Banyak orang yang beranggapan jika pengasuhan anak merupakan tanggung jawab dan tugas ibu saja. Padahal, mengasuh anak tidak boleh hanya dibebankan kepada ibu, tetapi ayah juga perlu mengambil peran penting. Jangan sampai si Kecil merasa fatherless karena ketidakhadiran sosok ayah dalam hidupnya.
Apa yang dimaksud fatherless?
Fatherless atau father absence adalah suatu kondisi di mana tidak adanya figur ayah dalam pola asuh anak.
Seseorang dapat dikatakan mengalami kondisi fatherless ketika ia tidak memiliki ayah atau atau tidak memiliki hubungan dekat dengan ayahnya karena situasi dan kondisi tertentu.
Makna fatherless berbeda dengan kehilangan ayah karena meninggal atau disebut yatim.
Fatherless lebih diartikan sebagai kondisi ketika seorang ayah tidak dapat hadir baik secara fisik maupun psikologi di dalam perkembangan anak.
Padahal, tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh kehadiran dari kedua orangtuanya dalam pengasuhan.
Jika ini terjadi, maka akan menimbulkan kekosongan emosi dan psikis anak yang dapat berdampak pada perilaku anak di kemudian hari.
Fakta tentang fatherless di Indonesia
Meskipun terdengar awam di telinga masyarakat, ternyata fenomena fatherless ini cukup marak terjadi di Indonesia.
Ya, Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu fatherless country atau negara tanpa ayah tertinggi ke-3 di dunia.
Ini ditandai dengan masyarakat Indonesia yang memiliki kecenderungan tidak adanya peran atau keterlibatan sosok ayah yang hangat dalam kehidupan sehari-hari anak di rumah.
Fenomena fatherless memang telah marak di Indonesia, tapi banyak orang yang belum menyadari.
Hal ini dipengaruhi salah satunya oleh budaya lokal dan stigma yang keliru di tengah masyarakat. Misalnya, seorang ayah yang tidak pantas mengasuh anak dan tidak bisa mengurus rumah tangga.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, fenomena fatherless ini mungkin justru akan semakin sulit ditangani. Hal itu dikarenakan, prioritas dan kebutuhan materiil masyarakat yang telah bertambah.
Selain itu, faktor kesibukan demi mengejar target untuk kebutuhan sehari-hari juga dapat berdampak pada berkurangnya waktu dan kualitas kebersamaan di antara ayah dan anak.
Kenapa peran ayah penting?
Peran ayah itu sangat penting karena salah satu faktor negara yang hebat juga bergantung pada ayah yang hebat.
Sebab, selain ibu, adanya sosok ayah yang hebat akan menghasilkan anak-anak yang hebat pula.
Melansir Association of Child Psychotherapy, sosok ayah memberikan kontribusi vital bagi perkembangan emosional anak.
Jika dibandingkan dengan ibu, cara berinteraksi ayah kepada anaknya akan lebih komunikatif dengan penggunaan kosakata yang beragam.
Selain itu, pola pertanyaan 5W+1H yang biasanya dilontarkan sang ayah dapat membuat anak memiliki kemampuan berkomunikasi yang lebih bertanggung jawab dan logis.
Meskipun ibu menunjukkan keterlibatan yang lebih besar daripada ayah, terdapat banyak bukti yang cukup bahwa peran ayah memiliki pengaruh positif terhadap keterampilan akademis anak.
Jadi, pada dasarnya peran ayah dan ibu di dalam keluarga itu berbeda.
Bukan hanya sosok ibu yang perannya dibutuhkan, tetapi kehadiran seorang ayah dalam kehidupan anak juga sangat penting agar terhindar dari kondisi fatherless.
Apa penyebab fatherless?
Terkadang, ada suatu situasi yang tidak bisa dihindari hingga fatherless harus dialami oleh si Kecil. Penting bagi Anda untuk memahami beberapa penyebab fatherless berikut ini.
1. Perceraian orangtua
Penyebab fatherless yang sering terjadi disebabkan oleh perceraian kedua orangtua.
Hal ini membuat anak broken home kehilangan kesempatan untuk berkomunikasi secara langsung dengan sang ayah setelah perceraian terjadi.
Si Kecil akan mengembangkan ketidakpuasan yang mengindikasikan adanya kekosongan figur ayah di dalam hidupnya karena terbatasnya waktu komunikasi yang dimiliki.
Selain itu, kurangnya pertemuan anak dengan anak korban perceraian juga bisa diakibatkan oleh pengaruh ibu.
Misalnya, perasaan amarah terhadap mantan pasangan yang membuat ibu mencegah anaknya bertemu dengan sang ayah.
2. Pengasuhan patrilineal
Seperti yang Anda ketahui, bahwa pola patrilineal sangat kental dirasakan di Indonesia. Kondisi ini ternyata dapat mengembangkan Indonesia menjadi fatherless country.
Mengutip situs Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, banyak anggapan yang berkembang terkait peran ayah yang dinilai sudah berjuang keras untuk mencari nafkah, sehingga tidak perlu dibebankan lagi untuk mengasuh anak di rumah.
Bahkan dulu, tak jarang nenek dan ibu yang menyuruh untuk tidak membangunkan ayah saat tengah beristirahat di rumah. Padahal, ayah hanya memiliki waktu yang terbatas untuk bisa bermain bersama anak.
Apa dampak fatherless bagi perkembangan anak?
Dampak yang terjadi pada anak-anak dengan fatherless dapat dirasakan tidak hanya saat kanak-kanak, tapi hingga ia dewasa.
Melalui penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI tentang Dampak Fatherless Terhadap Perkembangan Psikologis Anak, dikatakan bahwa anak yang dibesarkan tanpa ayah akan berdampak kepribadiannya hingga dewasa.
Adapun sejumlah dampak fatherless yang perlu Anda pahami, sebagai berikut.
- Rendahnya harga diri atau self-esteem ketika ia dewasa.
- Adanya perasaan marah atau anger.
- Menimbulkan perasaan minder atau tidak percaya diri karena berbeda dengan anak-anak lain dan tidak dapat mengalami pengalaman kebersamaan dengan seorang ayah yang dirasakan anak-anak lainnya.
Itulah beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui perihal keterlibatan ayah dalam perkembangan anak.
Jangan lupa untuk memastikan si Kecil memperoleh kasih sayang dan perhatian yang cukup dari kedua orangtuanya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]