Trombosit, juga dikenal sebagai platelet, adalah komponen kecil dalam darah yang berperan penting dalam proses pembekuan darah. Namun, untuk bisa berfungsi dengan baik, tubuh harus memiliki jumlah trombosit yang cukup. Jumlah trombosit normal di dalam tubuh salah satunya dipengaruhi oleh usia, sehingga bisa berbeda antara anak-anak dan orang dewasa. Lalu, berapa kadar trombosit normal pada anak? Ketahui di bawah ini.
Berapa kadar trombosit normal pada anak?
Kadar trombosit normal pada anak biasanya berkisar antara 150.000 hingga 450.000 trombosit per mikroliter darah (mcL).
Dalam jumlah yang cukup, trombosit akan bekerja dengan berkumpul di area pembuluh darah yang terluka dan membantu membentuk gumpalan untuk menghentikan perdarahan.
Kadar trombosit normalnya dapat bervariasi tergantung pada usia anak. Rentang ini juga bisa sedikit berbeda tergantung pada laboratorium yang melakukan pengujian.
Berdasarkan jurnal Heamatologica, rentang normal kadar trombosit secara umum pada anak-anak dan remaja adalah sebagai berikut.
Usia | Kadar trombosit normal | |
Laki-laki | Perempuan | |
Di bawah 5 tahun | 340.000 | 330.000 |
5 — 9 tahun | 310.000 | <310.000 |
10 — 14 tahun | 280.000 | <280.000 |
15 — 17 tahun | 250.000 | 270.000 |
Jika jumlah trombosit berada di bawah 150.000, kondisi ini disebut trombositopenia. Sementara jika di atas 450.000, disebut dengan trombositosis. Kedua kondisi ini bisa memerlukan evaluasi lebih lanjut oleh dokter.
Jumlah trombosit yang tidak normal pada anak-anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi hingga kelainan genetik atau autoimun.
Penting untuk melakukan diagnosis yang tepat agar bisa menentukan penanganan yang sesuai.
Jika Anda mencurigai adanya masalah dengan jumlah trombosit pada anak, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Bagaimana jika kadar trombosit anak tinggi?
Jika kadar trombosit pada anak lebih tinggi dari normal (lebih dari 450.000 trombosit per mikroliter darah), kondisi ini disebut trombositosis.
Trombositosis pada anak-anak bisa menjadi respons terhadap kondisi lain atau merupakan gangguan sumsum tulang yang lebih serius.
Kondisi in sering kali tidak menunjukkan gejala, tetapi jika ada, gejalanya bisa mirip dengan kondisi yang mendasari, di antaranya sakit kepala atau pusing.
Trombositosis bisa dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu sebagai berikut.
1. Trombositosis reaktif
Trombositosis reaktif adalah jenis yang paling umum pada anak-anak dan biasanya terjadi sebagai respons terhadap kondisi lain, seperti infeksi atau peradangan.
Berikut adalah beberapa penyebab trombositosis reaktif yang menimbulkan kadar trombosit di bawah normal pada anak.
- Infeksi. Penyakit infeksi bakteri, virus, atau jamur dapat memicu peningkatan jumlah trombosit.
- Peradangan kronis. Penyakit, seperti penyakit Crohn, rheumatoid arthritis, atau penyakit inflamasi lainnya dapat menyebabkan trombositosis.
- Kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi yang berkepanjangan dapat menyebabkan sumsum tulang menghasilkan lebih banyak trombosit.
- Operasi atau trauma. Cedera atau operasi besar dapat memicu peningkatan trombosit sebagai bagian dari proses penyembuhan.
- Pengangkatan limpa (splenektomi). Setelah pengangkatan limpa, jumlah trombosit dapat meningkat karena limpa biasanya membantu mengatur jumlah trombosit dalam darah.
2. Trombositosis primer (esensial)
Trombositosis primer (esensial) adalah kondisi yang lebih jarang, di mana sumsum tulang memproduksi trombosit secara berlebihan tanpa ada kondisi lain yang mendasari.
Penyebab kondisi ini umumnya berupa gangguan mieloproliferatif, seperti trombositemia esensial, di mana sumsum tulang menghasilkan trombosit secara berlebihan tanpa penyebab yang jelas.
Bagaimana jika kadar trombosit anak rendah?
Jika kadar trombosit pada anak-anak lebih rendah dari normal (kurang dari 150.000 trombosit per mikroliter darah), kondisi ini disebut trombositopenia.
Trombositopenia bisa berbeda-beda dalam tingkat keparahannya dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dari yang sementara hingga kondisi medis yang lebih serius.
Pada anak-anak, kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti memar yang mudah muncul tanpa sebab jelas, perdarahan gusi atau mimisan yang sulit dihentikan, dan bintik-bintik merah kecil di kulit (petechiae).
Anak juga mungkin mengalami perdarahan yang berkepanjangan dari luka kecil,serta darah dalam urine atau tinja.
Trombositopenia pada anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor utama, yang meliputi berikut ini.
- Infeksi virus. Seperti demam berdarah dengue, rubella, dan hepatitis, yang dapat menurunkan produksi trombosit.
- Penyakit autoimun. Kondisi seperti idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), di mana sistem kekebalan tubuh menyerang trombosit.
- Gangguan sumsum tulang. Seperti leukemia atau anemia aplastik, yang mengganggu produksi trombosit.
- Kekurangan nutrisi. Kekurangan vitamin B12 atau asam folat dapat menurunkan produksi trombosit.
- Efek samping obat. Beberapa obat, seperti antibiotik atau obat antikejang, dapat menyebabkan trombositopenia.
- Pembesaran limpa (splenomegali). Limpa yang membesar dapat menghancurkan trombosit lebih cepat dari biasanya.
Cara menjaga kadar trombosit normal pada anak
Menjaga kadar trombosit normal pada anak sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan akibat kadar yang tidak normal.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk membantu menjaga kadar trombosit yang sehat.
1. Mendapat nutrisi yang seimbang
Untuk membantu mendukung kesehatan trombosit, penting untuk selalu menjaga asupan nutrisi yang seimbang dengan mengonsumsi makanan berikut ini.
- Makanan kaya zat besi. Zat besi membantu dalam produksi sel darah, termasuk trombosit. Sumber makanan yang kaya zat besi termasuk daging merah, bayam, dan kacang-kacangan.
- Makanan tinggi vitamin B12 dan asam folat. Nutrisi ini penting untuk produksi sel darah. Pastikan anak mendapatkan cukup makanan seperti daging, telur, susu, serta sayuran berdaun hijau.
- Buah dan sayuran segar. Buah-buahan seperti pepaya dan jeruk, serta sayuran hijau, dapat membantu menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh dan mendukung produksi trombosit.
2. Menjaga hidrasi yang cukup
Pastikan anak minum cukup air setiap hari untuk menjaga volume darah yang sehat dan mendukung fungsi optimal dari semua sel darah, termasuk trombosit.
3. Melakukan imunisasi tepat waktu
Imunisasi dapat mencegah penyakit infeksi yang bisa menyebabkan penurunan jumlah trombosit, seperti demam berdarah dan rubella.
4. Menghindari paparan bahan kimia berbahaya
Hindari paparan anak terhadap bahan kimia berbahaya, termasuk asap rokok, pestisida, dan bahan kimia rumah tangga, yang dapat memengaruhi kesehatan sumsum tulang.
5. Memantau penggunaan obat
Jika anak memerlukan obat jangka panjang, terutama antibiotik atau obat antikejang, diskusikan dengan dokter mengenai potensi efek samping yang dapat memengaruhi trombosit.
6. Melakukan aktivitas fisik yang aman
Dorong aktivitas fisik anak yang sehat dan aman. Lalu, hindari olahraga atau aktivitas yang dapat menyebabkan cedera berat, yang bisa mengakibatkan perdarahan jika kadar trombosit di bawah normal.
7. Memerhatikan gejala yang mencurigakan
Segera periksa ke dokter jika anak menunjukkan tanda-tanda seperti mudah memar, perdarahan yang tidak wajar, atau bintik-bintik merah kecil di kulit (petechiae).
8. Menghindari obat pengencer darah
Jangan memberikan obat seperti aspirin tanpa anjuran dokter, karena bisa mengganggu pembekuan darah dan menurunkan trombosit.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Anda dapat membantu menjaga kadar trombosit anak dalam kisaran normal dan mendukung kesehatan mereka secara menyeluruh.
Kesimpulan
- Kadar trombosit normal pada anak umumnya berkisar antara 150.000 hingga 450.000 mcL. Namun, kadar ini juga bisa berbeda-beda, tergantung pada usia masing-masing anak.
- Jika kadar trombosit anak berada di bawah 150.000, maka anak bisa dikatakan menderita trombositosis. Sementara jika trombosit di dalam tubuh anak mencapai lebih dari 450.000, kondisi ini menandakan anak mengalami trombositopenia.
- Untuk menjaga kadar trombosit normal pada anak, beberapa upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan mendapat nutrisi seimbang, menjaga hidrasi tubuh, melakukan imunisasi, menghindari bahan kimia berbahaya, memantau penggunaan obat, melakukan aktivitas fisik, memperhatikan gejala di tubuh, dan menghindari konsumsi obat pengencer darah.
[embed-health-tool-vaccination-tool]