backup og meta

Mengenal Manfaat dan Proses Terapi Okupasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Mengenal Manfaat dan Proses Terapi Okupasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Apakah anak Anda kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari yang tidak biasa seperti teman-teman seusianya? Jika ya, mungkin terapi okupasi adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut. Lantas, seperti apa terapi okupasi pada anak dilakukan?

Apa itu terapi okupasi pada anak?

Terapi okupasi adalah bentuk terapi atau perawatan untuk membantu seseorang dengan masalah fisik, sensorik, atau kognitif.

Melalui terapi ini, seseorang dengan masalah tersebut dapat menjalani setiap aktivitasnya dengan lebih mandiri.

Terapi okupasi dapat dilakukan pada orang di segala usia, termasuk anak-anak.

Pada anak, terapi ini dapat membantunya melakukan kegiatan sehari-hari, seperti belajar, menulis, bermain, atau sekadar makan dan memakai pakaian.

Selama terapi berlangsung, terapis akan memberikan kegiatan yang membantu anak untuk menemukan cara dalam melakukan aktivitas yang dirasa sulit bagi mereka.

Cara yang dimaksud termasuk pemberian alat bantu yang dapat membantu anak beraktivitas.

Ambil contohnya, sling untuk membantu menopang anggota tubuh tertentu, kursi roda untuk berpindah tempat, atau peralatan lainnya yang mempermudah anak melakukan suatu hal.

Kegiatan yang dilakukan termasuk hal-hal sederhana, seperti membuka toples atau memakai sepatu.

Siapa saja yang membutuhkan terapi okupasi anak?

terapi anak down syndrome

Terapi okupasi anak bisa diberikan pada anak di segala usia, termasuk bayi yang baru lahir hingga yang berusia remaja atau sampai usia 19 tahun.

Biasanya, terapi ini diberikan pada anak dengan kondisi medis tertentu yang memengaruhi kemampuan fisik, sensorik, dan kognitifnya.

Berikut beberapa kondisi medis yang dimaksud.

  • Bayi lahir prematur.
  • Cacat lahir atau cedera saat lahir.
  • Masalah sistem saraf pada anak, termasuk cerebral palsy, spina bifida, multiple sclerosis, sindrom Guillain-Barre, dan cedera otak atau sumsum tulang belakang.
  • Anak dengan autisme.
  • Perkembangan motorik anak yang terlambat, seperti belum dapat duduk, merangkak, atau berjalan hingga waktu tertentu.
  • Masalah mental atau gangguan perilaku anak.
  • Sensory processing disorder.
  • Patah tulang atau masalah tulang lainnya yang memerlukan gips atau alat penyangga.
  • Luka bakar.
  • Radang sendi pada anak.
  • Masalah makan pada anak.
  • Gangguan belajar dan koordinasi, seperti menulis dengan tangan, memotong dengan gunting, atau perawatan diri sehari-hari.
  • Kekuatan yang menurun atau gerakan tubuh yang terbatas di bahu, lengan, atau tangan.
  • Cedera tangan.
  • Kanker pada anak.
  • Perawatan setelah menjalani operasi.
  • Masalah yang terjadi karena kondisi medis jangka panjang, seperti bronchopulmonary dysplasia.

Manfaat terapi okupasi pada anak

Terapi okupasi tidak hanya membantu anak agar lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-harinya.

Namun, jenis terapi ini juga bisa memberikan banyak manfaat lain.

Berikut adalah beberapa manfaat terapi okupasi yang bisa anak Anda dapatkan.

  • Mengembangkan keterampilan motorik halus, seperti menggenggam dan melepaskan benda yang digenggamnya, menggunakan gunting, menulis, mewarnai, dan menggunakan komputer dengan lebih baik.
  • Mengembangkan keterampilan motorik kasar anak, seperti naik-turun tangga atau berjalan.
  • Menguasai keterampilan hidup atau perawatan diri yang dasar, seperti mandi, berpakaian, menyikat gigi, dan makan, secara mandiri.
  • Meningkatkan kemampuan visual, seperti mengenali huruf, membaca, atau membedakan jarak dan ukuran.
  • Meningkatkan koordinasi mata dan tangan agar dapat bermain dan melakukan keterampilan lainnya di sekolah, seperti memukul bola atau menyalin tulisan yang ada di papan tulis.
  • Mempelajari serta meningkatkan perilaku positif dan keterampilan sosial dengan mempraktikkan bagaimana anak mengelola frustasi dan kemarahan.
  • Meningkatkan rasa percaya diri anak serta harga dirinya.
  • Meningkatkan performa di sekolah.

Bagaimana terapi okupasi pada anak dilakukan?

terapi aba, terapi okupasi pada anak

Di terapi okupasi, terapis akan membantu memaksimalkan kemampuan dan fungsi tubuh anak serta membantu memfasilitasi dan melatih keterampilan yang dirasa sulit bagi anak.

Bentuk fasilitas dan program latihan keterampilan yang diberikan bisa berbeda pada setiap anak karena kesulitan yang dimiliki pun umumnya tak sama.

Agar dapat memberikan program terapi yang tepat, terapis umumnya akan melakukan penilaian mengenai kemampuan anak terlebih dahulu.

Dalam proses penilaian, terapis mungkin akan meminta anak untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti menulis, menggambar, memainkan permainan anak, atau mengikat tali sepatu.

Anak juga mungkin meremas alat khusus guna mengukur kekuatannya. Proses penilaian ini bisa dilakukan di rumah, rumah sakit, klinik, atau bahkan sekolah anak.

Setelah penilaian selesai dilakukan, terapis akan membuat rencana program yang berfokus pada keterampilan anak yang perlu ditingkatkan.

Biasanya, program latihan ini mencakup beberapa hal kecil yang berkaitan dengan keterampilan tersebut.

Kids Health memberi contoh begini, agar dapat mandi sendiri, anak Anda mungkin perlu belajar cara menyalakan air, mengatur suhu air, mengambil sabun dan handuk, serta masuk ke bak mandi.

Contoh lainnya, jika anak perlu meningkatkan kemampuan motorik halus, ia mungkin akan berlatih mengambil barang yang kecil dengan pinset.

Sementara untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar, terapis mungkin akan meminta anak Anda untuk berlari di rintangan atau melakukan gerakan jumping jacks.

Semua bentuk latihan tersebut harus terus menerus dilakukan secara rutin sesuai dengan program yang ditetapkan agar hasilnya maksimal.

Terapi okupasi ini terkadang bisa anak Anda dapatkan di sekolah sebagai bagian dari pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus.

Namun, terapi ini juga bisa dilakukan di tempat lain, seperti rumah sakit, klinik, pusat rehabilitasi, atau bahkan di rumah.

Sementara lamanya terapi bisa dalam jangka pendek atau panjang. Hal ini bergantung pada apa yang perlu dilatih oleh anak serta bagaimana respon ia terhadap latihan tersebut.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Does My Child Need Occupational Therapy?. Healthcare.utah.edu. (2022). Retrieved 7 March 2022, from https://healthcare.utah.edu/life-skills-clinic/does-my-child-need-occupational-therapy.php

Going to an Occupational Therapist (for Kids) – Nemours KidsHealth. Kidshealth.org. (2022). Retrieved 7 March 2022, from https://kidshealth.org/en/kids/occupational-therapist.html

Occupational Therapy (for Parents) – Nemours KidsHealth. Kidshealth.org. (2022). Retrieved 7 March 2022, from https://kidshealth.org/en/parents/occupational-therapy.html

Occupational Therapy. Nationwide Children’s. (2022). Retrieved 7 March 2022, from https://www.nationwidechildrens.org/specialties/occupational-therapy

What Is Occupational Therapy? | Understood – For learning and thinking differences. Understood.org. (2022). Retrieved 7 March 2022, from https://www.understood.org/articles/en/occupational-therapy-what-you-need-to-know

Versi Terbaru

30/10/2022

Ditulis oleh Ihda Fadila

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Satria Aji Purwoko


Artikel Terkait

Perbedaan Perkembangan Sensorik dan Motorik Anak Balita

Perkembangan Kognitif Bayi Baru Lahir Sampai 11 Bulan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 30/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan