Cara selanjutnya mengatasi biduran karena alergi susu sapi adalah dengan mengganti susu formula sapi ke susu formula terhidrolisa ekstensif.
Protein di dalam susu ini dipecah menjadi bagian kecil, sehingga tubuh tidak mendeteksi pecahan protein tersebut sebagai alergen. Dengan begitu, bayi masih bisa mendapatkan asupan protein dan nutrisi lainnya ini secara optimal. Selain itu, susu ini juga membantu mengurangi risiko gejala alergi pada bayi.

Penggunaan susu formula altenatif ini dilakukan pada bayi sampai usianya mencapai 9-12 bulan atau sekurang-kurangnya 6 bulan. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menyarankan setelah melewati rentang waktu tersebut, saatnya orangtua melakukan uji provokasi dengan memberikan susu sapi.
Bila tidak ada gejala yang timbul, berarti anak sudah toleran. Tetapi jika gejala kambuh, cobalah untuk tetap meneruskan susu formula terhidrolisa ekstensif.
Bila ibu membutuhkan kepastian perawatan yang tepat untuk mengatasi alergi susu sapi berdampak biduran pada bayi, jangan sungkan untuk konsultasikan ke dokter termasuk seputar pemilihan susu formula terhidrolisa ekstensif.
Untuk mengetahui dan mendiagnosis apakah bayi memiliki alergi, dokter akan melakukan rangkaian pemeriksaan, seperti uji alergi kulit, pemeriksaan darah untuk antibodi IgE spesifik protein susu sapi, serta pemeriksaan lainnya.