backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kenali Penyebab Anak Sering Mengigau dan Penanganannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 5 hari lalu

Kenali Penyebab Anak Sering Mengigau dan Penanganannya

Anda mungkin sering mendapati anak tidur gelisah dan mengigau atau bahkan berbicara sendiri. Hal ini mungkin membuat Anda khawatir karena mengigau membuat istirahat si Kecil terganggu. Apa sebenarnya yang menyebabkan anak sering mengigau? Lalu bagaimana mengatasinya? Yuk, simak penjelasan berikut!

Apa penyebab anak sering mengigau?

Saat mengigau, anak-anak dapat berbicara, tertawa, mengerang, atau menangis sambil tertidur lelap. Mereka tidak melakukan hal ini secara sadar dan akan lupa dengan sendirinya saat bangun tidur.

Anak-anak yang mengigau bisa terlihat seolah sedang bicara kepada diri sendiri atau mengobrol dengan orang lain.

Perkataannya dapat berkaitan dengan percakapan atau ingatan masa lalu atau tidak berkaitan sama sekali dengan apa pun.

Uniknya, beberapa anak mengigau dengan suara yang sama sekali berbeda dengan suara aslinya.

Mereka bisa saja melontarkan kalimat lengkap, kata-kata acak, atau erangan tidak jelas yang sering kali terdengar lucu bagi orangtua.

Mengigau awalnya diduga berkaitan dengan pergantian fase tidur.

Akan tetapi, para ilmuwan sekalipun belum yakin akan hal hal ini karena kenyataannya anak-anak dan orang dewasa bisa saja mengigau pada setiap fase tidur.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak sering mengigau, di antaranya:

  • faktor keturunan dari orangtua yang sering mengigau,
  • kelelahan, rasa cemas, dan stres,
  • rasa antusias terhadap hal atau kegiatan tertentu,
  • kurang tidur.
  • anak demam,
  • adanya gangguan psikologis pada anak, serta
  • sedang menjalani pengobatan tertentu.

Apa yang sebaiknya dilakukan jika anak sering mengigau?

cara mengatasi mabuk perjalanan pada anak

Anak sering mengigau karena faktor keturunan mungkin bukan hal yang perlu Anda khawatirkan.

Namun, jika curiga terhadap gangguan psikologis yang mungkin anak alami, sebaiknya berkonsultasilah kepada psikolog atau spesialis kejiwaan.

Selain itu, jika anak tidur gelisah dan mengigau setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu, sebaiknya tanyakan kepada dokter apakah itu efek dari obat dan perlukah mengganti obatnya.

Hindari mengabaikan anak saat ia mengigau saat tidur. Meskipun hal ini sering terjadi, ada baiknya Anda mengecek kondisinya.

Jangan sampai si kecil sedang sakit atau demam tinggi sehingga membutuhkan perawatan orangtua.

Wajarkah jika anak mengigau setiap hari?

anak yang sering sakit dan cara meningkatkan imun

Melansir situs Sleep for Kids, sebanyak 69% anak-anak berusia di bawah 10 tahun mengalami gangguan tidur termasuk mengigau saat tidur.

Pada dasarnya, kondisi ini adalah hal normal yang tidak membahayakan.

Namun, bisa jadi kondisi ini menandakan adanya situasi tertentu yang menurunkan kualitas tidurnya. Inilah yang harus digali orangtua dan mengatasinya segera.

Jika anak Anda mengigau sesekali dalam seminggu, kondisi ini tergolong wajar. Anda baru perlu waspada akan pola tidur si Kecil apabila ia mengigau setiap malam selama satu bulan berturut-turut.

Terlalu sering mengigau mungkin menandakan bahwa si Kecil mengalami gangguan tidur yang lebih serius. Berikut beberapa hal yang perlu Anda waspadai.

1. REM sleep behavior disorder (RBD)

Selama fase REM (rapid eye movement), tubuh mengalami lumpuh sejenak diiringi gerakan mata acak dan cepat.

RBD menghilangkan fase kelumpuhan ini sehingga anak-anak dapat berteriak, marah, bahkan bertindak kasar saat bermimpi.

2. Sleep terror

Salah satu penyebab si Kecil sering mengigau yang satu ini juga sering disebut sebagai night terror. Gangguan ini menyebabkan perasaan takut berlebihan pada beberapa jam pertama setelah tidur.

Melansir Mayo Clinic, sleep terror dapat menyebabkan seseorang melakukan sejumlah tindakan tak wajar saat tidur seperti berteriak, ketakutan yang berlebihan, berusaha menggapai sesuatu, bahkan terkadang mengalami tidur sambil berjalan.

Night terror biasanya dipicu oleh kelelahan parah, kurang tidur, stres, dan demam. Anak-anak yang mengalaminya bisa berteriak, memukul, atau menendang sebagai respons dari mimpi buruk.

3. Nocturnal sleep-related eating disorder (NS-RED)

Sering mengigau juga bisa menjadi tanda bahwa anak mengalami gangguan NS-RED. Gangguan ini dapat dipicu oleh stres, gangguan tidur lain, serta rasa lapar pada siang hari.

Anak yang mengalami NS-RED akan sering terbangun untuk mencari makanan.

Perilaku ini sering kali disertai dengan mengigau. Esok harinya, anak biasanya tidak mengingat bahwa ia terbangun pada tengah malam.

Cara mengatasi anak yang sering mengigau

perawatan setelah khitan

Wajar bagi orangtua untuk merasa cemas saat mengetahui anaknya sering mengigau.

Untuk mengurangi kekhawatiran Anda, berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan agar anak tidur lebih nyenyak.

  • Membiasakan tidur dan bangun pada jam yang sama.
  • Pastikan anak tidur cukup, yakni selama 11—14 jam.
  • Hindari aktivitas berlebihan yang membuat anak kelelahan.
  • Tidak memberikan makanan berat sebelum tidur.
  • Melatih anak untuk kembali tidur saat terbangun pada malam hari.
  • Mengatur tempat tidur dan suhu kamar anak agar ia bisa tidur dengan nyaman.
  • Bacakan dongeng pengantar tidur dan berdoa bersama untuk membuatnya rileks.

Cara tersebut dapat diterapkan jika perilaku mengigau anak tergolong ringan.

Sementara pada anak yang terlalu sering mengigau, kerap bermimpi buruk, atau menjerit saat mengigau mungkin memerlukan pemeriksaan lebih lanjut bersama dokter spesialis.

Kesimpulan

  • Pada dasarnya, mengigau sesekali dalam seminggu masih tergolong wajar.
  • Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak sering mengigau, misalnya kurang tidur, demam, faktor keturunan, hingga adanya gangguan psikologis pada anak.
  • Anak sering mengigau karena faktor keturunan mungkin bukan hal yang perlu Anda khawatirkan.
  • Namun, bila dicurigai adanya gangguan psikologis, sebaiknya berkonsultasi kepada psikolog.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 5 hari lalu

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan