mengeringkan area dan mencegah penyebaran infeksi. 

Kesimpulan

Phlegmon merupakan peradangan yang terjadi di bawah jaringan kulit. Kondisi ini juga bisa menyerang organ dalam, dari mata hingga saluran pencernaan. Pengobatan perlu disesuaikan dengan lokasi terjadinya penyakit.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Bell, D. (2019). Phlegmon. Radiopaedia. Retrieved 19 July 2023, from https://radiopaedia.org/articles/phlegmon-1

Abcess and Phlegmon. (n.d). The Ohio State University. Retrieved 19 July 2023, from https://medicine.osu.edu/-/media/files/medicine/departments/otolaryngology/atlas-of-head-and-neck-pathology/a/abscess-and-phlegmon.pdf?rev=12ab7e7bc6184f89a3cbb19f0b728856&hash=F6E7E0F6574E6C3BBAC30DEAE941A3C0 

Levco, Simion, & Scerbatiuc, Dumitru. (2018). Phlegmon of the oral floor. Contradictions in diagnosis and treatment. The Moldovan Medical Journal, 61(1), 42–48. https://doi.org/10.5281/zenodo.1186176 

Qureeshi, A.Z. (2012). The three musketeers: Cellulitis, Phlegmon and Abscess. Retrieved 19 July 2023, from https://www.jpma.org.pk/PdfDownload/3819.pdf 

Inflammatory diseases of the skin and subcutis. (n.d). Retrieved 19 July 2023, from http://www.georgevassev.com/en/outpatient-treatment/inflammatory-diseases-of-the-skin 

Versi Terbaru

16/08/2023

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Lentigo

Hematohidrosis Keringat Berdarah, Apa Penyebabnya?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 16/08/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan