backup og meta

6 Ciri-Ciri Bayi Bisu yang Perlu Ortu Kenali sejak Dini

6 Ciri-Ciri Bayi Bisu yang Perlu Ortu Kenali sejak Dini
6 Ciri-Ciri Bayi Bisu yang Perlu Ortu Kenali sejak Dini

Setiap orangtua tentu menginginkan buah hatinya tumbuh dan berkembang dengan baik, termasuk dalam hal kemampuan berbicara. Namun, beberapa bayi mengalami gangguan komunikasi, salah satunya adalah ketidakmampuan untuk mengeluarkan suara atau berbicara, yang sering dikaitkan dengan kebisuan. Lantas, apa ciri-ciri bayi bisu yang bisa dikenali?

Mengenali tanda bayi bisu sejak dini sangat penting agar dapat segera diberikan stimulasi dan penanganan yang tepat. Ketahui infonya di bawah ini.

Ciri-ciri bayi bisu atau tidak bisa bicara

bayi susah sendawa

Sebagai orangtua, wajar jika Anda merasa khawatir ketika bayi belum menunjukkan perkembangan bicara sesuai dengan usianya. 

Keterlambatan bicara merupakan salah satu masalah perkembangan yang cukup umum, tetapi dalam beberapa kasus, hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan komunikasi yang lebih serius, seperti kebisuan. 

Oleh karena itu, memahami ciri awal anak tidak bisa bicara sangat penting agar orangtua dapat segera mengambil langkah yang tepat. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang perlu diperhatikan.

1. Tidak mengeluarkan suara di usia 3 bulan 

Saat memasuki usia 2–3 bulan, bayi biasanya mulai mengeluarkan suara seperti “ooo” atau “aaa”. Ini adalah cooing pada bayi dan merupakan tahapan penting dalam perkembangan bahasa bayi.  

Jika bayi tidak menunjukkan tanda-tanda vokalisasi pada usia ini, hal ini bisa menjadi indikasi keterlambatan bicara atau gangguan pada perkembangan komunikasi.

2. Jarang menangis atau tidak mengeluarkan suara saat menangis 

Bayi yang baru lahir hingga beberapa bulan pertama biasanya sering menangis untuk mengungkapkan kebutuhan mereka, seperti lapar, tidak nyaman, atau ingin digendong.

Jika bayi jarang menangis atau menunjukkan ciri-ciri tangisan bayi bisu, seperti tidak bersuara, ini bisa menjadi ciri bayi bisu sejak lahir karena adanya gangguan pada pita suara atau sistem pendengarannya.

3. Tidak merespons suara di sekitarnya 

Melansir dari Ability Central, bayi pada umumnya akan bereaksi terhadap suara keras, suara ibu, atau suara mainan di sekitarnya. 

Jika bayi tampak tidak terkejut, tidak melakukan kontak mata, atau tidak menunjukkan respons terhadap suara-suara ini, ada kemungkinan ia mengalami gangguan pendengaran yang bisa berdampak pada kemampuan bicaranya. 

Perlu diketahui!

Meski ada anggapan bahwa anak tuli pasti bisu, kenyataannya tidak selalu demikian. Dengan terapi wicara dan alat bantu dengar, anak dengan gangguan pendengaran masih bisa belajar berbicara.

4. Tidak mengikuti instruksi sederhana di usia 18 bulan 

Pada usia ini, anak sudah mulai bisa memahami perintah sederhana seperti “ambil bola” atau “beri ke mama”.

Jika bayi tampak tidak memahami perintah, ada kemungkinan ini menjadi tanda bayi bisu yang perlu orangtua waspadai. 

5. Tidak bisa meniru suara 

Anak usia 2 tahun biasanya mulai bisa menggabungkan dua kata menjadi satu frasa, seperti “mau susu” atau “ayo main”.

Jika tidak ada perkembangan dalam kemampuan berbicara, sebaiknya konsultasikan kepada dokter. Hal ini karena bisa menjadi ciri anak tidak bisa bicara. 

6. Tidak menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi 

Sebelum bisa berbicara, bayi biasanya menggunakan gerakan tubuh seperti menunjuk, menggelengkan kepala, atau meraih sesuatu sebagai cara berkomunikasi bayi

Jika bayi tidak melakukan gerakan-gerakan ini seiring bertambahnya usia, hal ini bisa menjadi ciri-ciri bayi bisu.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Cara untuk merangsang bayi berbicara

perkembangan bahasa bayi

Merangsang bayi agar mulai berbicara, terutama bila menunjukkan tanda keterlambatan bicara atau mungkin bisu, memerlukan pendekatan yang konsisten dan stimulasi yang tepat.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan. 

1. Sering mengajak bayi berbicara 

Meskipun bayi belum bisa merespons dengan kata-kata, sering mengajaknya berbicara dapat membantu mengenalkan berbagai kata dan suara.

2. Membacakan buku sejak dini 

Cara merangsang bayi yang memiliki ciri-ciri bisu juga dapat dilakukan dengan membacakan buku sejak dini.

Memilih buku dengan gambar dan kata-kata sederhana dapat membantu si Kecil memahami bahasa lebih cepat. 

3. Ajak anak mendengarkan lagu 

Musik dapat membantu bayi mengenali suara.

Oleh karena itu, mendengarkan lagu-lagu bersama anak dengan lirik sederhana bisa menjadi cara sederhana merangsang anak yang tidak bisa bicara. 

4. Menjalani terapi wicara 

Bila anak menunjukkan tanda bayi bisu, maka menjalani terapi wicara bisa menjadi solusi yang tepat guna merangsang perkembangan bahasanya.  

Terapi ini bertujuan untuk membantu anak dalam membangun keterampilan komunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal, sesuai dengan tahap perkembangannya.

Kapan harus ke dokter?

cara mengatasi anak takut ke dokter

Jika orangtua melihat tanda-tanda keterlambatan atau tidak bisa bicara pada bayi, sebaiknya tidak mengabaikannya.

Berikut beberapa kondisi yang mengharuskan bayi diperiksa oleh dokter atau terapis wicara. 

  • Tidak mengeluarkan suara sama sekali di usia 6 bulan.
  • Tidak merespons suara atau tampak tidak mendengar.
  • Tidak mengoceh atau mencoba berbicara di usia 12 bulan.
  • Tidak memahami perintah sederhana di usia 18 bulan.
  • Tidak bisa mengucapkan kata-kata sederhana di usia 24 bulan.
  • Kesulitan menggerakkan mulut, bibir, atau lidah saat mencoba berbicara.

Dokter akan melakukan evaluasi untuk mengetahui apakah penyebab terlambat atau tidak bisa bicara terkait dengan gangguan pendengaran, masalah perkembangan otak, atau faktor lainnya. 

Nantinya, dokter bisa merujuk anak ke terapis wicara untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Kesimpulan

  • Mengenali tanda-tanda bayi bisu atau tidak bisa bicara sangat penting agar orangtua dapat segera mengambil langkah yang tepat. 
  • Beberapa ciri bayi yang bisu meliputi tidak mengeluarkan suara di usia 3 bulan, jarang menangis, tidak merespons suara, tidak mengikuti instruksi sederhana di usia 18 bulan, serta tidak meniru suara atau menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi.
  • Untuk merangsang bayi agar mulai berbicara, orangtua bisa sering mengajaknya berbicara, membacakan buku, mendengarkan lagu bersama, dan jika diperlukan, menjalani terapi wicara. 
  • Jika bayi menunjukkan tanda-tanda keterlambatan atau masalah bicara yang signifikan, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter atau terapis wicara untuk mendapatkan evaluasi dan penanganan lebih lanjut.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How to Recognize the Early Signs of Muteness. (n.d.). Retrieved 17 March 2025, from https://abilitycentral.org/article/how-recognize-early-signs-muteness

Delayed Speech or Language Development (for Parents) | Nemours KidsHealth. (n.d.). Retrieved 17 March 2025, from https://kidshealth.org/en/parents/not-talk.html

Fuel-Admin. (2022). Signs Your Child has a Speech, Language or Hearing Problem: Louisville. Retrieved 17 March 2025, from https://thehearinginstitute.org/signs-child-speech-language-hearing-problem/

Language Delays in Toddlers: Information for Parents. (2011). Retrieved 17 March 2025, from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/Pages/language-delay.aspx

Signs and symptoms. (2024). Retrieved 17 March 2025, from https://speechandlanguage.org.uk/educators-and-professionals/signs-and-symptoms/

Versi Terbaru

27/03/2025

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Aisya Fikritama, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Tahapan Perkembangan Bahasa Bayi sampai Umur 11 Bulan

7 Siasat Optimalkan Perkembangan Bahasa Anak Dengan Memperkaya Kosakatanya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Aisya Fikritama, Sp.A

Kesehatan anak · RS UNS Solo


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 4 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan