backup og meta

Penyebab Kulit Penuh Panu Beserta Faktor Risikonya

Penyebab Kulit Penuh Panu Beserta Faktor Risikonya

Panu sering dijumpai sebagai infeksi kulit di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Masalah kulit umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kondisi ini bikin gatal dan bercak yang muncul kerap mengganggu penampilan. Apa sebenarnya penyebab panu?

Penyebab utama munculnya panu

Sebenarnya pada kulit setiap orang, terdapat jamur dan bakteri yang hidup dan tinggal di atasnya.

Mikroba tersebut dapat hidup berdampingan dengan sel tubuh tanpa menimbulkan masalah. Bahkan, banyak mikroba yang dapat melindungi Anda dari infeksi yang membahayakan tubuh.

Terkadang jamur berkembang biak dengan cepat dan tak terkendali. Akibatnya, infeksi yang akan memunculkan berbagai gangguan pada kulit yang dapat memengaruhi warna, tekstur, serta menimbulkan rasa tak nyaman.

Jenis jamur yang menjadi penyebab panu adalah sekelompok jamur Malassezia.

Malassezia termasuk bagian dari mikrobiota, yaitu mikroorganisme yang biasa ditemukan pada kulit normal. Jamur ini bergantung pada lipid (lemak) untuk bertahan hidup.

Sejauh ini, ada 14 spesies dari jamur Malassezia yang ditemukan. Jenis yang paling sering menyebabkan panu adalah Malassezia globosa, Malassezia resta, Malassezia sympodialis, dan Malassezia furfur.

Biasanya jamur penyebab infeksi kulit ini tumbuh di sekitar kulit kepala, wajah, dan dada tanpa menimbulkan ruam kulit.

Bagaimana infeksi jamur menyebabkan panu?

Belum diketahui jelas bagaimana mekanisme jamur dalam menimbulkan penyakit. Namun, prosesnya diduga terjadi dengan cara yang berbeda-beda bergantung kepada jenis panu yang muncul.

Pada panu yang berwarna coklat, ragi jamur masuk dan membuat melanosom (butiran pigmen) dalam melanosit (sel penghasil pigmen kulit bernama melanin) membesar sehingga menyebabkan hiperpigmentasi.

Proses inilah yang menimbulkan bercak coklat pada kulit.

Panu berwarna putih (hipopigmentasi) kemungkinan disebabkan oleh bahan kimia yang diproduksi jamur Malassezia. Jamur ini masuk ke dalam lapisan epidermis kulit dan merusak fungsi melanosit.

Lain lagi pada panu berwarna merah muda. Biasanya jenis panu ini dipicu oleh peradangan dari penyakit dermatitis seboroik yang juga dapat muncul karena pertumbuhan jamur Malassezia pada kulit yang lembap.

Faktor lain yang menjadi penyebab panu

cara menghilangkan panu

Seperti yang telah disebutkan, jamur Malassezia hidup di kulit banyak orang. Jamur ini mendiami kulit 90% orang dewasa tanpa menyebabkan kerusakan.

Meski demikian, ada beberapa faktor yang membuat jamur kulit ini membahayakan kulit. Beberapa faktor risiko yang jadi penyebab panu antara lain adalah sebagai berikut.

1. Cuaca panas

Cuaca yang panas dapat membuat orang berkeringat sehingga dapat mempermudah perkembangbiakan jamur di kulit.

Alasan ini pula yang membuat orang-orang yang tinggal di area dengan iklim tropis atau subtropis lebih mudah terkena panu.

2. Kelembapan

Area yang lembap merupakan tempat ideal untuk pertumbuhan jamur. Kelembapan suatu lingkungan juga akan memengaruhi kelembapan kulit tubuh.

Kulit tubuh yang lembap pun mempercepat perkembangan infeksi jamur.

3. Sistem imun rendah

Orang-orang yang memiliki sistem imun rendah lebih rentan terkena infeksi. Mereka yang termasuk dalam kategori ini adalah orang-orang yang memiliki penyakit yang menyerang imun (HIV).

4. Pengobatan tertentu

Pasien yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi atau yang mengonsumsi obat-obatan penekan sistem imun (immunosuppression) memiliki faktor risiko lebih tinggi terkena panu.

5. Riwayat keluarga

Memiliki orang tua yang pernah terkena panu membuat anak juga lebih rentan mengalami hal yang sama.

Kabar baiknya, meski disebabkan oleh infeksi jamur, Anda tak perlu khawatir akan tertular atau menularkan penyakit ini.

Jamur yang menjadi penyebab panu adalah jamur yang tumbuh secara alami pada kulit dan dapat diatasi dengan obat panu.

Cara mencegah panu

  • Hindari menggunakan produk kulit yang mengandung minyak sebab lebih rentan terhadap pertumbuhan jamur.
  • Kurangi ekspos terhadap sinar matahari.
  • Pertimbangkan untuk menggunakan sampo anti jamur setiap hari selama beberapa hari sebelum paparan sinar matahari.
  • Memakai tabir surya setiap hari. Gunakan produk yang tidak mengandung minyak dengan minimal SPF 30.
  • Jangan memakai pakaian yang ketat, seperti celana jeans, dan sebagainya.
  • Kenakan pakaian berbahan kain yang dapat menyerap keringat seperti katun.

Agar terhindar dari penyakit ini, ada baiknya Anda memperhatikan tips cegah penyebab panu. Hal ini juga dapat diterapkan untuk Anda yang sudah sembuh dan berharap panu tidak datang kembali.

Selain itu, hal yang paling penting untuk menghindari penyakit panu adalah menjaga kebersihan diri Anda sendiri.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Karray, M., & McKinney, W. P. (2022). Tinea Versicolor. In StatPearls. StatPearls Publishing.

Leung, A. K., Barankin, B., Lam, J. M., Leong, K. F., & Hon, K. L. (2022). Tinea versicolor: an updated review. Drugs in context, 11, 2022-9-2. https://doi.org/10.7573/dic.2022-9-2

Tinea versicolor: Overview. (n.d.). American Association of Dermatology. Retrieved 2 June 2023, from https://www.aad.org/public/diseases/color-problems/tinea-versicolor#overview

Tinea Versicolor: Background, Pathophysiology, Etiology. (2023). DermNet NZ. Retrieved 2 June 2023, from https://dermnetnz.org/topics/pityriasis-versicolor

Tinea Versicolor: Symptoms, Causes, and Treatments. (2020). Cleveland Clinic. Retrieved 2 June 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17719-tinea-versicolor

Versi Terbaru

03/06/2023

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Cara Cuci Muka yang Benar agar Kulit Bebas dari Kotoran

10 Obat Alami Panu yang Ampuh dan Mudah Didapat


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 03/06/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan