Usia remaja adalah masa-masa yang penuh harapan dan perubahan. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa kejadian kematian tertinggi dialami oleh kelompok usia peralihan ini? Berdasarkan data yang dihimpun oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016, lebih dari 3.000 remaja meninggal dunia setiap hari, dengan total mencapai 1,2 juta kematian remaja per tahun. Kebanyakan dari penyebabnya sebenarnya dapat dicegah.
Penyebab kematian remaja yang paling umum terjadi di seluruh dunia
Lebih jauh, data WHO tahun 2016 menunjukan bahwa ada beberapa penyebab kematian yang paling tinggi terjadi di usia remaja.
1. Kecelakaan
Kecelakaan merupakan penyebab kematian remaja usia 10-19 tahun yang terbesar. Kejadian kecelakaan ini dua kali lipat lebih banyak terjadi pada remaja laki-laki. Jenis kecelakaannya adalah kecelakaan lalu lintas (transportasi).
Misalnya tabrakan kendaraan atau kecelakaan antara kendaraan dengan pejalan kaki. Itulah mengapa pemerintah menetapkan usia minimal untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah 17 tahun.
Orangtua dan masyarakat secara umum punya peran yang sangat penting dalam mencegah kematian remaja karena kecelakaan. Salah satu caranya adalah menunggu sampai anak mendapatkan SIM baru diperbolehkan untuk mengemudikan kendaraan bermotor. Orangtua juga bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya soal keselamatan lalu lintas.
2. Infeksi saluran pernapasan bagian bawah
Infeksi saluran pernapasan bagian bawah adalah kondisi infeksi yang dialami pada organ sistem pernapasan bagian bawah seperti paru-paru, bronkus, dan trakea. Terdapat berbagai macam infeksi saluran pernapasan bagian bawah pada remaja yakni, bronkitis, pneumonia, laryngotracheitis, dan tracheitis.
Sementara itu, pneumonia lebih sering terjadi pada anak-anak remaja. Salah satu faktor risiko yang dapat melatarbelakangi adalah kebiasaan keluarga memasak di ruangan tertutup menggunakan kompor kayu bakar atau minyak tanah yang mengeluarkan asap polusi pembakaran. WHO mencatat bahwa lebih dari setengah dari total kasus kematian anak dan remaja akibat pneumonia adalah akibat menghirup asap polusi dalam ruangan.
3. Bunuh diri
Remaja yang masih berkembang dan belum begitu mampu mengelola emosinya dengan baik lebih rentan terhadap percobaan bunuh diri dibandingkan orang dewasa.
Tidak mungkin menentukan satu penyebab pasti kenapa seorang remaja memutuskan untuk bunuh diri. Keputusan untuk bunuh diri begitu rumit dan pasti disebabkan oleh banyak hal. Namun, faktor risiko terbesarnya memang adalah depresi yang tidak terobati. Depresi tidak bisa hilang begitu saja. Depresi adalah gangguan jiwa yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan zat kimia, struktur, dan sistem saraf pada otak. Pemicunya pun bisa beragam hal yang ia temui dalam hidupnya, mulai dari trauma masa kecil, kekerasan seksual, hingga bullying.
Remaja yang kecanduan zat-zat tertentu seperti alkohol atau narkoba juga lebih rentan mengalami kematian akibat percobaan bunuh diri.
4. Diare
Diare dapat disebabkan oleh virus, bakteri, infeksi parasit, atau bahkan keracunan. Diare juga sangat berkaitan dengan kondisi sanitasi dan kebersihan lingkungan sekitar sehingga kebersihan menjadi penting dalam pencegahan diare. Minum air mentah, minum produk susu yang tidak diproses melalui pasteurisasi, dan tidak menjaga kebersihan makanan juga meningkatkan risiko diare.
Diare memang kesannya sepele. Namun, bila tidak segera ditangani, diare bisa menyebabkan dehidrasi serius yang akhirnya berujung pada kematian.
5. Tenggelam
Tenggelam merupakan kasus yang dapat dicegah dengan persiapan yang tepat. Pada situasi tenggelam biasanya orang akan mengalami panik, kondisi panik ini akan membuat orang untuk reflek melakukan pernapasan seperti biasa sehingga akhirnya air terhirup masuk ke dalam paru-paru.
Terdapat beberapa penyebab terjadinya kasus tenggelam pada remaja yakni remaja biasanya tidak perhatian terhadap keselamatan sekitar, tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk bertahan di air, serta pengaruh alkohol atau obat-obatan juga bisa mempengaruhi.
[embed-health-tool-vaccination-tool]