Kemoterapi sering menjadi bagian dari rencana pengobatan saat anak didiagnosis kanker. Meski tidak mudah dijalani, kemoterapi memiliki peran penting dalam menghentikan perkembangan sel kanker. Lantas, kapan anak perlu menjalani kemoterapi? Bagaimana prosedurnya dilakukan? Ketahui penjelasan seputar kemoterapi anak di bawah ini.
Apa fungsi kemoterapi pada anak?
Kemoterapi adalah pengobatan yang menggunakan obat-obatan khusus untuk menghancurkan atau menghambat pertumbuhan sel kanker.
Pada anak-anak, kemoterapi sering menjadi bagian penting dari rencana perawatan kanker karena mampu bekerja dengan menargetkan sel-sel kanker yang menyebar ke berbagai bagian tubuh.
Melansir dari situs Yale Medicine, kemoterapi tidak hanya digunakan untuk mengobati kanker tertentu, tetapi juga memiliki fungsi lain yang mendukung proses penyembuhan.
Salah satunya adalah mengecilkan ukuran tumor sebelum dilakukan tindakan operasi, sehingga operasi menjadi lebih mudah dan efektif.
Selain itu, kemoterapi dapat dikombinasikan dengan terapi lain seperti radioterapi untuk meningkatkan efektivitas pengobatan.
Pada beberapa kondisi, kemoterapi juga diberikan untuk mengurangi rasa sakit atau gejala lain yang disebabkan oleh kanker, dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup si Kecil.
Dalam banyak kasus, lebih dari satu jenis obat kemoterapi digunakan secara bersamaan karena masing-masing obat bekerja dengan cara berbeda untuk melawan sel kanker.
Dengan perencanaan tepat dan pengawasan medis yang ketat, kemoterapi dapat menjadi langkah penting dalam melawan kanker pada anak dan bayi serta memberikan harapan kesembuhan yang lebih besar.
Apakah kemoterapi aman untuk anak-anak?
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Kondisi yang memerlukan kemoterapi anak
Kemoterapi pada anak biasanya diberikan saat mereka didiagnosis menderita kanker tertentu. Beberapa kondisi medis yang paling sering memerlukan kemoterapi pada anak adalah sebagai berikut.
1. Leukemia
Kemoterapi merupakan pengobatan utama untuk sebagian besar leukemia atau kanker darah pada anak. Ini termasuk pada jenis leukemia limfoblastik akut (ALL) dan leukemia mieloid akut (AML).
Beberapa obat kemoterapi yang digunakan untuk mengobati leukemia anak meliputi vincristine, daunorubicin, doxorubicin, hingga methotrexate.
2. Limfoma
Kemoterapi juga kerap dilakukan untuk mengobati limfoma pada anak, yaitu kanker yang menyerang kelenjar getah bening.
Beberapa obat kemoterapi yang digunakan untuk mengatasi kanker kelenjar getah bening pada anak adalah cyclophosphamide, doxorubicin, bleomycin, hingga dacarbazine.
3. Tumor tulang
Kemoterapi juga dibutuhkan pada kasus tumor tulang seperti osteosarkoma dan sarkoma Ewing, yang umumnya memerlukan kombinasi kemoterapi dan tindakan lainnya.
Tumor tulang pada anak biasanya akan menggunakan kombinasi obat-obatan dengan methotrexate dosis tinggi, doxorubicin, dan cisplatin.
4. Medulloblastoma dan jenis kanker otak lainnya
Beberapa kanker otak pada anak juga memerlukan kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker setelah pembedahan atau bersama radiasi.
Obat-obatan yang umum digunakan untuk pengobatan medulloblastoma meliputi cisplatin, vincristine, cyclophosphamide, dan carboplatin.
Prosedur kemoterapi pada anak
Kemoterapi untuk mengobati kanker pada bayi dan anak dilakukan dalam siklus perawatan yang bertujuan untuk memberi waktu bagi tubuh anak beristirahat dan pulih di antara sesi pengobatan.
Prosedur kemoterapi ini bisa dilakukan di rumah sakit, klinik onkologi, pusat kanker, atau bahkan di rumah. Lalu, berapa lama kemoterapi untuk anak-anak?
Anak bisa menjalani perawatan kanker ini setiap hari, minggu, atau beberapa minggu selama jangka waktu tertentu, bergantung pada kondisi anak dan jenis pengobatan yang diperlukan.
Melansir dari situs Nationwide Children’s, kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara. Cara yang paling umum adalah sebagai berikut.
- Oral. Ini artinya obat kemoterapi anak diminum dalam bentuk pil atau cairan untuk ditelan.
- Infus (intravena). Obat dimasukkan ke dalam pembuluh darah. Jika anak tidak memiliki kateter atau port, jarum akan dimasukkan ke pembuluh darah setiap kali perawatan, lalu dicabut setelah selesai.
- Injeksi. Obat akan disuntikkan ke otot atau di bawah kulit.
- Injeksi intratekal. Obat disuntikkan di tulang belakang dengan cara memasukkan obat ke dalam cairan di antara jaringan tipis yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang.
Selama menjalani kemoterapi, kesehatan anak akan dipantau secara ketat. Pemeriksaan tanda vital anak seperti suhu tubuh dan tekanan darah dilakukan sebelum, selama, dan sesudah sesi pengobatan.
Tes darah juga mungkin diperlukan untuk mengevaluasi kondisi tubuh. Selain itu, anak bisa diberikan obat-obatan dan cairan tambahan untuk membantu mencegah efek samping dari kemoterapi.
Efek samping kemoterapi pada anak
Meskipun kemoterapi sangat penting untuk mengobati kanker pada si Kecil, pengobatan ini dapat menimbulkan berbagai efek samping.
Hal ini terjadi karena obat kemoterapi tidak hanya menyerang sel kanker, tetapi juga dapat memengaruhi sel-sel sehat yang tumbuh cepat di tubuh, seperti di rambut, darah, dan sistem pencernaan.
Efek samping yang muncul bisa berbeda pada setiap anak. Ada yang muncul segera setelah kemoterapi atau beberapa hari atau minggu setelahnya, tergantung pada jenis obat, dosis, dan kondisi tubuh secara keseluruhan.
Bahkan, efek samping yang terjadi pun bisa muncul setelah beberapa bulan atau tahun setelah kemoterapi. Berikut beberapa efek samping umum yang bisa terjadi akibat kemoterapi pada si Kecil.
- Rambut rontok.
- Sakit mulut atau tenggorokan.
- Kehilangan selera makan.
- Mual dan muntah pada anak.
- Penambahan berat badan.
- Kelelahan.
- Diare.
- Sembelit.
- Masalah pada kulit.
Obat kemoterapi juga bisa memengaruhi sel normal di sumsum tulang, yang dapat menurunkan jumlah sel darah. Hal ini dapat menyebabkan:
- meningkatnya risiko infeksi akibat kekurangan sel darah putih normal,
- mudah memar dan berdarah akibat jumlah trombosit dalam darah yang terlalu sedikit, serta
- kelelahan karena kekurangan sel darah merah.
Sebagian besar efek samping kemoterapi dapat hilang dengan sendirinya, tetapi beberapa lainnya dapat berlangsung lama atau justru menjadi permanen.
Oleh karena itu, pastikan untuk bertanya kepada dokter atau perawat tentang efek samping spesifik yang harus diwaspadai pada si Kecil.
Selain itu, jangan lupa untuk tanyakan tentang apa yang harus Anda lakukan untuk mengurangi efek sampingnya.
Kesimpulan
- Kemoterapi adalah pengobatan penting untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker pada anak, terutama untuk jenis kanker limfoma, tumor tulang, kanker otak, dan leukemia pada anak.
- Prosedur kemoterapi dilakukan dalam siklus tertentu dan dapat diberikan secara oral, infus, atau suntikan, tergantung pada kondisi anak.
- Efek samping yang umum meliputi rambut rontok, mual, kelelahan, dan penurunan sel darah, tetapi sebagian besar bersifat sementara dan bisa dikelola.