Sempat ramai di media sosial, sejumlah remaja di Sukabumi, Jawa Barat, melakukan aksi vandalisme di sekolah dengan menggambar alat vital pria di dinding sekolah tersebut.
Tindakan ini tidak hanya merugikan secara materiel, tetapi juga menimbulkan dampak psikologis, seperti timbul rasa tidak aman dan merasa terancam pada masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut.
Namun sebenarnya, apa sih tindakan vandalisme itu? Kira-kira apa penyebab yang mendasari tindakan ini dan bagaimana mencegahnya? Simak ulasan di bawah ini.
Apa itu vandalisme?
Vandalisme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan merusak atau menghancurkan properti publik atau pribadi tanpa adanya izin atau alasan yang sah.
Merangkum dari Family First Aid, vandalisme mencakup beberapa contoh tindakan, seperti mencoret dinding tempat umum, memecahkan atau melempar barang ke luar jendela, menghancurkan kotak surat, merusak peralatan, hingga merusak pohon.
Vandalisme lebih sering dilakukan oleh anak-anak muda atau remaja, termasuk di sekolah. Hal ini karena mereka belum memiliki kesadaran akan konsekuensi dari perbuatan yang telah mereka lakukan.
Tindakan vandalisme di sekolah sering kali berupa tindakan mencoret meja, kursi, dinding, atau bahkan merusak fasilitas sekolah.
Sayangnya, fenomena sosial ini masih marak terjadi dan semakin meresahkan masyarakat modern saat ini.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami penyebab tindakan ini dan melakukan upaya pencegahan pada anak, terutama remaja.
Apakah vandalisme termasuk kenakalan remaja?
Berbagai penyebab vandalisme pada remaja
Ada beberapa faktor yang dapat memicu tindakan ini pada remaja. Berikut penjelasannya.
1. Pengaruh lingkungan
Lingkungan, termasuk lingkungan sekolah, tempat tinggal, serta sosial, dapat menjadi salah satu faktor yang memiliki peranan besar terhadap tindakan vandalisme.
Bila seseorang tinggal di lingkungan yang sering menjadi sasaran vandalisme, ia cenderung lebih terlibat dalam tindakan tersebut.
Apalagi, bila lingkungan yang ditinggali didominasi oleh geng atau kelompok yang terlibat dalam tindakan menyimpang ini. Hal ini bisa jadi salah satu penyebabnya.
2. Kurangnya pengawasan orangtua
Kurangnya pengawasan dari orangtua juga merupakan faktor yang sering dikaitkan dengan perilaku ini pada remaja.
Ini karena anak yang tidak mendapatkan pengawasan oleh orangtua cenderung memiliki banyak kesempatan untuk terlibat dalam perilaku yang menyimpang, termasuk vandalisme.
3. Tekanan teman sebaya
Remaja sering merasa tertekan untuk menyesuaikan diri dengan kelompok dan diterima di lingkungan sosial tersebut.
Selain itu, anak mungkin akan merasa khawatir bila menolak melakukan tindakan ini, ia akan dianggap lemah dan tidak keren.
Oleh karena itu, mereka akan melakukan tindakan tersebut agar tidak dianggap berbeda.
4. Perkembangan psikologis
Pada masa remaja, anak biasanya dalam proses pencarian identitas dirinya. Mereka mungkin akan bertanya-tanya pada dirinya “siapa saya?” dan “apa yang harus saya lakukan dalam menjalani kehidupan ini?”.
Dalam proses pencarian identitas ini, banyak remaja cenderung mengambil risiko dalam mengeksplorasi, yang akhirnya melakukan perilaku impulsif dan mencari kepuasaan instan.
Salah satunya adalah dengan melakukan tindakan vandalisme.
5. Pengaruh media sosial
Penggunaan media sosial oleh remaja dapat menjadi salah satu penyebab vandalisme.
Media ini bisa membuat remaja terpapar konten yang menggambarkan tindakan vandalisme sebagai sesuatu yang keren dan pantas untuk ditiru olehnya.
Paparan berulang terhadap konten semacam ini dapat memengaruhi persepsi remaja tentang tindakan menyimpang ini dan akhirnya mendorong mereka untuk terlibat di dalamnya.
6. Kesenjangan ekonomi sosial
Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi dalam masyarakat juga dapat memainkan peran dalam mendorong perilaku vandalisme.
Biasanya, remaja dari latar belakang sosial-ekonomi yang rendah memiliki akses yang terbatas terhadap pendidikan yang berkualitas, pekerjaan yang layak, hingga kegiatan positif lainnya.
Hal inilah yang dapat meningkatkan risiko remaja terlibat dalam perilaku menyimpang, seperti vandalisme.
Bagaimana cara mencegah anak terlibat dalam tindakan vandalisme?
Untuk mencegah anak terlibat dalam tindakan vandalisme di lingkungan maupun sekolah, berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan.
1. Pola asuh keluarga
Perlu diingat kembali, pola asuh keluarga memainkan peran penting dalam mencegah perilaku menyimpang ini pada remaja.
Dengan memberikan pengawasan yang tepat terhadap anak, baik di rumah maupun luar rumah, maka dapat mencegah anak terlibat dalam tindakan ini.
2. Komunikasi terbuka
Selain memberikan pengawasan, bertukar informasi secara terbuka tentang norma-norma sosial yang berlaku di lingkungan juga dapat membantu anak memahami konsekuensi dari tindakan yang mereka lakukan.
Selain itu, dengarkan juga keluh kesah yang anak rasakan agar ia merasa tenang dan nyaman untuk meluapkan emosi dan perasaannya.