Perpisahan atau perceraian orangtua tidak hanya memengaruhi hubungan antara mereka, tetapi juga berdampak pada kesejahteraan anak-anak. Lantas, adakah ciri-ciri anak broken home dan apa saja cirinya? Simak jawabannya melalui ulasan berikut.
Apakah bisa melihat anak broken home dari ciri atau perilakunya?
Keluarga adalah fondasi utama dalam pembentukan karakter dan perilaku anak.
Ketika terjadi perpecahan dalam keluarga atau sering disebut sebagai “broken home,” anak-anak dapat mengalami berbagai dampak negatif yang signifikan
Melansir International Journal of Applied Research, rumah tangga yang hancur dapat mengganggu dan membingungkan anak, sehingga sangat perlu diberi perhatian yang cukup.
Namun, untuk mengenali anak broken home itu seperti apa dapat menjadi kesulitan tersendiri karena sifat anak broken home dari anak satu ke anak lainnya dapat bervariasi.
Meski begitu, sebenarnya ada beberapa tanda umum yang mungkin dapat membantu mengidentifikasi perasaan anak broken home.
Pasalnya, anak-anak dari keluarga broken home sering menunjukkan perilaku yang mencerminkan kondisi emosional dan psikologis mereka.
Apa ciri-ciri anak broken home?
Ada beberapa ciri atau tanda anak broken home yang dapat dikenali. Namun perlu diingat, tak semua ciri atau perilaku di bawah ini sudah pasti terjadi karena broken home.
Berikut adalah beberapa tandanya yang mungkin bisa dikenali.
1. Perilaku menarik diri
Salah satu ciri anak yang broken home adalah kesulitan untuk bersosialisasi. Ini adalah dampak dari broken home saat remaja yang membuat ia menarik diri dari lingkungannya.
Mereka cenderung menjadi lebih tertutup dan kurang bersosialisasi dibandingkan dengan teman-teman sebaya mereka.
Anak-anak ini mungkin merasa sulit untuk membangun hubungan baru atau mempertahankan hubungan yang ada karena ketidakpercayaan dan kecemasan yang mereka alami.
Bahkan, mereka mungkin lebih suka menyendiri, menghindari aktivitas sosial, dan menunjukkan ketidakminatan dalam berinteraksi dengan orang lain.
2. Perubahan emosional
Mood swings adalah salah satu sifat yang kerap terjadi pada anak broken home. Mereka bisa mengalami mood swings yang drastis, dari merasa sangat bahagia ke sangat sedih dalam waktu singkat.
Perubahan emosi ini bisa dipicu oleh perasaan kehilangan, kebingungan, atau bahkan rasa bersalah yang mereka rasakan terkait dengan kondisi keluarganya.
Tidak stabilnya emosi di rumah pun membuat anak-anak ini sulit untuk mengelola perasaan mereka dengan baik.
Pada kasus yang lebih parah, anak broken home pun mungkin mengalami kecemasan berlebih dan depresi yang dapat mengganggu keseharian mereka.
3. Masalah akademis dan kurangnya motivasi
Untuk menjawab pertanyaan anak broken home seperti apa juga dapat dilihat dari bagaimana akademisnya di sekolah.
Banyak dari mereka yang mengalami penurunan prestasi di sekolah karena kesulitan dalam berkonsentrasi dan kurangnya motivasi untuk belajar.
Stres dan tekanan emosional yang mereka hadapi di rumah dapat mengganggu kemampuan mereka untuk fokus dan menyerap pelajaran dengan baik.
Bahkan, anak-anak ini mungkin sering absen dari sekolah, menunjukkan penurunan nilai, dan kehilangan minat dalam kegiatan akademis karena perasaan tidak berdaya atau putus asa.
4. Perilaku agresif
Di sisi lain, beberapa anak dari keluarga broken home mungkin menunjukkan perilaku agresif. Mereka bisa menjadi lebih mudah marah, memberontak, atau bahkan terlibat dalam perilaku yang merusak.
Perilaku ini sering kali merupakan cara mereka mengekspresikan frustrasi dan kemarahan yang tidak bisa mereka ungkapkan dengan kata-kata.
Lingkungan keluarga yang penuh dengan konflik bisa memicu perilaku-perilaku ini sebagai bentuk pelampiasan dari tekanan yang mereka rasakan.
Anak-anak ini pun mungkin terlibat dalam perilaku nakal atau menyimpang, seperti perkelahian, merusak barang, atau menunjukkan perilaku antisosial lainnya.
5. Masalah kesehatan fisik dan mental
Anak-anak dari keluarga broken home juga sering menghadapi masalah kesehatan fisik dan mental.
Stres yang mereka alami bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh, yang membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit.
Selain itu, mereka mungkin mengalami gangguan tidur, masalah makan, dan gejala lainnya seperti sakit kepala dan sakit perut yang tidak memiliki penyebab medis yang jelas.
Kesehatan mental mereka juga bisa terganggu, yang nantinya dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi pada anak hingga gangguan stres pascatrauma (PTSD).
6. Kesulitan dalam mengatur emosi dan konflik
Ciri-ciri anak broken home yang lainnya adalah sering kesulitan dalam mengatur emosi dan menangani konflik.
Mereka mungkin cenderung bereaksi berlebihan terhadap situasi yang menekan dan sulit untuk tetap tenang dalam menghadapi tantangan.
Kemampuan mereka untuk menyelesaikan masalah pun bisa terhambat. Mereka juga mungkin lebih sering terlibat dalam konflik dengan teman sebaya, guru, atau anggota keluarga lainnya.
Ketidakmampuan untuk mengelola emosi inilah yang bisa memperburuk masalah mereka di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Ketidakstabilan identitas dan rendahnya harga diri
Perasaan anak broken home sering kali kebingungan dalam memahami diri mereka sendiri dan peran mereka dalam kehidupannya (krisis identitas).
Anak-anak broken home sering kali memiliki masalah dengan harga diri yang rendah. Mereka mungkin merasa tidak berharga, tidak dicintai, atau bahkan muncul perasaan bersalah atas perpisahan orangtua mereka.
Perasaan ini bisa memengaruhi cara mereka memandang diri mereka sendiri dan interaksi mereka dengan orang lain.
Mereka mungkin mencari pengakuan dan penerimaan dengan cara yang tidak sehat, seperti melalui perilaku berisiko atau mencari perhatian negatif.
Itulah beberapa ciri-ciri anak broken home yang perlu dikenali. Bila anak menunjukkan beberapa tanda di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada psikolog anak untuk membantu mengatasinya.
Kesimpulan
- Melihat ciri-ciri anak broken home memang bisa menjadi langkah awal untuk mengenali dan membantu mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua anak yang menunjukkan tanda-tanda ini berasal dari keluarga broken home.
- Ada beberapa ciri-ciri anak broken home yang dapat dikenali, misalnya kerap menarik diri, mood swings, prestasi akademik yang menurun, perilaku menyimpang, masalah kesehatan fisik, hingga kesulitan mengatur emosi.
[embed-health-tool-vaccination-tool]