Untuk memastikan perkembangan dan pertumbuhan balita sesuai dengan grafik, bawalah si kecil ke posyandu atau dokter anak secara teratur.
Pasalnya, menghitung tinggi badan ideal anak cukup sulit jika dihitung sendiri tanpa bantuan petugas kesehatan.
Dokter atau petugas kesehatan lainnya biasanya akan mengukur tinggi badan balita selain menimbang berat badannya.
Dari situlah, dokter akan memperhitungkan apakah pertumbuhan anak Anda sudah ideal sesuai usianya atau belum.
Biasanya perkembangan ini akan dicatat dalam kartu menuju sehat (KMS). Dengan begitu, hal ini memudahkan dokter untuk melihat perkembangan anak Anda dari waktu.
Faktor yang memengaruhi tinggi badan ideal anak
Tinggi badan balita tidak bisa disamaratakan. Lalu, melihat kondisi tinggi badan yang berbeda-beda, apa faktor yang memengaruhinya?
Berikut beberapa hal yang berpengaruh pada tinggi badan anak, dilansir dari Healthy Children.
Faktor keluarga dan genetik
Faktor keluarga dan faktor genetik memengaruhi tinggi badan anak.
Ketika tinggi badan si kecil lebih pendek atau tinggi dibanding teman seusianya, dokter akan menanyakan rekam jejak di keluarga Anda.
Selain itu, kemungkinan dokter juga akan bertanya apakah Anda pernah mengalami masalah tumbuh kembang di waktu kecil atau tidak.
Anda juga akan ditanya mengenai usia berapa mengalami pubertas karena ini juga berpengaruh pada pertumbuhan tubuh anak.
Bila dilihat dari faktor genetik, anak-anak berkebutuhan khusus seperti Down syndrome, Noona syndrome, atau Turner syndrome cenderung memiliki postur tubuh lebih pendek. Sementara itu, Marfan syndrome menyebabkan anak menjadi lebih tinggi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar