Anda pernah melihat bintik kecil warna putih di kulit bayi? Jika ya, itu adalah milia dan memang sering timbul pada bayi baru lahir. Beberapa orangtua ingin menghilangkan bintik putih ini. Namun, milia sebenarnya bisa hilang dengan sendirinya. Berikut penjelasan seputar milia pada bayi yang perlu diperhatikan.
Apa itu milia pada bayi?
Milia adalah bintik kecil berwarna putih yang sering muncul pada kulit wajah bayi baru lahir, khususnya di area hidung, pipi, dan dagu.
Milia biasanya tidak menimbulkan rasa sakit atau bahaya. Bintik-bintik kecil ini tidak selalu berwarna putih, tapi terkadang juga bisa kekuningan dengan ukuran sekitar satu sampai dua milimeter.
Meski sering diduga sebagai jerawat pada bayi, milia dan jerawat merupakan dua kondisi yang berbeda.
Dikutip dari MedlinePlus, milia bisa timbul ketika kulit mati terperangkap di dalam kantong kecil di permukaan kulit atau mulut.
Milia tidak bisa dicegah, tetapi umumnya tidak memerlukan perawatan karena akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan.
Untuk bayi, milia biasanya berlangsung beberapa minggu di awal kehidupannya. Berbeda pada orang dewasa dan anak-anak yang usianya lebih besar, milia bisa bertahan lebih lama.
Namun, untuk milia sekunder, baik pada bayi, anak-anak, maupun orang dewasa, jenis ini bisa menjadi permanen.
Tanda dan gejala milia pada bayi
Milia memiliki beberapa gejala sebelum pertumbuhannya, seperti berikut ini.
- Bintik yang muncul di pipi, hidung, dan dagu.
- Bintik putih yang agak menonjol di kulit bayi baru lahir.
- Bintik putih terlihat pada gusi atau sekitar mulut.
Ketiga kondisi ini sangat umum terjadi pada bayi, sehingga tidak membahayakan, tidak mengganggu, dan tidak menimbulkan masalah kesehatan si Kecil.
Jenis milia pada bayi yang perlu diperhatikan orangtua
Pada bayi, milia biasanya muncul sebagai milia neonatal. Ini adalah jenis milia yang paling umum pada bayi baru lahir.
Namun, melansir dari Cleveland Clinic, ada juga beberapa jenis lain milia yang mungkin terjadi pada bayi. Berikut penjelasan masing-masing jenisnya.
1. Milia neonatal
Ini adalah bintik-bintik putih kecil yang muncul pada bayi baru lahir, terutama di wajah seperti hidung, pipi, dagu, dan kadang di dahi atau sekitar mata.
Milia neonatal terjadi karena pori-pori kulit bayi yang masih sangat kecil dan mudah tersumbat oleh sel kulit mati.
Jenis ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu pertama atau bulan awal setelah lahir.
2. Milia primer
Jenis ini sering muncul pada kelopak mata, dahi, pipi, sampai alat kelamin. Milia primer lebih sering dialami oleh anak-anak sampai orang dewasa.
Pada bayi, milia primer sering kali sama dengan milia neonatal dan umumnya hilang tanpa perlu perawatan khusus.
Meski beberapa milia primer terletak di bagian tubuh yang tidak lazim, bintik putih ini tidak berbahaya dan tidak terkait dengan kerusakan atau penyakit kulit bayi.
3. Milia traumatik
Milia traumatik terbentuk setelah terjadi cedera kulit, seperti luka bakar atau lecet.
Pada bayi, jenis ini sangat jarang dialami karena kulit mereka mungkin tidak pernah mengalami trauma atau luka serius.
Namun, baik pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa, bintik-bintik pada kulit bisa menjadi permanen.
Sebagian besar kasus milia pada bayi tidak memerlukan perawatan dan akan hilang dengan sendirinya.
Bisakah milia pada bayi dicegah?
Cara mengobati milia pada bayi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa tidak diperlukan perawatan khusus untuk menghilangkan milia pada bayi Anda.
Apabila kondisi ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi bayi Anda, berikut ini ada beberapa cara untuk merawat dan mengatasi bintik putih pada wajah si Kecil.
1. Menggunakan kompres hangat
Pertama-tama, perlu diingat bahwa jangan pernah untuk memencet atau mengikis milia pada bayi Anda.
Cara ini merupakan langkah yang salah karena hal tersebut justru dapat meningkatkan risiko infeksi pada kulit bayi.
Alternatifnya, Anda bisa mengompres dengan kain yang sudah dibasuh dengan air hangat pada kulit bayi Anda.
Cara mengompres untuk menghilangkan milia pada bayi, yaitu sebagai berikut.
- Merendam kain lembut dengan air hangat.
- Peras kain tersebut agar tidak terlalu basah.
- Jangan lupa untuk memeriksa apakah kainnya terlalu panas atau tidak.
- Kompres area yang terdapat milia dengan kompres hangat tersebut.
- Lakukan selama tiga kali sehari setiap hari selama seminggu.
Jika dilakukan secara rutin, kemungkinan besar bintik-bintik putih pada bayi Anda akan mengering dan mengelupas dengan sendirinya.
Meski begitu, tetap dibutuhkan waktu untuk mendapatkan hasil yang maksimal sampai milia benar-benar hilang.
2. Memanfaatkan lulur almond
Selain mengompres dengan air hangat, Anda juga bisa membuat lulur dengan campuran almond dan susu untuk menghilangkan milia pada kulit si Kecil.
Cara membuatnya juga cukup mudah. Anda hanya memerlukan almond dan sedikit susu sebagai bahan campurannya. Setelah itu, rendam almond di dalam air selama 3—4 jam.
Giling almond yang sudah dicampur dengan susu agar terbentuk pasta halus. Jika sudah membentuk pasta yang lembut, cobalah untuk menggosokkan scrub tersebut pada wajah bayi Anda dengan perlahan.
Kulit bayi biasanya lebih sensitif dari orang dewasa. Itu sebabnya, sebelum Anda melakukan hal ini, cobalah untuk berkonsultasi dulu kepada dokter anak Anda.
3. Menerapkan kebiasaan yang baik
Rutinitas yang sehat dan baik bagi kulit Anda sebenarnya adalah kunci untuk menghilangkan milia pada si Kecil.
Ada beberapa kebiasaan yang bisa Anda lakukan agar bintik putih pada wajah bayi Anda cepat hilang, antara lain sebagai berikut.
- Mencuci wajah bayi setiap hari dengan air hangat dan sabun yang lembut.
- Saat mengeringkan, jangan menggosok kulit bayi, melainkan tepuklah perlahan-lahan dengan handuk atau lap.
- Setelah dibersihkan, jangan lupa mengoleskan pelembap atau losion bayi bebas pewangi, terlebih ketika cuaca kering.
- Jaga suhu ruangan agar tetap nyaman untuk bayi Anda dan biasakan menyeka keringat mereka agar terhindar dari infeksi.
Menerapkan kebiasaan dan kebersihan yang baik pada bayi sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit si Kecil.
Meski begitu, tidak perlu khawatir dengan munculnya milia, karena bukan berarti di kemudian hari si Kecil akan berjerawat.
4. Gunakan sabun yang lembut
Saat mandi, gunakan sabun dengan formula melembutkan dan melembapkan kulit bayi. Ini bisa membantu membuat kulit bayi tetap lembap, lembut, dan tidak iritasi.
Milia tidak perlu diberikan bedak bayi atau produk perawatan lainnya. Hal tersebut bisa menutup pori-pori kulit yang justru bisa menimbulkan milia baru.
5. Hindari dehidrasi pada bayi
Pastikan bayi terhidrasi dengan baik. Bila si Kecil masih di bawah usia 6 bulan, berikan ASI eksklusif, sedangkan bayi di atas 6 bulan, sudah bisa diberikan air putih.
Cara ini diperlukan untuk menjaga tubuh bayi tidak dehidrasi.
Kapan perlu dibawa ke dokter?
[embed-health-tool-vaccination-tool]