backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Apakah Anak yang Mengalami ADHD Bisa Sembuh?

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 16/08/2021

    Apakah Anak yang Mengalami ADHD Bisa Sembuh?

    Anak dengan ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) mengalami perkembangan otak yang berbeda sehingga mereka sulit memusatkan perhatian. Dokter dan terapis biasanya menangani ADHD lewat kombinasi terapi psikologis, terapi edukasi, dan obat. Lantas, apakah semua ini bisa membuat anak dengan ADHD sembuh total?

    Bisakah anak ADHD sembuh?

    ADHD adalah gangguan kejiwaan yang memengaruhi fungsi otak dan perilaku. Kondisi ini tidak dapat dicegah maupun disembuhkan, tetapi ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menangani gejala ADHD yang dialami si kecil.

    Penanganan terhadap ADHD dilakukan melalui metode berikut:

    1. Gejala anak ADHD bisa sembuh dengan konsumsi obat-obatan

    anak minum obat tidur

    Obat bisa meningkatkan konsentrasi dan fokus anak dengan ADHD. Namun, tentu ada banyak hal perlu Anda pertimbangkan sebelum memberikan banyak obat kepada anak. Berkonsultasilah dengan dokter untuk menentukan jenis obat yang anak Anda butuhkan.

    Kendati anak dengan ADHD tidak bisa sembuh hanya dengan cara ini, obat-obatan berikut dapat membantu mereka dalam belajar dan beraktivitas:

    • Obat stimulan (perangsang fungsi) sistem saraf seperti dextromethamphetamine, dextromethylphenidate, dan methylphenidate.
    • Obat non-stimulan sistem saraf seperti atomoxetine, antidepresan, guanfacine, dan clonidine.

    Kedua obat tersebut sama-sama dapat menimbulkan efek samping berupa sakit kepala, insomnia, penurunan berat badan, sakit perut, rasa cemas, dan mudah marah. Pastikan Anda memantau efek samping yang muncul dan memberitahukannya kepada dokter.

    2. Terapi psikologis

    terapi perilaku anak autis

    Terapi psikologis mungkin memerlukan waktu lebih lama dan tidak bisa membuat anak dengan ADHD sembuh total. Akan tetapi, cara ini lebih sesuai bagi anak-anak berusia di bawah 6 tahun, seperti yang disarankan oleh American Academy of Pediatrics.

    Jenis terapi pertama yang umum dilakukan adalah psikoterapi. Terapi ini membantu anak memahami perasaan dan pikirannya terkait kondisi yang ia alami. Anak juga akan belajar membuat keputusan baik dalam hubungan, sekolah, maupun kegiatannya.

    Terapi lain yang juga sering digunakan yakni terapi perilaku. Terapis, orangtua, anak, dan mungkin guru akan bekerja sama dalam memantau serta memperbaiki kebiasaan anak. Hasilnya, anak mampu menghadapi berbagai situasi dengan respons yang tepat.

    Selain kedua terapi tersebut, anak juga dapat menjalani terapi grup, terapi musik, maupun latihan bersosialisasi. Meski tidak membuat anak dengan ADHD sembuh, cara ini bisa membantunya dalam berkomunikasi, meminta tolong, meminjam mainan, maupun hal lainnya.

    3. Bantuan dari orangtua dan guru

    anak ADHD belajar

    Anak-anak yang memiliki ADHD dapat menjalani hari-harinya dengan lebih mudah bila kegiatannya terorganisasi dengan baik. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan orangtua dan guru untuk membantu anak, di antaranya:

    • Membuat jadwal harian yang mencakup waktu tidur, bangun tidur, mengerjakan PR, dan bermain. Ajak buah hati Anda mematuhi jadwal harian ini.
    • Menyimpan pakaian, kebutuhan sekolah, hingga mainan di tempat yang teratur.
    • Mengajari anak mencatat apa saja PR-nya di rumah sehingga tidak ada yang terlewat.
    • Melatih anak untuk melakukan suatu kegiatan selama 10 menit, lalu memberikan tanggapan positif ketika ia berhasil.
    • Menguraikan kegiatan yang besar menjadi rutinitas yang lebih kecil.

    Anak dengan ADHD memang tidak bisa sembuh, tapi Anda dapat membantu anak menangani gejala yang ia alami melalui beberapa langkah di atas. Kuncinya adalah sabar, konsisten, dan memahami bahwa setiap anak memiliki kondisi yang berbeda. 

    Terkadang, wajar bila anak tidak mau mengikuti rutinitasnya atau tidak mendengarkan Anda. Meski memerlukan banyak waktu, semua upaya yang Anda lakukan dan rasa lelah yang menyertainya akan memberikan hasil yang sepadan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 16/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan