Lendir umumnya dijumpai pada hidung atau tenggorokan. Namun, lendir juga bisa ditemukan pada feses. Kondisi BAB berlendir bisa berkaitan dengan radang pencernaan, alergi, dan infeksi saluran cerna.
Penyebab BAB berlendir
Lendir pada feses berasal dari usus. Lendir ini melindungi usus dari infeksi dan asam lambung atau cairan lainnya yang bisa mengiritasi. Lendir yang sehat berwarna bening dan tipis.
BAB berlendir pada dasarnya normal, tetapi jika jumlahnya banyak bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan.
Lendir yang menandakan masalah kesehatan serius juga biasanya disertai dengan gejala lainnya, seperti:
- adanya darah atau nanah pada feses,
- sakit perut,
- kram perut, dan
- lebih sering atau lebih jarang buang air besar.
Berikut beberapa penyebab buang air besar berlendir.
1. Kolitis ulseratif
Kolitis ulseratif menandakan adanya peradangan kronis pada selaput lendir di usus besar dan rektum. Kondisi ini bisa membuat dinding usus besar terluka, berlendir, berdarah, hingga bernanah.
Jika lendir yang dihasilkan terlalu banyak, kemungkinan besar lendir akan ikut bersama dengan feses saat dikeluarkan.
Hingga saat ini, belum diketahui penyebab kolitis ulseratif, tetapi para ahli menduga ada gangguan sistem imun yang menyerang dinding usus.
2. Sindrom iritasi usus besar
Sindrom iritasi usus besar alias irritable bowel syndrome (IBS) merupakan penyakit pencernaan umum yang memengaruhi kerja usus besar.
Pada IBS, kontraksi otot yang terjadi saat makanan melewati usus besar terbilang tak normal. Kadang, terlalu banyak kontraksi bisa menyebabkan diare, tetapi jika terlalu sedikit justru menyebabkan sembelit.
Kontraksi otot yang tidak teratur atau berselang ini biasanya menyebabkan rasa sakit. Pada penderita IBS, lendir seringkali diproduksi berlebihan oleh usus besar dan dikeluarkan melalui feses.
3. Penyakit Crohn
Penyakit Crohn merupakan penyakit radang usus kronis.
Peradangan dapat memengaruhi setiap bagian dari sistem pencernaan, dari mulut ke bagian belakang, tapi paling sering terjadi di bagian terakhir yaitu pada usus kecil (ileum) atau usus besar (kolon).
Biasanya, orang dengan penyakit Crohn akan mengalami sakit perut yang menyakitkan dan BAB berlendir, berdarah, atau bernanah.
4. Fistula ani
Fistula ani adalah adalah lubang kecil yang terbentuk di ujung usus dan kulit dekat anus.
Lubang ini muncul akibat adanya infeksi di dekat anus dan membentuk nanah. Nanah yang mengering inilah yang akan membentuk lubang.
Fistula ani sering terjadi pada orang dengan penyakit Crohn, terutama di daerah perineum, yaitu area di antara skrotum dan anus atau di antara anus dan vagina.
Kondisi ini disebabkan oleh kumpulan nanah yang terjebak di lubang anus dan menyebabkan BAB berlendir.
5. Alergi makanan
Jika Anda memiliki alergi makanan tertentu seperti kacang-kacangan, laktosa, gluten, dan makanan lainnya, hal ini bisa menjadi kemungkinan terjadinya buang air besar berlendir.
Beberapa makanan tertentu dapat menimbulkan ketidaknyaman pada sistem pencernaan yang akan mengakibatkan kembung, diare, ruam, dan sembelit.
Akibatnya, kontraksi otot di usus tidak dapat dihindarkan.
6. Infeksi bakteri
Infeksi bakteri di usus menimbulkan peradangan. Kondisi ini menyebabkan otot usus berkontraksi dan menimbulkan lendir di feses.
Usus memproduksi lendir lebih banyak untuk melindungi dinding dari infeksi bakteri.
Gejala lain infeksi usus oleh bakteri yaitu diare, kram, muntah, mual, hingga demam.
Beberapa bakteri penyebab di antaranya Campylobacter, Salmonella, Shigella, dan Yersinia. Kondisi infeksi yang disebabkan oleh Shigella disebut dengan disentri basiler.
7. Malabsorpsi makanan
Malabsorpsi adalah kondisi yang menyebabkan tubuh tidak dapat mencerna beberapa zat gizi.
Salah satu contoh yang paling umum dijumpai adalah intoleransi laktosa. Masalah sistem pencernaan ini timbul akibat tubuh tidak memiliki atau kekurangan enzim laktase yang memecah laktosa, yakni gula alami susu.
Akibatnya, saluran pencernaan terganggu, menimbulkan kontraksi di usus sehingga Anda mengalami BAB berlendir disertai diare dan kembung.
Cystic fibrosis adalah kelainan genetik yang dapat menyebabkan produksi lendir berlebih di dalam tubuh. Kondisi yang mengancam jiwa ini paling sering menyerang paru-paru.
Namun, beberapa kasus menunjukkan bahwa cystic fibrosis juga bisa menyerang saluran pencernaan. Dalam kasus ini, lendir bisa menghalangi lubang atau saluran dalam pankreas Anda.
Mengutip situs Cystic Fibrosis Foundation, penyumbatan ini mencegah enzim pankreas mencapai usus Anda. Akibatnya, usus Anda tidak bisa sepenuhnya menyerap lemak dan protein.
Hal ini bisa menyebabkan diare berkepanjangan dan feses berbau busuk, berlendir, dan berminyak.
9. Disentri ameba
Disentri ameba atau amebiasis merupakan penyakit saluran pencernaan yang terjadi akibat infeksi parasit Entamoeba histolytica di usus.
Kondisi ini biasanya terjadi di wilayah yang tidak higienis. Anda bisa terinfeksi parasit melalui makanan atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
Gejala disentri ameba yang paling umum, yaitu diare yang kadang diikuti dengan perdarahan berlendir. Selain itu, perut terasa nyeri, mual, dan demam.
Cara mengatasi BAB berlendir
Karena kejadiannya bisa didasari oleh berbagai macam penyakit pencernaan lain, cara mengatasi BAB berlendir pun berbeda-beda.
Dokter perlu melakukan berbagai tes untuk mengetahui penyebab pastinya. Beberapa tes yang mungkin dilakukan, yaitu tes urine dan endoskopi.
Berikut cara mengatasi buang air besar berlendir yang mungkin dilakukan.
1. Mendapatkan cairan pengganti
BAB berlendir sering dijumpai bersama diare atau muntah. Hal ini membuat tubuh kekurangan elektrolit dan cairan.
Untuk mengembalikan kadarnya, Anda akan diberikan minuman oralit atau diberikan cairan infus yang berisi natrium, kalium, dan kalsium. Hal ini mencegah dehidrasi.
2. Antibiotik dan antiparasit
Pemberian obat antibiotik dan antiparasit digunakan sebagai cara mengatasi BAB berlendir akibat infeksi bakteri, seperti pada keracunan makanan dan fistula ani.
Selain mematikan bakteri dan parasit pemicu infeksi, kedua obat ini berguna untuk mencegah komplikasi yang lebih parah.
3. Mengonsumsi probiotik
Suplemen probiotik berguna untuk melawan bakteri pemicu infeksi dan menyeimbangkan bakteri atau mikrobiota usus.
Mikrobiota usus yang seimbang juga memperkuat kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan di usus.
Probiotik juga bisa didapat dari yoghurt, tetapi hindari mengonsumsi yoghurt bila memiliki intoleransi laktosa.
4. Pengobatan lain
Bila BAB berlendir terjadi akibat radang di usus, dokter mungkin juga memberikan obat antiradang. Pemberian obat penekan imun juga mungkin diperlukan bila mengalami kolitis ulseratif.
Jika Anda positif mengidap penyakit tertentu, dokter akan melakukan perawatan yang sesuai dengan penyakit penyebab BAB berlendir.
Ada berbagai penyebab BAB berlendir. Cara mengatasinya harus sesuai dengan penyebabnya.
Jangan lupa untuk menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan kaya serat, cuci tangan sebelum makan, dan mengurangi makanan pedas.
[embed-health-tool-bmr]