backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Bayi 9 Bulan Sudah Boleh Makan Nasi? Ini Penjelasannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Aisya Fikritama, Sp.A · Kesehatan anak · RS UNS Solo


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

Bayi 9 Bulan Sudah Boleh Makan Nasi? Ini Penjelasannya

Pada umumnya, bayi mulai diperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI) saat memasuki usia 6 bulan. Namun, tidak semua jenis makanan bisa langsung diberikan kepada bayi pada usia ini, termasuk nasi utuh. Lalu, bagaimana jika bayi sudah berusia 9 bulan? Apakah bayi 9 bulan sudah boleh makan nasi utuh? Ketahui selengkapnya di bawah ini.

Apakah bayi 9 bulan boleh makan nasi utuh?

Tidak ada patokan khusus kapan bayi yang sudah MPASI boleh makan nasi utuh.

Akan tetapi, bayi biasanya siap untuk makan nasi utuh (bukan nasi yang dihaluskan) sekitar usia 10 hingga 12 bulan, seperti yang dilansir dari Golisano Children’s Hospital.

Ini tergantung pada perkembangan keterampilan mengunyah dan menelan mereka.

Namun, setiap bayi berkembang dengan tahapan makan sesuai kemampuannya sendiri. Jadi terkadang, ada juga bayi yang sudah boleh dan bisa makan nasi utuh pada usia 9 atau 8 bulan.

Ini artinya, kapan bayi makan nasi utuh tergantung pada kesiapannya. Jadi, sebelum memberikan nasi utuh kepada si Kecil, penting untuk memperhatikan tanda-tanda kesiapan berikut.

  • Kemampuan mengunyah. Bayi sudah bisa mengunyah makanan dengan baik, meskipun mereka mungkin belum memiliki gigi geraham. Gigi depan mereka biasanya cukup untuk mengunyah makanan lunak seperti nasi utuh.
  • Kemampuan menelan. Bayi bisa menelan makanan dengan baik tanpa tersedak.
  • Koordinasi tangan-mulut. Bayi sudah bisa mengambil makanan dengan tangan mereka dan memasukkannya ke mulut.
  • Keinginan terhadap makanan orang lain. Bayi menunjukkan minat pada makanan yang dimakan oleh anggota keluarga atau orang lain dan ingin mencobanya.

Efek bayi 9 bulan makan nasi utuh

resep mpasi 9 bulan

Makan nasi saat bayi berusia 9 bulan bisa memberikan sejumlah manfaat. Namun, penting pula untuk memperhatikan beberapa hal agar pemberian nasi aman dan sesuai dengan kebutuhan gizi bayi.

Bila diberikan dengan benar, makan nasi bisa memberikan sejumlah manfaat berikut untuk bayi berusia 9 bulan.

  • Sumber energi. Nasi adalah sumber karbohidrat yang baik, yang dapat memberikan energi yang dibutuhkan bayi untuk bertumbuh dan beraktivitas sehari-hari.
  • Kaya nutrisi. Nasi mengandung beberapa vitamin dan mineral, termasuk vitamin B dan zat besi, meskipun dalam jumlah yang relatif kecil.
  • Tekstur yang mudah diterima. Nasi yang dimasak hingga lembut memiliki tekstur MPASI yang mudah dicerna oleh bayi yang sedang belajar mengunyah makanan padat.
  • Keragaman makanan. Memberikan nasi dapat membantu memperkenalkan variasi dalam pola makan bayi, yang penting untuk mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan seimbang.

Namun, jika cara pemberian nasi tidak sesuai dengan usia bayi, ada efek negatif yang mungkin terjadi pada bayi, di antaranya sebagai berikut.

  • Tersedak. Jika nasi tidak dimasak dengan sangat lembut atau jika bayi belum siap untuk mengunyah makanan padat, ada risiko tersedak. Pastikan nasi dimasak dengan baik dan bayi selalu diawasi saat makan.
  • Ketidakseimbangan gizi. Memberikan terlalu banyak nasi tanpa mengimbangi dengan sumber nutrisi lain, seperti sayuran, buah, dan protein, dapat menyebabkan ketidakseimbangan gizi. Pastikan pola makan bayi tetap seimbang dan bervariasi.
  • Kemungkinan alergi atau intoleransi. Meskipun nasi jarang menyebabkan alergi pada bayi, perhatikan apakah ada reaksi alergi atau intoleransi setelah pemberian nasi, seperti ruam, muntah, atau diare.
  • Kebiasaan makan yang buruk. Memberikan nasi dengan tambahan garam, gula, atau bumbu berlebihan dapat memperkenalkan kebiasaan makan yang kurang sehat pada bayi. Hindari penggunaan bumbu tambahan.

Tips memberikan nasi utuh kepada bayi 9 bulan

mpasi salmon

Penting untuk memastikan bahwa nasi disajikan dengan cara yang aman dan sesuai dengan kemampuan bayi.

Berikut adalah beberapa tips dan panduan untuk memberikan makan nasi sebagai MPASI untuk bayi berusia 9 bulan.

  • Tekstur yang tepat. Nasi harus dimasak hingga sangat lembut dan dapat dihancurkan dengan mudah. Anda bisa menghaluskan nasi atau mencampurnya dengan sedikit air atau kaldu untuk membuatnya lebih lembut dan mudah dicerna oleh bayi.
  • Porsi kecil. Mulailah dengan porsi kecil untuk melihat bagaimana bayi Anda merespons nasi. Amati apakah bayi bisa mengunyah dan menelan nasi dengan baik.
  • Variasi. Campurkan nasi dengan sayuran yang sudah dihaluskan atau dicincang halus, seperti wortel, brokoli, atau bayam, untuk memberikan nutrisi tambahan. Anda juga bisa menambahkan sumber protein, seperti daging ayam yang dihaluskan atau ikan tanpa tulang.
  • Hindari bumbu berlebih. Hindari penggunaan garam, gula, dan bumbu berlebihan dalam makanan bayi. Rasa alami dari bahan makanan sudah cukup untuk bayi.
  • Pantau reaksi. Perhatikan jika ada tanda-tanda alergi atau ketidakcocokan, seperti ruam, muntah, atau diare. Jika muncul gejala seperti ini, hentikan pemberian nasi dan konsultasikan kepada dokter anak.
  • Frekuensi dan jadwal. Sesuaikan jadwal makan bayi dengan tiga kali makan utama dan dua kali makanan ringan. Nasi bisa menjadi salah satu pilihan makanan utama.

Dengan mengikuti panduan ini, makan nasi dapat menjadi asupan yang bergizi dan aman dari pola makan bayi berusia 9 bulan, 10 bulan, atau bahkan mungkin 8 bulan.

Penting untuk diketahui!

Jika Anda merasa ragu atau bila bayi Anda menunjukkan tanda-tanda kesulitan mengunyah atau menelan nasi, sebaiknya konsultasikan kepada dokter anak atau ahli gizi. Mereka dapat memberikan saran yang lebih sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan bayi Anda. Secara umum, dengan pengawasan dan persiapan yang tepat, bayi berusia 9 bulan dapat mulai makan nasi utuh yang dimasak lembut sebagai bagian dari pola makan seimbang.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Aisya Fikritama, Sp.A

Kesehatan anak · RS UNS Solo


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan