backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Kaitan Rokok dan Asam Lambung yang Dapat Memicu GERD

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 04/06/2024

Kaitan Rokok dan Asam Lambung yang Dapat Memicu GERD

Salah satu efek yang paling sering digaungkan akibat merokok ialah penyakit paru. Namun, rokok ternyata dapat memicu penyakit yang berkaitan dengan asam lambung yaitu GERD. Lantas, apa hubungan antara rokok dan asam lambung?

Apa itu penyakit GERD?

Gastroesophageal reflux disease (GERD) merupakan kondisi saat asam lambung naik ke kerongkongan hingga menyebabkan rasa terbakar di ulu hati (heartburn).

GERD juga menunjukkan masalah asam lambung yang sudah parah atau kronis.

Dikarenakan masuk dalam kategori kronis, penyakit ini bisa muncul sebanyak satu hingga dua kali per minggunya.

Normalnya, otot bagian bawah organ kerongkongan, yakni sfingter esofagus, akan rileks saat menelan sehingga makanan akan mengalir ke perut. Setelah itu, sfingter akan menutup kembali.

Namun, sfingter yang melemah kesulitan mengendalikan kapan harus menutup dan membuka. Akibatnya, asam lambung yang ada di perut dapat naik dan mengiritasi kerongkongan.

Jika terjadi terlalu sering, hal tersebut akan mengiritasi lapisan kerongkongan Anda hingga membuatnya meradang. Kondisi inilah yang kemudian menjadi penyebab penyakit GERD.

Mengapa perokok lebih rentan terkena GERD?

orang merokok

Kebiasaan merokok dapat memicu timbulnya GERD atau asam lambung kronis karena beberapa faktor yang dijabarkan di bawah ini.

1. Sfingter esofagus bawah yang melemah

Rokok mengandung nikotin yang dapat mengendurkan otot polos di dalam tubuh. Nah, sfingter esofagus termasuk ke dalam otot polos.

Sfingter bertugas untuk mengatur jalannya makanan ke lambung dan mencegah asam masuk ke esofagus.

Dikutip dari Hopkins Medicine sayangnya, nikotin menyebabkan sfingter menjadi rileks sehingga asam lambung berisiko naik ke kerongkongan hingga memicu GERD.

Apakah penderita asam lambung tidak boleh merokok?

Penderita asam lambung sebaiknya tidak merokok karena dapat memperburuk gejala asam lambung.

2. Mengurangi air liur

Perokok memiliki air liur lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Ini dipicu berbagai kandungan rokok yang membuat mulut lebih kering.

Air liur berfungsi menetralkan asam yang disebut dengan bikarbonat yang berguna untuk membantu melawan efek refluks asam lambung.

Ketika Anda menelan ludah, air liur membantu menetralkan asam di kerongkongan yang terjadi karena refluks.

Jika produksi air liur lebih sedikit, asam yang naik ke kerongkongan tidak bisa dinetralkan hingga akhirnya membuat Anda menjadi lebih rentan terserang GERD.

3. Meningkatkan produksi asam di lambung

Tahukah Anda bahwa merokok mendorong perut untuk memproduksi lebih banyak asam lambung.

Secara tidak langsung asam yang diproduksi pada organ lambung yang berpeluang naik ke kerongkongan pun menjadi lebih banyak.

Akibatnya, peluang Anda untuk terkena GERD pun menjadi semakin besar.

4. Mengganggu otot dan lapisan esofagus

Selain dapat merilekskan otot esofagus yang seharusnya berkontraksi untuk menutup, rokok memiliki efek buruk pada otot ini.

Rokok mengganggu kerja otot yang membantu memindahkan makanan ke kerongkongan.

Padahal, otot tersebut bekerja dengan membantu membersihkan kerongkongan dari asam yang merusak.

Tak hanya otot yang rusak, selaput lendir yang melindungi kerongkongan dari kerusakan asam pun ikut kena efek buruknya.

5. Kerusakan pada selaput mukosa lambung

Nikotin dalam rokok dapat mengurangi aliran darah ke mukosa lambung. Aliran darah yang cukup diperlukan untuk menjaga kesehatan sel-sel mukosa dan memperbaiki kerusakan.

Ketika aliran darah berkurang, kemampuan lambung untuk memperbaiki diri menurun, membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan asam lambung.

Dikarenakan rokok dan asam lambung sangatlah berkaitan, sebaiknya Anda mulai mengurangi intensitas merokok setiap harinya agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan termasuk GERD.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 04/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan