Pasca operasi usus buntu, Anda harus beristirahat dan memulihkan diri. Namun, bisa saja Anda justru mengalami efek samping dan komplikasi tertentu setelah operasi usus buntu. Bagaimana bisa, ya? Simak jawaban lengkapnya di bawah ini.
Apa itu usus buntu?
Radang usus buntu merupakan kondisi adanya pembengkakan dan peradangan yang membuat sakit dan memicu infeksi pada bagian organ usus buntu (appendix).
Usus buntu sendiri sebetulnya merupakan bagian organ tubuh manusia juga dan bukan nama penyakit. Organ dengan bentuk kantong tipis berukuran kecil 5 – 10 cm itu adalah usus buntu.
Ketika sudah muncul gejala usus buntu seperti hilangnya selera makan yang diikuti dengan perut kembung, mual dan muntah, tak bisa buang angin, diare atau susah buang air besar, demam, serta rasa sakit di perut sebelah kanan, segera periksa ke dokter.
Operasi usus buntu pun menjadi hal yang dianjurkan oleh dokter nantinya. Meski pengangkatannya terbilang tidak terlalu memengaruhi kesehatan, tetap ada efek samping atau dampak setelah operasi usus buntu yang perlu diwaspadai.
Mengenal operasi usus buntu
Appendektomi yaitu prosedur operasi untuk memotong dan membuang usus buntu (appendix). Sebagian besar prosedur ini dilakukan dalam kondisi darurat untuk mengatasi radang usus buntu (apendisitis).
Namun pada sebagian kasus, pemotongan dan pembuangan usus buntu ini dapat dilakukan sekalian ketika operasi perut karena penyakit yang lain. Hal ini bertujuan untuk mencegah radang usus pada kemudian hari.
Pada kebanyakan orang, usus buntu meradang karena jaringan yang terinfeksi oleh bakteri, sehingga nanah bisa terjadi dalam lumen (saluran di dalam pembuluh tubuh) usus buntu.
Penyumbatan usus oleh feses yang terlalu keras, benda asing, makanan yang tidak hancur kemudian menumpuk, atau lendir tebal juga dapat menyebabkan infeksi bakteri.
Komplikasi setelah operasi usus buntu
Pada dasarnya, operasi usus buntu tidak termasuk operasi besar dan risikonya cukup minim.
Akan tetapi, layaknya prosedur medis lainnya, tetap ada efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi pasca operasi usus buntu. Di bawah ini daftarnya.
1. Infeksi pada luka
Jika luka mulai mengeluarkan cairan kuning atau nanah, atau jika kulit di sekitar luka menjadi merah, hangat, bengkak, atau semakin terasa sakit, kemungkinan Anda memilki infeksi luka.
Setiap goresan merah pada kulit di sekitar luka dapat mengindikasikan adanya infeksi pada sistem yang mengalirkan cairan dari jaringan, yang disebut sistem getah bening.
Infeksi ini bisa serius, apalagi jika disertai demam. Jika Anda mengalami hal ini segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan medis.
2. Abses (nanah)
Kondisi abses merupakan kumpulan nanah yang dikelilingi oleh dinding jaringan. Pembentukan nanah umumnya terjadi di daerah usus buntu yang telah dibuang atau pada luka sayatan. Kondisi ini merupakan efek samping operasi usus buntu.
Nanah terbentuk ketika tubuh Anda mencoba untuk mengendalikan infeksi. Ini menyebabkan benjolan menyakitkan dan dapat membuat Anda merasa tidak enak badan.
Abses kadang dapat diobati dengan menggunakan antibiotik. Namun pada sebagian besar kasus, nanah perlu dikeringkan dari abses.
Hal ini dapat dilakukan dengan panduan ultrasound atau komputerisasi tomografi (CT scan) menggunakan bius lokal dan jarum dimasukkan melalui kulit.
3. Komplikasi yang cukup jarang terjadi
Dalam kasus yang langka, Anda mungkin mengalami komplikasi-komplikasi berikut ini pasca operasi usus buntu. Hal ini bisa disebabkan oleh kondisi tubuh Anda sebelum dan setelah operasi usus buntu.
Akan tetapi, bisa juga disebabkan oleh kelalaian petugas medis ketika operasi berlangsung yang menyebabkan kondisi di bawah ini.
- Ileus (gerak peristaltik usus melambat-berhenti).
- Luka bedah untuk organ atau struktur.
- Gangren usus.
- Peritonitis (infeksi di rongga peritoneal).
- Obstruksi usus.
Karena itu, penting bagi Anda dan keluarga untuk mendiskusikan secara detail seputar prosedur bedah, efek samping, risiko, dan siapa saja yang akan melaksanakan pembedahan dengan dokter Anda.
Ketika Anda memiliki keluhan tertentu pasca operasi usus buntu, segera beri tahu dokter atau perawat.
[embed-health-tool-bmr]