Hampir semua orang pernah mengalami maag tanpa mereka sadari. Ya, maag adalah sekumpulan gejala seperti perut mulas, mual, kembung, dan nyeri serta panas di dada (heartburn). Saking umumnya, banyak orang justru menyepelekan gejala maag, yang awalnya akut sering waktu berubah menjadi kronis dan menimbulkan bahaya. Memangnya, apa saja akibat dari penyakit maag yang tidak diobati dengan tepat? Yuk, cari tahu jawabannya berikut ini.
Bahaya akibat penyakit maag dan kronis yang tidak diobati
Maag yang menyerang dapat muncul oleh berbagai hal. Mulai dari pola makan yang buruk, kebiasaan merokok dan minum alkohol, atau penyakit lain yang mendasari, seperti gastritis (radang lambung), GERD, atau tukak lambung.
Pada gejala maag ringan, biasanya menghindari pemicu dapat dijadikan perawatan. Namun, pada orang yang penyebab maagnya adalah masalah medis tertentu, perawatan perlu dikombinasikan dengan obat-obatan.
Jika tidak, maag baik akut atau kronis bisa menimbulkan penyakit lain yang berbahaya akibat peradangan atau luka yang semakin memburuk.
Beberapa masalah kesehatan yang timbul akibat penyakit maag akut dan kronis karena tidak diobati, antara lain:
1. Esofagitis (akibat penyakit maag paling umum)
Maag kronis atau akut bisa menimbulkan bahaya, seperti esofagitis. Ini menandakan adanya peradangan yang dapat merusak jaringan di kerongkongan.
Penyakit akibat maag yang tidak diobati dengan tepat ini akan mengganggu fungsi kerongkongan, yakni memindahkan makanan atau cairan dari mulut ke perut. Akhirnya, esofagitis akan menimbulkan gejala kesulitan menelan, nyeri di dada, dan kesulitan menelan.
2. Striktur esofagus
Salah satu gejala maag, yakni heartburn, biasanya disebabkan oleh asam lambung berlebihan yang naik ke kerongkongan dan mengiritasi lapisan mukosa (selaput lendir). Bila heartburn terjadi berulang kali, iritasi akan semakin parah dan membuat kerongkongan jadi terluka.
Luka tersebut nantinya akan mempersempit ruang di kerongkongan dan inilah yang disebut striktur esofagus. Komplikasi akibat penyakit maag ini, biasanya akan menimbulkan gejala, meliputi:
- Kesulitan menelan (disfagia)
- Makanan tersangkut di tenggorokan karena ruang yang sempit
- Nyeri dada
Gejala yang muncul tentu saja bisa menyulitkan seseorang untuk mendapatkan nutrisi dari makanan atau minuman dengan baik, sehingga berisiko menyebabkan kekurangan gizi. Bila kondisi ini sudah terjadi, dokter akan merekomendasikan proses pembedahan untuk memperlebar kerongkongan dan tenggorokan.
3. Stenosis pilorus
Antara lambung dan usus kecil terdapat katup berotot yang disebut dengan stenosis pilorik. Katup ini bertugas untuk menahan makanan yang di lambung dicerna lebih dulu, lalu dialirkan ke usus.
Akibat penyakit maag akut atau kronis yang terjadi terus-menerus, asam lambung yang berlebihan akan menebalkan katup berotot ini. Kondisi ini akan menyebabkan jalur makanan untuk sampai ke usus jadi menyempit.
Orang dengan komplikasi maag ini akan menimbulkan gejala muntah setelah makan, lapar-terus-menerus, dan dehidrasi.
Penyakit yang timbul akibat maag akut maupun kronis ini bisa menimbulkan bahaya. Alasannya, karena bisa menyebabkan seseorang sulit mendapatkan nutrisi dan berdampak pada perkembangan dan kesehatan tubuh secara menyeluruh.
4. Barret esofagus dan kanker esofagus
Memiliki maag akut atau kronis, menempatkan Anda pada bahaya jika tidak mengobatinya dengan baik. Dilansir dari laman American Cancer Society, gejala maag akibat penyakit GERD dapat menimbulkan bahaya karena meningkatkan risiko penyakit Barret esofagus dan kanker kerongkongan.
GERD adalah kondisi yang menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan. Asam yang dihasilkan lambung tidak menimbulkan masalah di perut karena perut memiliki lapisan pelindung. Namun ini akan menjadi masalah ketika asam lambung mengenai kerongkongan.
Semakin sering kerongkongan terpapar asam lambung, sel-sel skuamosa yang melapisi kerongkongan akan terkikis dan digantikan oleh sel-sel kelenjar yang biasanya ada di usus manusia. Kondisi ini akan menyebabkan penyakit Barret esofagus.
Kebanyakan orang dengan kondisi ini mengalami gejala serupa dengan GERD, yakni nyeri dan panas di dada hingga tenggorokan disertai perut mulas.
Seiring waktu, sel-sel kelenjar di kerongkongan pada orang yang memiliki Barret esofagus menjadi abnormal karena terus terpapar asam lambung. Akhirnya, sel-sel tumbuh tanpa bisa dikendalikan dan menyebabkan kanker.
Pada tahap awal perkembangan kanker, tidak ada gejala yang ditimbulkan. Gejala baru akan muncul ketika kanker sudah memasuki stadium lanjut. Gejala yang mungkin terjadi meliputi batuk, suara serak, susah menelan, dan heartburn.
5. Perdarahan dan kanker lambung
Gastritis atau radang lambung merupakan penyakit yang menimbulkan gejala maag. Akibat tidak diobati dengan tepat, penyakit yang menimbulkan gejala maag ini bisa menyebabkan perdarahan di lambung.
Bila sudah menimbulkan perdarahan, gejala lain yang mengiringi maag adalah feses berwarna hitam disertai nyeri perut parah.
Pada beberapa kasus, peradangan dapat memicu perubahan sel-sel normal dan berlanjut menjadi kanker lambung.
Tips menghindari komplikasi penyakit akibat maag
Meski umum terjadi, Anda tidak boleh menyepelekan gejala maag yang menyerang. Segera cari tahu penyebabnya, dan jadikan pemicunya sebagai pantangan agar maag tidak kembali kambuh.
Bila gejala maag dirasa cukup ringan, Anda bisa meredakannya dengan minum air jahe dan menjaga pola makan. Jahe mengandung zat antioksidan dan anti-inflamasi yang bisa mengurangi peradangan sekaligus menghilangkan mual dan muntah.
Jangan lupa untuk memperbaiki pola makan, seperti menghindari makanan pedas, asam, dan tinggi lemak, serta tidak lagi tidur setelah makan.
Bila cara ini tidak berhasil, cobalah untuk minum obat maag tanpa resep yang dijual di apotek, seperti antasida. Jika tidak juga membaik dan mengganggu aktivitas, konsultasi ke dokter. Dengan perawatan dokter, Anda bisa menghindari bahaya komplikasi akibat maag akut maupun kronis.
[embed-health-tool-bmr]