Ada banyak gaya pengasuhan yang biasa diterapkan orangtua. Selain pola asuh otoritatif yang dinilai ideal, ada pula yang disebut dengan gentle parenting.
Pernahkah Anda mendengar istilah ini? Cari tahu dulu informasinya pada ulasan berikut sebelum memutuskan untuk menerapkannya.
Apa itu gentle parenting?
Gentle parenting adalah pola pengasuhan yang lembut serta mengandalkan empati, pengertian, dan rasa hormat terhadap anak dengan tetap menerapkan batasan-batasan.
Pada pola pengasuhan ini, orangtua berupaya memahami perasaan anak serta menerima keterbatasan psikologis yang dimiliki anak pada setiap usianya.
Ia kemudian akan membiarkan anak bertindak sesuai dengan keinginannya. Namun, tidak seperti pola asuh abai, di sini orangtua tetap memberikan batasan.
Orangtua berusaha memberi pengertian atau pelajaran berharga dari setiap perilaku anak untuk mereka menentukan sendiri mana jalan yang akan diambilnya.
Tak seperti gaya pengasuhan tradisional, gentle parenting tidak berfokus pada hukuman dan penghargaan.
Justru, pola asuh ini berfokus pada peningkatan kesadaran diri dan pemahaman anak tentang perilaku mereka sendiri.
Misalnya, saat anak berperilaku buruk, orangtua tidak memarahi anak yang dapat membuatnya merasa takut dan tunduk.
Namun, orangtua dengan gentle parenting justru tetap tenang serta dengan tegas memberikan sejumlah pilihan beserta konsekuensi baik atau buruknya.
Melalui cara tersebut, Anda menunjukkan empati dan rasa hormat terhadap perasaan anak. Anak pun diberi kesempatan untuk memahami serta bertanggung jawab atas perilakunya sendiri atau bahkan mengubah perilakunya.
Dengan pola pengasuhan tersebut, diharapkan anak menjadi pribadi yang lebih percaya diri, mandiri, dan bahagia.
Manfaat atau kelebihan dari gentle parenting
Ada banyak manfaat atau kelebihan yang bisa orangtua dan anak dapat dengan menerapkan pola pengasuhan gentle parenting. Berikut beberapa di antaranya.
1. Anak belajar berempati
Anak-anak merupakan peniru yang ulung. Apa yang orangtua lakukan akan ditiru oleh anaknya. Hal ini juga terjadi pada anak yang mendapat pola asuh gentle parenting.
Berempati pada anak membuatnya melakukan hal yang sama terhadap diri Anda atau bahkan orang lain.
Ia belajar bahwa dengan memahami perasaan orang lain akan dapat memberikan tanggapan positif yang baik untuk dirinya sendiri.
2. Hubungan positif antara anak dan orangtua
Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan lembut ini lebih mungkin mengembangkan hubungan antara orangtua dan anak yang sehat, kuat, dan positif.
Manfaat gentle parenting ini umumnya sulit didapat pada gaya pengasuhan lain, terutama pola asuh otoriter. Padahal, hubungan yang positif dapat berdampak pada anak hingga kemudian hari.
3. Anak belajar mengontrol emosi
Orangtua yang menerapkan pola asuh lembut ini cenderung bersikap tenang dan penuh perhatian. Mereka berupaya untuk mengontrol emosi negatifnya dan tidak membentak anak saat ia berperilaku buruk.
Berkat cara tersebut, suasana di rumah menjadi lebih tenang. Anak-anak juga belajar mengatur emosinya dan berupaya menyelesaikan permasalahan tanpa perlu emosi.
4. Menjadi upaya motivasi untuk anak
Orangtua yang menerapkan gentle parenting tidak fokus pada perilaku buruk anak. Namun, ia bekerja sama dengan anak untuk menentukan perilaku yang lebih baik untuknya.
Dengan kata lain, orangtua justru menanamkan perilaku motivasional agar anak berupaya menjadi lebih baik.
Ini akan bermanfaat saat anak mengalami kesulitan belajar, ia akan mencari cara yang membantu meningkatkan kemampuannya.
5. Memiliki kemampuan sosial emosional yang lebih baik
Pada akhirnya, gaya pengasuhan gentle dapat membantu mencapai kemampuan sosial emosional anak yang lebih baik.
Ini didukung dengan rasa empati yang baik, kemampuan mengontrol emosi, serta membangun hubungan yang positif dengan orang lain yang terbentuk dari pola pengasuhan tersebut.
6. Orangtua menjadi lebih berkembang
Bukan cuma pada anak, faktanya, gentle parenting juga memberi manfaat untuk kehidupan orangtua itu sendiri.
Gaya pengasuhan yang lembut memberi ruang bagi orangtua untuk menghargai perasaan dan kebutuhan mereka sendiri dalam menangani berbagai masalah.