backup og meta

Pup Bayi Keras Saat MPASI, Perlukah Khawatir?

Pup Bayi Keras Saat MPASI, Perlukah Khawatir?

Pengenalan makanan pendamping ASI (MPASI) merupakan tahapan penting dalam pertumbuhan bayi. Namun, memasuki fase ini, ada kalanya orangtua menghadapi berbagai tantangan yang kerap membuatnya khawatir, seperti pup bayi keras saat MPASI. 

Meski umumnya normal, ada tanda feses keras pada bayi MPASI yang juga perlu dikhawatirkan. Pada kondisi tersebut, feses keras bisa terjadi karena hal tertentu yang perlu mendapat perhatian dan mungkin penanganan.

Apa ciri pup keras saat MPASI yang normal?

Pup atau feses keras pada bayi saat memulai MPASI memang umum terjadi. Kondisi ini pun sebenarnya merupakan bagian dari proses penyesuaian tubuh terhadap perubahan pola makannya. 

Hal ini karena saat bayi mulai mengonsumsi makanan padat, sistem pencernaannya harus beradaptasi dengan jenis makanan baru tersebut. Alhasil, pola buang air besarnya pun akan terpengaruh.

Mengingat ini adalah hal yang normal, sebenarnya orangtua tidak perlu terlalu khawatir karena tidak semua kasus feses keras semasa MPASI memerlukan perhatian medis. 

Berikut adalah beberapa ciri yang bisa menunjukkan bahwa pup bayi keras saat MPASI masih tergolong normal. 

1. Frekuensi buang air besar normal 

Pada dasarnya, frekuensi buang air besar bayi bervariasi, tergantung pada seberapa sering ia menyusu dan makan. 

Bayi dengan frekuensi pup yang teratur dan sesuai dengan pola makannya, kerasnya feses mungkin hanya merupakan respons sementara tubuh terhadap perubahan pola makannya. 

Namun, melansir Children’s Hospital Colorado, bayi yang tidak buang air besar selama empat hari dan keras, sebaiknya segera periksakan ke dokter karena bisa saja pertanda sembelit. 

2. Warna feses 

Normalnya, bayi yang mendapatkan asupan ASI atau makanan akan memiliki warna feses seperti kuning, cokelat muda, atau hijau. 

Jadi, bila pup bayi keras saat MPASI tetapi masih berwarna normal, biasanya ini bukan pertanda adanya masalah yang serius. 

3. Tidak adanya gejala lain 

Saat bayi tidak menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan atau rasa sakit saat buang air besar, mungkin feses keras pada bayi MPASI masih dalam batasan wajar. 

Namun, bila bayi tampak rewel atau menangis saat buang air besar dan konsistensi pup terlihat keras dan sangat kering, mungkin ini menunjukkan tanda terjadinya sembelit. 

4. Tidak ada darah di pup 

Bila pup keras saat MPASI tidak disertai dengan darah, mungkin ini masih tergolong normal.

Pada kondisi ini, pup yang keras bisa jadi terjadi akibat penyesuaian sistem pencernaan bayi terhadap perubahan pola makannya. 

5. Bayi tetap aktif 

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa perubahan pola makan bisa menyebabkan feses keras semasa MPASI bayi. 

Namun, bila si Kecil tidak menunjukkan perubahan perilaku serta tetap aktif dan ceria, mungkin ini bukan masalah yang serius dan akan membaik setelah beberapa hari. 

Apa ciri pup bayi keras saat MPASI yang perlu dikhawatirkan?

cara mengatasi bayi sembelit obat untuk

Meski umumnya tergolong normal dan akan membaik setelah beberapa hari, ada ciri-ciri feses keras pada bayi MPASI yang perlu dikhawatirkan, di antaranya berikut ini.

1. Sakit perut

Saat pup bayi keras dan menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan seperti sakit perut dan menangis berlebihan, terutama saat buang air besar, ini mungkin perlu dikhawatirkan. 

Pasalnya, pup keras yang disertai tanda-tanda di atas bisa menjadi tanda sembelit pada bayi

2. Bayi muntah

Bila feses keras pada bayi MPASI disertai dengan muntah setelah makan, ini bisa menandakan adanya masalah pencernaan yang lebih serius. 

3. Frekuensi air besar menurun 

Bila si Kecil jarang buang air besar, terutama lebih dari tiga hari, dan saat buang air besar fesesnya keras, ini bisa menjadi tanda sembelit yang perlu diperhatikan. 

4. Rewel 

Bayi yang tampak rewel, tidak nyaman, atau kehilangan nafsu makan selama beberapa hari bisa jadi mengalami sembelit atau masalah pencernaan lainnya yang lebih serius.

Jika pup bayi Anda keras saat MPASI yang disertai salah satu dari tanda-tanda di atas, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat

Penyebab pup keras saat MPASI

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan sembelit dan pup bayi keras saat MPASI atau setelah makan makanan padat. Berikut beberapa di antaranya.

  • Kekurangan cairan. Ini dapat memicu sembelit yang akhirnya membuat feses keras saat MPASI. Oleh karena itu, pastikan ia mendapatkan cukup cairan seperti dari air putih, ASI, hingga susu formula. 
  • Kekurangan serat. Memilih menu atau resep MPASI yang tidak tepat, seperti makanan rendah serat, juga bisa menjadi penyebab pup keras saat MPASI. 
  • Perkenalan pola makanan baru. Saat bayi mulai mengonsumsi makanan padat, sistem pencernaannya perlu waktu untuk menyesuaikan diri. Ini dapat menyebabkan perubahan dalam bentuk dan konsistensi feses. 
  • Mengonsumsi makanan padat terlalu banyak. Memberikan makanan padat terlalu cepat dan banyak juga dapat membebani sistem pencernaan bayi. Ini dapat menyebabkan pup bayi menjadi lebih keras terutama saat MPASI. 
  • Kandungan zat besi terlalu tinggi. Memberikan menu MPASI dengan kandungan zat besi yang terlalu tinggi juga dapat menjadi penyebab feses keras pada bayi. 
  • Kondisi kesehatan tertentu. Beberapa bayi yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti alergi makanan, intoleransi laktosa, hingga kelainan metabolik juga dapat memengaruhi pencernaan dan menyebabkan pup keras.  

Cara mengatasi pup bayi keras saat MPASI

makanan penyebab sembelit pada bayi

Untuk mengatasi feses keras pada bayi MPASI atau mencegahnya terjadi, berikut ada beberapa cara yang dapat dilakukan. 

1. Berikan makanan mengandung serat 

Untuk membantu mengatasi pup keras pada bayi, Anda bisa memberikan menu MPASI antisembelit yang mengandung serat tinggi, seperti puree apel. 

2. Cukupi kebutuhan cairan bayi

Kekurangan cairan dapat menjadi penyebab pup bayi keras. Oleh karena itu, pastikan bayi mendapatkan cukup cairan. Pada bayi yang sudah MPASI, Anda bisa memberikannya air putih selain ASI atau susu formula. 

3. Pijat perut bayi

Memijat perut si Kecil dengan lembut dengan gerakan melingkar juga dapat membantu merangsang gerakan usus dan membantu bayi mengeluarkan pup dengan lebih mudah. 

4. Konsultasikan kepada dokter

Bila pup bayi keras saat MPASI masih berlanjut meski sudah mencoba berbagai cara di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Kesimpulan

  • Pup keras saat MPASI biasanya merupakan respons tubuh bayi terhadap perubahan pola makan, dan sering kali masih tergolong normal jika tidak disertai gejala lain seperti sakit perut, muntah, atau darah pada feses.
  • Namun, ada beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan pup keras saat MPASI, misalnya kekurangan cairan, rendahnya asupan serat, hingga konsumsi makanan padat yang berlebihan. 
  • Untuk membantu mengatasinya, sebaiknya orangtua perlu memberikan makanan tinggi serat, mencukupi kebutuhan cairan, hingga mencoba memijat perut bayi. 

[embed-health-tool-child-growth-chart]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Jay L. Hoecker, M. D. (2022). How to help your infant with constipation. Retrieved 13 Agustus 2024, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/expert-answers/infant-constipation/faq-20058519 

Constipation in babies (0 to 1 years). (2023). Retrieved 13 Agustus 2024, from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/constipation-in-babies#treated 

Pooping By the Numbers: What’s Normal for Infants? (n.d.). Retrieved 13 Agustus 2024, from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Pooping-By-the-Numbers.aspx 

Baby Poop Guide. (n.d.). Retrieved 13 Agustus 2024, from https://www.childrenscolorado.org/conditions-and-advice/parenting/parenting-articles/baby-poop-guide/ 

Longwood Pediatrics Starting Baby on Solid Food. (n.d.). Retrieved 13 Agustus 2024, from https://www.longwoodpeds.org/patient-education/nutrition/starting-baby-solid-food 

The Children’s Hospital of Philadelphia. (2016). The Scoop on Infant Poop: Is That Normal? Retrieved 13 Agustus 2024, from https://www.chop.edu/news/health-tip/scoop-infant-poop-normal 

Constipation in Infants. (n.d.). Retrieved 13 Agustus 2024, from https://www.nationwidechildrens.org/conditions/constipation-infant 

How Can I Tell if My Baby Is Constipated? (for Parents) | Nemours KidsHealth. (n.d.). Retrieved 13 Agustus 2024, from https://kidshealth.org/en/parents/constipated.html

Constipation in babies (0 to 1 years). (2023). Retrieved 13 Agustus 2024, from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/constipation-in-babies 

Versi Terbaru

02/10/2024

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Aisya Fikritama, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Bolehkah MPASI Fortifikasi Diberikan kepada si Kecil?

10 Peralatan MPASI Bayi yang Perlu Dipersiapkan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Aisya Fikritama, Sp.A

Kesehatan anak · RS UNS Solo


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 02/10/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan