Kusta merupakan penyakit yang menyerang saraf tepi, kulit, mata, dan tulang bila tidak segera diobati. Sebenarnya kusta dapat disembuhkan bila pasien segera melakukan pengobatan dan rutin menjalani pengobatan hingga tuntas. Bila tidak, kemungkinan besar akan mengakibatkan kecacatan yang tidak bisa disembuhkan. Bagaimana kusta merusak tubuh penderitanya? Simak ulasannya berikut ini.
Bagaimana kusta merusak saraf tepi dan kulit?
Dilansir dari International Book of Leprosy, M. Lepra adalah satu-satunya bakteri yang menginfeksi sistem saraf perifer. Sebagian besar kuman kusta berada di sel Schwann untuk kusta bertahan hidup, membelah diri, dan menyemaikan benih di sel Schwann.
Kuman ini memilih daerah yang suhunya lebih dingin di tubuh untuk berkembang biak dan sel-sel peradangan terkait berada di sekitar batang saraf yang berada di dekat kulit. Akibatnya, kulit menjadi mati rasa atau kehilangan fungsi perabaan.
Selain itu, muncul tanda peradangan lainnya yaitu lesi. Lesi adalah perubahan warna kulit jadi lebih terang dibandingkan daerah sekitarnya. Lesi tersebut ada yang berwarna agak kemerahan, membengkak, dan terasa lunak.
Pertanda lainnya peradangan pada saraf perifer yaitu hilangnya fungsi otot (paralisis otot) dan terjadi anhidrosis yaitu ketidakmampuan tubuh untuk berkeringat secara normal sehingga menyebabkan retakan tipis dalam epidermis atau epitel. Ini juga bisa membuat hidung kering karena tidak ada cairan (ingus) yang berfungsi untuk melembapkan.
Tempat terjadinya kerusakan saraf pada penyakit kusta biasanya ada pada tangan, kaki, dan mata, tepatnya yaitu pada saraf-saraf berikut ini.
- Fasialis, menyerang saraf kelopak mata sehingga mata tidak bisa terpejam
- Auricularis magnus, menyerang area belakang telinga dan rahang sehingga mati rasa
- Ulnaris, menyerang jari kelingking dan jari manis sehingga kehilangan kemampuan bergerak
- Medianus, menyerang ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah sehingga kehilangan kemampuan bergerak
- Radialis, menyerang bagian pergelangan tangan sehingga kehilangan kemampuan bergerak
- Peroneus communis, menyerang bagian pergelangan kaki sehingga kehilangan kemampuan bergerak
- Tibialis posterior, menyerang saraf jari kaki sehingga kehilangan kemampuan bergerak bergerak
Setelah menyerang saraf, tulang juga akan terkena infeksi sehingga menyebabkan kecacatan atau perubahan bentuk pada tulang, seperti pelana hidung. Luka dan edema (pembengkakan) yaitu luka terbuka yang mungkin sulit untuk sembuh bisa meningkatkan risiko amputasi pada bagian tubuh yang sudah rusak karena luka.
Bila kusta merusak saraf tepi bisa menyerang mata
Perjalanan penyakit mata pada pasien kusta terjadi pada dua jenis kusta, yaitu tuberkuloid dan lepromatosa. Kusta tuberkuloid ditandai dengan munculnya lesi yang berukuran besar dan mati rasa, sedangkan kusta lepromatosa (kusta paling parah) yang ditandai dengan munculnya banyak lesi.
Kelainan mata pada kusta dapat menyebabkan perubahan pada kelopak mata akibat gangguan saraf dan otot kelopak mata, kelenjar lakrimalis, kelainan pada kornea, dan kerusakan pada iris.
Kusta terjadi saat makrofag (sel darah putih) melemah dan tidak sanggup menghancurkan kuman kusta sehingga kuman dapat membelah diri dan akhirnya merusak jaringan. Terbentuknya banyak kuman kusta pada jaringan juga dipengaruhi oleh kemampuan kuman untuk beradaptasi dengan suhu tubuh, virulensi (keganasan kuman), dan perkembangbiakan kuman kusta.
Ada empat cara kuman kusta menyebabkan kerusakan pada mata, yaitu:
- Kuman kusta menyusup dan langsung menyerang mata atau kelopak mata (infiltrasi)
- Infeksi langsung kuman kusta pada nervus trigeminus dan nervus fasialis (pajanan)
- Peradangan sekunder pada mata akibat infiltrasi
- Komplikasi sekunder akibat infeksi kuman di sekitar mata
Keluhan mata pada pasien kusta berbeda-beda. Misalnya mata berair berlebihan pada awalnya, tapi akan mengering (keratitis), mata terasa perih terbakar saat bangun pagi, dan mata tidak dapat dipejamkan (lagoftlamus). Kusta juga bisa menyebabkan iritis (radang iris mata), glaukoma, katarak, alis dan bulu mata rontok, serta berakhir dengan kebutaan.