Banyak ahli meyakini bahwa kebanyakan kasus bruxism dapat dipicu oleh rasa takut, stres, marah, frustasi, bahkan kecemasan — gejolak emosi negatif yang dialami oleh korban bullying.
Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian yang mengamati anak remaja usia 13-15 tahun yang menjadi korban bullying di sekolahnya. Peneliti menemukan bahwa risiko menggemeretakkan gigi saat tidur bisa meningkat berkali-kali lipat pada kelompok anak yang dilaporkan mengalami bullying ketimbang anak-anak yang tidak mengalaminya.
Pada banyak kasus, anak korban bullying tidak berani memberi tahu siapapun tentang kondisi yang dialaminya karena diancam oleh si penindas. Akibatnya, anak jadi terus-terusan memendam emosi sendirian. Ketika emosi tidak dikeluarkan, energi negatif hasil dari emosi tidak pergi dari tubuh dan terus tertahan dalam tubuh. Energi negatif ini dapat mengganggu fungsi organ tubuh, termasuk otak, yang kemudian tercermin pada kebiasaan tidurnya tanpa pernah disadari.
Tanda bruxism pada anak
Karena bruxism memang biasanya terjadi saat tidur, memang biasanya anak tidak menyadari ia melakukan hal tersebut. Akan tetapi, ada beberapa tanda dan gejala yang mungkin bisa Anda amati untuk dapat mengetahui bahwa si kecil sering menggemeretakkan giginya saat sedang tidur:
- Jika anak menggemeretakkan gigi cukup keras saat tidur, sampai orang yang tidur di dekatnya terbangun (atau ia terbangun sendiri)
- Jika anak merasa giginya ada yang menjadi lebih pipih, patah, tercuil, atau bahkan goyang (atau Anda sendiri yang melihatnya)
- Jika permukaan gigi anak jadi lebih rata dan tipis
- Jika anak mengeluhkan giginya menjadi lebih sensitif
- Jika anak mengeluhkan merasa sakit pada dagu, rahang, atau wajahnya, terutama saat bangun tidur
- Jika anak mengeluhkan otot dagunya lelah atau terasa pegal
- Jika anak mengeluhkan terkena sakit telinga, padahal setelah diperiksa di dokter nyatanya tidak
- Jika anak merasa sakit kepala ringan, terutama di daerah sekitar pelipis
- Jika anak mengalami luka pada gusinya
Apakah perlu ke dokter jika anak mengalami bruxism?
Anda perlu mengunjungi dokter atau dokter gigi bila anak Anda merasa:
- Gigi terasa lebih tumpul, rusak, atau sensitif
- Dagu, telinga, atau wajah terasa sakit
- Protes dari orang lain yang tidur di dekat anak tentang suara berisiknya menggemeretakkan gigi saat tidur
- Anak tidak dapat membuka dan menutup rahang secara sempurna
- Anda mencurigai ada tanda-tanda bullying lainnya yang menyertai, baik fisik (misal lebam atau luka tanpa penyebab jelas) atau perubahan emosional dan/atau perilaku.
Tanda bullying lainnya yang perlu diwaspadai orangtua
Bruxism bukanlah pertanda pasti dari bullying. Namun Anda perlu lebih waspada jika kebiasaan anak menggeretak gigi saat tidur hanya baru-baru ini saja terjadi, sebelumnya ia tidak pernah demikian.